Jadwal dan Tarif Penyebrangan Kapal Menuju Sabang Berikut jadwal dan tarif transportasi jika anda ingin berwisata ke Sabang melalui pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh:
Tarif taxi Bandara Sultan Iskandar Muda Airport – Pelabuhan Ulee Lheu: Rp.100,000Tarif carter labi-labi dari terminal bus – Pelabuhan Ulee Lheu: Rp.60,000Tarif taxi Pelabuhan Ulee Lheu – Bandara Sultan Iskandar Muda (jika ingin city tour, 1- 2 jam): Rp.150.000 – Rp.200.000,-
Tersedia 2 jenis kapal yaitu kapal cepat dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dan kapal/ferry/roro dengan jarak tempuh 2 jam. Jika anda membawa kendaraan pribadi maka pilihan anda adalah kapal Ferry. Saat ini tersedia 1 kapal Ferry (Kapal KMP BRR) dan 2 (dua) kapal cepat yaitu Kapal Express Bahari dan Kapal Pulo Rondo.
KMP BRR: Senin, Selasa, Kamis, Jum’at (1 x sehari) Pukul: 14.00. WIB | Rabu, Sabtu, Minggu (2 x sehari) Pukul: 10.30. WIB dan Pukul 16.30 WIBKapal Cepat Pulo Rondo: Setiap hari Pukul: 09.30. WIBKapal Cepat Express Bahari: Setiap hari Pukul: 16.00. WIB
Jadwal Dari Pelabuhan Balohan Sabang:
Kapal lambat/roro – KMP BRR: Senin, Selasa, Kamis, Jum’at (1 x sehari) Pukul: 08.00. WIB | Rabu, Sabtu, Minggu (2 x sehari) Pukul: 08.00. WIB dan Pukul 14.00 WIBKapal Cepat Pulo Rondo: Setiap hari Pukul: 16.00. WIBKapal Cepat Express Bahari: Setiap hari Pukul: 08.00. WIB
Tarif Kapal Aceh – Sabang | Sabang – Aceh:
Tarif Kapal Cepat Pulo Rondo : Ekonomi Dewasa Rp 60.000 | Bisnis Dewasa Rp 75.000 | VIP Dewasa Rp 85.000Tarif Kapal Cepat Express Bahari : Ekonomi Dewasa Rp 55.000 | Eksekutif Dewasa Rp 65.000 | VIP Dewasa Rp 85.000Tarif Kapal KMP BRR: Ekonomi dewasa: Rp 11.500, anak-anak: Rp 18.500 | Bisnis dewasa : : Rp 27.500, anak-anak : Rp 20.500 | Eksekutif dewasa : Rp 36.500, anak-anak :Rp 26.500.Tarif Kendaraan naik Kapal KMP BRR: Sepeda : Rp 8.500 | Sepeda Motor : Rp 21.000 | Sepeda Motor Roda Tiga : Rp 73.000 | Mobil : Rp 155.000Khusus untuk roda empat harus lebih cepat tiba di pelabuhan sebab tempat terbatas dan berlaku sistem antrian.Phone Kapal Bahari : 0812 6967 0643 | 0852 6058 0996Phone Kapal Rondo : 0651 7409194
# BNAwisata # BNAinfo
Berapa lama dari Banda ke Sabang?
Minggu, 17 Oktober 2021 09:04 WIB – Wisatawan berenang di Pantai Rubiah, Sabang, Aceh, Sabtu, 9 Oktober 2021. ANTARA/Muhammad Adimaja TEMPO.CO, Jakarta – Sabang di Provinsi Aceh adalah wilayah paling barat Indonesia. Untuk sampai ke sana, wisatawan bisa naik kapal Aceh Hebat. Untuk diketahui, ada tiga jenis kapal Aceh Hebat dengan rute yang berbeda.
Kapal Aceh Hebat 1 berlayar dari Kabupaten Aceh Barat ke Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, dan sebaliknya. Kapal Aceh Hebat 2 berlayar dari Banda Aceh ke Kota Sabang, dan sebaliknya. Ada pula Kapal Aceh Hebat 3 yang melewati Aceh Singkil menuju Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil. Wakil Ketua DPR Aceh, Safaruddin naik kapal Aceh Hebat 2 di Banda Aceh sebelum berangkat ke Sabang.
