Sultan Ali Mughayat Syah melawan Portugis Pada 1511, bangsa Portugis telah menaklukkan Malaka.
Contents
Apa yang dimaksud dengan perlawanan Aceh terhadap Portugis?
Perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk itu, Sultan Alaudin Riayat Syah mengirim utusan ke Konstantinopel (Turki) untuk meminta bantuan militer dan permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak.
- Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara.
- Dengan semua bantuan dari Turki maupun kerajaan-kerajaan lainnya, Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568.
- Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan.
- Meskipun demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan militer yang disegani dan diperhitungkan di kawasan Selat Malaka.
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat maju.
Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu menemui kegagalan. Keberhasilan Aceh untuk memperhatankan diri dari ancaman Portugis disebabkan: 1. Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.2. Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari pedagang muslim di Pulau Jawa.3.
Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh. Raja Kerajaan Aceh Yang Melawan Portugis Di antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah: 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis 2.
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.3.
- Sultan Iskandar Muda (1607–1636) Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda.
- Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.
Penyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yang memuat 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak terelakkan yang kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Asumatera Timur dan Sumatera Barat.
Bagaimana perlawanan bangsa Portugis terhadap bangsa Aceh?
Ilustrasi kedatangan bangsa Portugis (Portugal) ke Indonesia. Sumber: Shutterstock. Aceh dan Ternate merupakan dua wilayah yang sempat melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Portugis (Portugal) sebelumnya berhasil menguasai kedua wilayah tersebut dan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Mengapa rakyataceh danternate melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis?
Ilustrasi kedatangan bangsa Portugis (Portugal) ke Indonesia. Sumber: Shutterstock. Aceh dan Ternate merupakan dua wilayah yang sempat melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Portugis (Portugal) sebelumnya berhasil menguasai kedua wilayah tersebut dan melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Siapa yang mengawali perlawanan terhadap bangsa Portugis?
Pemimpin Rakyat Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Bangsa Portugis – Sama halnya dengan perlawanan di Aceh, perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Ternate tentunya memiliki pemimpinnya. Adapun beberapa tokoh Ternate yang menjadi pemimpin dari perlawanan rakyat Ternate, yaitu:
- Sultan Tabanji (Dajalo) adalah pemimpin pasukan kerajaan Ternate yang mengawali perlawanan terhadap bangsa Portugis. Namun, hal tersebut digagalkan oleh pemimpin Portugis, Antonio Glavao.
- Sultan Hairun merupakan pemimpin dari perlawanan terhadap bangsa Portugis selanjutnya. Pada tanggal 27 Februari 1570 terjalin kesepakatan damai dengan Portugis. Namun, Sultan Hairun kemudian ditangkap dan dihukum mati pada 1570.
- Sultan Baabullah adalah pemimpin perjuangan rakyat Ternate selanjutnya. Di bawah Baabullah, bangsa Portugis berhasil diusir dari Maluku pada tahun 1575.