Pendiri Kerajaan Aceh – Raja Kerajaan Aceh (kompas.com) Cikal bakal menjadi Kerajaan Aceh bermula dari adanya Kerajaan Indra Purba yang terletak di Lamuri. Pada tahun 1059-1069 M, tentara China menyerang Kerajaan Indra Purba yang waktu itu dipimpin oleh Maharaja Indra Sakti.
- Etika peperangan terjadi, Kerajaan Perlak sebagai sekutu dari Kerajaan Indra Purba mengirimkan 300 pasukan, diantaranya terdapat pemuda kuat yang bernama Meurah Johan yang memimpin pertempuran.
- Akhirnya tentara China dapat dikalahkan dan diunsir mundur.
- Untuk membalas jasa Meurah Johan, maka Maharaja Indra Sakti menikahkan anaknya dengan pemuda tersebut.
Setelah itu, Meurah Johan yang bergelar Sultan Alaidin Johan Shah menggantikan mertuanya yang telah wafat sebagai raja di Kerajaan Indra Purba. Kemudian kerajaan tersebut berganti nama menjadi Kerajaan Darussalam yang terletak di Bandar Darussalam. Hingga akhirnya sampailah pada generasi ke 11, yaitu Sultan Ali Mughayat Shah.
Dalam perkembangannya, Sultan Ali Mughayat Shah lah pendiri Kerajaan Aceh Darussalam, dimana awalnya bernama Kerajaan Darussalam. Bukan hanya itu saja, Sultan Ali Mughyat Shah juga menyatukan kerajaan-kerajaan kecil yang berhasil ditakhlukannya di bawah naungan Kerajaan Aceh. Selain itu, Sultan Ali Mughayat Shah berjasa dalam melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis yang tiba di Malaka.
Oleh sebab itu, Sultan Ali Mughayat Shah membentuk angkatan laut dan darat. Kemudian juga membuat dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh. Sultan Ali Mughayat Shah akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 12 Dzulhijah sekitar 17 agustus 1530 M. Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Aceh mengalami penyerangan oleh Portugis yang dibantu oleh Kerajaan Johor, Perak dan Pahang yang saat itu sedang memusuhi Aceh.
Contents
Siapa nama pendiri kerajaan Islam pertama di Indonesia?
Letak dan Sejarah Kerajaan Perlak – Mengutip dari buku IPS Terpadu karya Nana Supriatna, Mamat Ruhimat dan Kosim, Kerajaan Perlak letaknya di Bukit Meuligou, Aceh. Wilayahnya sendiri di antara Samudra Pasai dan Aru. Sebelum Perlak menjadi kerajaan besar, negeri Perlak memiliki pemerintahannya sendiri dengan raja yang bergelar Meurah.
- Meurah memiliki arti maharaja.
- Pada tahun 173 H, sebuah kapal dagang dengan nama Nahkoda Khalifah membawa 100 anggota angkatan dakwah.
- Anggota tersebut terdiri dari negara Arab, Persia dan Hindi, mereka bertujuan menyebarkan agama Islam.
- Lalu, raja Perlak yang bergelar Meurah tersebut beserta rakyat Perlak yang beragama Hindu dan Buddha, masuk Islam secara sukarela.
Setelah itu, terjadilah perkawinan antara salah seorang anggota Nahkoda Khalifah dengan putri Istana Kemeurahan Perlak. Anak hasil perkawinan tersebut yaitu Saiyid Abdul Aziz, beliau merupakan raja pertama dari Kerajaan Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Siapakah raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam?
Kejayaan kerajaaan atau kesultanan Islam di Nusantara diperkirakan berlangsung sekitar abad ke 13 hingga abad ke 16. Salah satu kerajaan atau kesultanan Islam yang mempunyai pengaruh besar dan berdiri di tanah nusantara adalah Kesultanan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram.
Esultanan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke 16 hingga abad ke 18. Dimana, Kerajaan Mataram Islam berawal dari sebidang tanah di Plered yang dihadiahkan Joko Tingkir kepada Ki Ageng Pamanahan atas jasanya membantu Pajang menumpas perlawanan Arya Penansang.
Dalam sejarahnya, pendiri Kesultanan Mataram Islam adalah Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Dalam perkembangannya Mataram akan menjadi kerajaan yang kuat dan makmur dengan wilayah yang luas. Namun, akhirnya kerajaan itu akan terpecah belah akibat intervensi pihak asing.
- Pada masa pemerintahan Senopati diwarnai menertibkan wilayah yang menolak legitimasi Mataram.
- Bersama pamannya Ki Juru Mertani, Senopati menaklukan Demak, Kediri, Madiun, Kedu, Bagelen, Surabaya, dan Pasuruan.
