Kesultanan Aceh merupakan salah satu kesultanan Islam yang berkembang di Pulau Sumatera sekitar abad ke-15. Letak yang strategis membuat bangsa Portugis yang sebelumnya sudah menguasai Malaka sejak tahun 1511 berniat pula menguasai Aceh. Terlebih Aceh menganggap bahwa Portugis adalah saingan dalam perdagangan.
- Upaya perlawanan dilakukan oleh sultan-sultan Aceh diantaranya, Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528).
- Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568).
- Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.
- Sultan Iskandar Muda (1607–1636).
Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
Contents
Siapakah Sultan dari Aceh di Malaka yang berani mengusir bangsa Portugis?
Kronologi perlawanan Aceh terhadap Portugis – Berbagai upaya pengusiran Portugis di wilayah Sumatera menunjukkan komitme Aceh untuk melindungi kawasannya dari kekuasaan bangsa Eropa. Komitme ini selanjutnya diperkuat dengan perencanaan matang yang disusun kerajaan untuk tujuan tersebut.
Ambisi ini direalisasikan dengan serangan militer pertama oleh Aceh terhadap Portugis di Malaka pada September 1537. Salah satu strategi Aceh melawan Portugis di Malaka adalah dengan menjalin kerja sama dengan Turki Ottoman. Ekspedisi ini dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin, yang didukung oleh sekitar 3.000 tentara.
Setelah penyerangan pertama menemui kegagalan, Aceh melancarkan serangan lanjutan pada 1547, 1568, 1573,1574, dan 1577. Akan tetapi, berbagai strategi yang dijalankan Aceh ternyata belum mampu meruntuhkan superioritas Portugis dalam perang. Baca juga: Kedatangan Portugis di Ternate Ketika Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dan mencapai masa kejayaannya, kerajaan ini kembali membombardir Malaka.
Siapa tokoh perlawanan yang mengusir Portugis dari Banten?
KOMPAS.com – Fatahillah atau Faletehan, merupakan panglima pasukan Kerajaan Demak-Cirebon yang memimpin penaklukan Portugis di Sunda Kelapa pada 1527. Setelah mengusir Portugis, ia menggganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kota kemenangan.
Siapakah yang memimpin perlawanan terhadap Portugis di Ternate?
Lihat pula –
- Sultan Hairun
- Sultan Baabullah
- Kesultanan Ternate
== Catatan kaki == Ternate yang merupakan pusat utama perdagangan cengkeh memiliki ketergantungan erat pada Portugis sejak mereka mendirikan benteng di sana pada tahun 1522. Pada awalnya, elit Ternate menganggap bahwa Portugis yang memegang kuasa atas bandar persinggahan di Melaka serta memiliki persenjataan yang relatif lebih unggul dapat dijadikan sebagai sekutu yang berguna.
- ^ Lompat ke: a b c d e Phillips, Charles, and Alan Axelrod. “Portuguese War against Ternate.” Encyclopedia of Wars, vol.2. New York: Facts On File, Inc., 2005. Modern World History Online. Facts On File, Inc. http://www.fofweb.com/activelink2.asp?ItemID=WE53&iPin=EWAR1216&SingleRecord=True (diakses 1 Oktober 2013).
- ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world, BRILL. hlm.317. ISBN 978-90-04-15388-2, Diakses tanggal 23 August 2011,
- ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). ‘A New World is Created’, 1819–74, London: Macmillan Education UK. hlm.122–164.
- ^ Hermentrude (1887-11-19). ” ” Way” in Shakspeare”, Notes and Queries, s7-IV (99): 405–405. doi : 10.1093/nq/s7-iv.99.405e, ISSN 1471-6941,
- ^ Momann, Imke (2018-02-06). IV. Les cités HLM – lieux de flâneurs ?, Hermann. hlm.139–144.
- ^ Frank, Gisela (1990). Netzwerküberwachungungsprogramme, Wiesbaden: Vieweg+Teubner Verlag. hlm.86–87.
- ^ Marconot, Jean-Marie (1990). “Le français parlé dans un quartier HLM”, Langue française,85 (1): 68–81. doi : 10.3406/lfr.1990.6178, ISSN 0023-8368,
- ^ “Leonardo de Argensola, Agustin”, Benezit Dictionary of Artists, Oxford University Press.2011-10-31.
- ^ Fraassen, Bas C. van (1980-12-11). Arguments Concerning Scientific Realism, Oxford University Press. hlm.6–40.
- ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). “A History of Malaysia”, doi : 10.1057/978-1-137-60515-3,
- ^ Marconot, Jean-Marie (1990). “Le français parlé dans un quartier HLM”, Langue française,85 (1): 68–81. doi : 10.3406/lfr.1990.6178, ISSN 0023-8368,
- ^ Raditya, Iswara N. “Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol”, tirto.id, Diakses tanggal 2021-06-18,
- ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). “A History of Malaysia”, doi : 10.1057/978-1-137-60515-3,
- ^ Westphal, E. (1958-04). “Temas de linguística Banta: dos cliques em geral. By Rodrigo de Sá Nogueira. Lisboa: Agência Geral do Ultramar, 1957. Pp.230, ill”, Africa,28 (2): 177–178. doi : 10.2307/1157143, ISSN 0001-9720,
- ^ Knaap, Gerrit (2004-01-01). Kruidnagelen en christenen, BRILL. ISBN 978-90-04-45447-7,
- ^ Marconot, Jean-Marie (1990). “Le français parlé dans un quartier HLM”,
Siapakah pemimpin perlawanan terhadap Portugis Daerah Maluku?