Menurut dia, kapal ini sangat membantu wisatawan yang ingin berkunjung ke daerah paling ujung barat Indonesia itu. “Ini sangat mendukung kemajuan pariwisata di Sabang,” kata Safaruddin pada Sabtu, 16 Oktober 2021. Dengan mudahnya akses transportasi ke Sabang, Safaruddin berharap, semakin banyak wisatawan dan investor yang datang ke sana. Sejumlah warga yang akan berlibur ke Pulau Wisata Sabang, Aceh, menumpang KMP BRR, di pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, 23 Desember 2017. Menurut pihak ASDP setempat, volume penumpang yang berlibur pada hari Natal dan Tahun Baru 2018 ke Pulau Wisata Sabang mengalami lonjakan peningkatan.
ANTARA Menurut dia, tiga kapal Aceh Hebat itu memiliki teknologi terbaru dan lebih cepat dari kapal sebelumnya. Perjalanan dari Banda Aceh ke Sabang juga lebih cepat 30 menit. Jadi, durasi perjalanan hanya 1,5 jam dan berangkat-pulang lima kali dalam sehari. Pemerintah Aceh membeli tiga kapal penumpang jenis roll on roll (ro-ro) -yang kemudian bernama Aceh Hebat, ini dengan anggaran sebesar Rp 178 miliar.
Mengenai informasi yang viral di media sosial tentang kapal Aceh Hebat 2 yang kemasukan air saat hujan, Safaruddin mengatakan telah mengkonfirmasi peristiwa tersebut ke wakil kapten kapal. “Itu karena atap kapal ada yang bocor. Jadi, air hujan masuk. Sekarang sudah diperbaiki,” uajrnya.
Aceh pelabuhannya apa?
Pelabuhan memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah negara kepulauan seperti Indonesia. Sejauh ini, transportasi penyeberangan dinilai masih sangat efektif untuk menyatukan dan menggerakkan perekonomian negara Indonesia yang memiliki 17.000 pulau. Maka, transportasi laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk menunjang pertumbuhan perekonomian.
- Peran ini lah yang telah dilakoni oleh Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, Sejak masa kerajaan Aceh Darussalam, masa penjajahan Belanda dan Jepang, hingga era kemerdekaan.
- Pada masa lalu, pelabuhan yang berada di ujung Pulau Sumatera ini memainkan peran strategis sebagai titik pemberangkatan armada dagang ke luar negeri.
Karena itu, Pelabuhan Ulee Lheue yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh ini menjadi salah satu target utama yang harus direbut ketika Belanda maupun Jepang melancarkan perang terhadap Aceh. Kini, Pelabuhan Ulee Lheue yang memiliki sejarah panjang ini terus berbenah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Aceh, serta wisatawan dari luar Aceh yang ingin berwisata ke Sabang.
- Saat ini, Pelabuhan Ulee Lheue menjadi satu-satunya sarana angkutan laut yang melayani penumpang dan barang dari Banda Aceh ke Sabang, juga ke Pulo Aceh, sebuah kecamatan kepulauan yang masuk dalam wilayah Aceh Besar.
- Di Pelabuhan Ulee Lheue tersedia beberapa sarana kapal feri Ro-Ro ( Roll On-Roll Off ) serta kapal cepat yang melayani penumpang dan barang ke Sabang, serta satu kapal feri ro-ro ke Pulo Aceh.
Pelabuhan Ulee Lheu saat ini memiliki areal seluas lebih kurang 8 hektare, mencakup fasilitas terminal penumpang sebagai bangunan utama, lahan parkir, dermaga kapal cepat, dermaga kapal lambat, kolam pelabuhan, dan lain-lain. Pelabuhan Ulee Lheue pada Masa Belanda Berdasarkan referensi yang tercatat, pelabuhan permanen di kawasan Ulee Lheue ini dibangun oleh pihak militer Belanda pada tahun 1876.
Pada awal tahun 1900-an, Belanda menjadikan pelabuhan tersebut sebagai kawasan strategis, menjadi lokasi pendaratan pasukan dan logistik. Pelabuhan ini sekaligus juga tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura selain juga kapal-kapal Belanda. Di sekitar pelabuhan, Belanda membangun kamp militer.
Seiring dengan itu, deretan pertokoan para pedagang Cina juga bermunculan di kawasan Ulee Lheue. Tak heran jika pelabuhan Ulee Lheue dan sekitarnya menjadi salah satu kawasan yang cukup sibuk kala itu. Peran penting Pelabuhan Ulee Lheu ini juga tercatat dalam sejarah perkerataapian Aceh, ketika jalur kereta Ulee Lheue – Koetaradja (Banda Aceh) mulai diaktifkan pada tahun 1876.