- Setelah menaklukan Kediri, Panembahan Senopati wafat dan digantikan oleh putranya yaitu Mas Jolang yang bergelar Sultan Hanyokrowati.
Kendati demikian, pemerintahan Mas Jolang ini cukup singkat, lantaran beliau wafat sewaktu pulang dari medan pertempuran. Tahta tersebut jatuh kepada putranya yaitu Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo. Dibawah pemerintahannya seluruh wilayah yang membangkang bisa ditertibkan termasuk Surabaya dan Blambangan.
Mataram mencapai kejayaan dengab wilayah meliputi sebagian Jawa Barat (minus Banten dan Batavia), seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, ditambah Madura, Sukadana di Kalimantan Barat, dan Palembang. Baca juga: Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia: Kesultanan Aceh Atas perintah Sultan Agung Mataram pernah dua kali melakukan penyerangan ke benteng VOC di Batavia pada 1628 dan 1629.
Sejarah Kerajaan Aceh : Puncak Kejayaan hingga Masa Keruntuhan
Serangan ini bermaksud mematahkan kebijakan monopoli perdagangan VOC dipesisir utara Jawa. Namun, kedua serangan tersebut gagal karena kekurangan logistik tentara selama pertempuran. Sepeninggal Sultan Agung, tahta Kerajaan Mataram Islam beralih pada Susuhunan Amangkurat.
- Masa pemerintahannya diwarnai pemindahan pusat kerajaan ke Plered dan kebijakan luar negeri yang lunak serta berkompromi dengan VOC.
- Dimana, serikat dagang Belanda diijinkan mendirikan benteng di Mataram yang mengundang reaksi pemberontakan Pangeran Trunojoyo.
- Mengalami Kemunduran Setelah Amangkurat wafat, maka digantikan oleh Amangkurat II namun kondisi Mataram mengalami kemunduran karena banyak wilayah Mataram dibawah pengaruh VOC.
Sepeninggal Amangkurat II kemelut mulai menghantui Kerajaan Mataram Islam akibat adanya intervensi VOC. Intervensi ini menyulut perang antara Paku Buwono I yang didukung VOC melawan Amangkurat III yang didukung Untung Suropati. Sayangnya, perang berakhir dengan kemenangan Paku Buwono I sehingga mulailah era pemerintahan dinasi Pakubuwono di Mataram.
Siapakah nama raja pertama di Kerajaan Samudra Pasai?
Kompas.com – Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh. Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samuderan pasai didirikan oleh Meurah Silu pada 1267 M. Setelah masuk Islam, Meurah Silu berganti nama Malik Al Saleh.
- Ia bergelar Sultan Malik Al Saleh.
- Sultan Malik Al Saleh memerintah pada tahun 1285-1297.
- Pada masa pemerintahannya, ia didatangi seorang musafir dari Venetia (Italia) pada 1292 yang bernama Marcopolo.
- Melalui catatan Marcopolo ini lah diketahui bahwa raja Samudera Pasai bergelar Sultan.
- Wilayah kerajaan menjadi daerah di nusantara yang pertam kali dikunjungi oleh para pedagang dan pelayar.
Hal ini dikarenakan, letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional, yakni di pesisir utara Sumatera, tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, Aceh. Baca juga: Sejarah Selat Malaka, Letak, dan Jalur Perdagangan Sejak Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudera Pasai berhasil mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir II (1326-1345). Dirham, mata uang kuno Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai Mencapai Kejayaan Di bawah pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional. Setiap tahun, Kerajaan Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar.
- Pada masa ini pemerintahan Samudera Pasai terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab.
- Di masa kejayaannya, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham.
- Uang tersebut digunakan sebagai uang resmi kerajaan.
- Disamping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Baca juga: Museum Samudera Pasai di Aceh Utara Tetap Buka Saat Libur Nataru Dengan letaknya yang strategis, Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Maritim. Samudera Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka. Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh di pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain.
- Catatan Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Bukti-bukti arkeologis tentang keberadan Kerajaan Samudera Pasai ditemukan melalui makam raja-raja Pasai di kampung Gedong, Aceh Utara.
- Makam tersebut terletak di Desa Beuringin, dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan.
- Wilayah ini berjarak 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Salah satu dari makam-makam raja tersebut terdapat nama Sultan Malik Al Saleh. Dari karya tulis Hikayat Raja Pasai, yang pada awal teks tertulis 1360 H, menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai Dari catatan kunjungan Ibnu Batutah, utusan Sultan Delhi, Samudera Pasai merupakan pelabuhan penting dan istananya disusun dan diatur sesuai gaya India.