Perdamaian dengan Gubernur Portugis di Maluku – Kesultanan Ternate dan pasukan Portugis mengadakan perjanjian damai pada tanggal 27 Februari 1570. Perjanjian ini diadakan setelah terjadi peperangan yang dimenangkan secara bergantian oleh kedua pihak. Pihak Protugis ini diwakili oleh Lopez de Mesquita sebagai Gubernur Portugis di Maluku.
- Sementara pihak Kesultanan Ternate diwakili oleh Sultan Khairun.
- Lopez de Mesquita akan menyatakan sumpah perdamaiannya dengan melakukan misa,
- Sedangkan Sultan Khairun akan bersumpah menggunakan Al-Qur’an,
- Perjanjian ini membahas tentang penghapusan hak-hak istimewa Portugis menyangkut monopoli perdagangan rempah-rempah, tetapi tetap diperbolehkan untuk berdagang dan bersaing dengan pedagang nusantara serta pedagang asing lainnya secara bebas.
Sultan Khairun dikenal sangat toleran. Rakyat Ternate yang telah memeluk Kristen dibiarkan menjalankan ibadahnya secara bebas, pusat-pusat kegiatan misionaris serta pembangunan gereja-gereja kembali diperbolehkan dibuka di Maluku. Namun suasana damai ini diam-diam dimanfaatkan Portugis untuk menyusun kembali kekuatan.
Pada tahun 1569 Portugis membangun kembali benteng mereka di Ambon dan menyusun kekuatan menunggu waktu untuk bangkit kembali. Tokoh sentral dalam perlawanan terhadap Portugis di Maluku adalah Sultan Khairun dan ini disadari betul oleh mereka, untuk menguasai Maluku tokoh ini harus dilenyapkan. Maka dengan tipu muslihat Gubernur Lopez de Mesquita mengundang sang Sultan untuk berkunjung ke Bentengnya.
Tanggal 25 Februari 1570 Sultan Khairun memenuhi undangan itu, percaya akan niat baik Portugis sang Sultan datang dengan hanya ditemani segelintir pengawal, tak disangka dia dibokong dan dibunuh beserta pengawalnya atas perintah sang Gubernur. Gubernur De Mesquita berharap dengan matinya Sultan Khairun, rakyat Maluku akan patah semangat dan tercerai berai namun tak menyangka sama sekali perbuatannya ini justru akan membawa kehancuran bagi Portugis di Maluku.
Siapakah tokoh yang gigih dari Sumatera yang memerangi Portugis?
pixabay.com Inilah Tempat-tempat di Indonesia yang Menjadi Sentra Rempah Bobo.id – Sebelum dijajah oleh Belanda, Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa Portugis, Ketika penjajahan oleh Portugis berlangsung di Indonesia, saat itu beberapa wilayah di Indonesia masih dipimpin oleh kerajaan -kerajaan.
- Pada awal kedatangan Portugis ke Indonesia, hal ini masih disambut baik oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia.
- Baca Juga: Simak Penjelasan tentang Arti Perjuangan Masa Sekarang di Video Ini Namun sejak Malaka dikuasai oleh Portugis tahun 1511, terjadi persaingan dagang antara pedagang Portugis dan pedagang Indonesia, yang menyebabkan adanya perlawanan dari rakyat Indonesia.
Perlawanan rakyat Indonesia yang dilakukan oleh berbagai kerajaan ini disebabkan karena keberadaaan Portugis di Indonesia dianggap dapat menjadi ancaman bagi rakyat Indonesia. Yuk, ketahui perlawanan apa saja yang dilakukan oleh berbagai kerajaan di Indonesia untuk membuat Portugis keluar dari wilayah Indonesia! Baca Juga: Mengenal Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Hindu di Jawa Barat Perlawanan Kerajaan Aceh Terhadap Portugis Kerajaan Aceh adalah pihak yang melakukan perlawanan paling gigih di antara kerajaan lain di Indonesia.
- Raja dari Kerajaan Aceh yang terkenal paling gigih melakukan perlawanan pada Portugis adalah Sultan Iskandar Muda.
- Saat itu, Sultan Iskandar Muda bersama Sultan Alu Mughayat Syah bersama-sama melakukan perlawanan terhadap Portugis yang menguasai wilayah Kerajaan Aceh.
- Perang dan perlawanan yang terjadi di Aceh ini dipicu oleh perebutan jalur perdagangan di Selat Malaka.
Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Inggris di Indonesia pada Masa Kolonial di Berbagai Bidang
anoldent from Asheville, NC, USA, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons Ilustrasi kapal Nusantara Cara yang digunakan Kerajaan Aceh untuk melawan Portugis adalah dengan melengkapi kapal dagang yang digunakan dengan berbagai persenjataan dan prajurit perang.
Kerajaan Aceh juga melakukan kerjasama dengan Kerajaan Demak, serta meminta persenjataan ke Turki, Inggris, hingga Gujarat. Namun perang ini tidak menghasilkan kemenangan bagi siapapun, karena Pelabuhan Malaka pada akhirnya diambil oleh Belanda. Baca Juga: Kenalan dengan Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia Perlawanan Kerajaan Ternate Kerajaan Ternate juga melakukan perlawanan terhadap Portugis, yang dipimpin oleh Sultan Baabullah.
Kedatangan Portugis ke Maluku pada awalnya disambut baik dan Portugis membangun pos dagang di Ternate dan berharap Portugis bisa menjadi pembeli rempah-rempah dengan harga tinggi dari Ternate.