Sultan Iskandar Muda merupakan raja termasyur Kesultanan Aceh Darussalam yang bertahta pada 1607-1636. Sultan Iskandar Muda berhasil membawa Kerajaan Aceh tersebut menuju masa-masa kejayaannya.
Contents
- 0.1 Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan siapa?
- 0.2 Siapakah nama raja Aceh yang pertama?
- 0.3 Siapakah nama Sultan Aceh yang terakhir bertahta?
- 1 Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh?
- 2 Bagaimana akhir dari Kerajaan Aceh?
- 3 Pada tahun berapakah Aceh mencapai puncak kejayaan?
- 4 Kerajaan Apa yang diserang di Aceh?
- 5 Siapakah raja terkenal Banten dan raja terbesar Kerajaan Aceh?
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan siapa?
Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu pengaruh agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan ‘ Seuramo Mekkah’ (Serambi Mekkah).
Siapakah nama raja Aceh yang pertama?
Awal mula – Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496, Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur,
Siapakah nama Sultan Aceh yang terakhir bertahta?
Sultan Muhammad Daud Syah, sultan Aceh terakhir bersama pengawalnya.
Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh?
Konflik Internal – Salah satu faktor yang membuat Kesultanan Aceh mengalami kemunduran adalah krisis kepemimpinan. Setelah meninggalnya Sultan Iskandar Muda pada 1636, Kesultanan Aceh mengalami konflik internal. Konflik tersebut terjadi hingga Sultan Mahmudsyah naik takhta pada 1870.
Bagaimana akhir dari Kerajaan Aceh?
Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Iskandar Muda wafat pada 1636. Keruntuhan Kerajaan Aceh ini terutama dipengaruhi adanya perebutan kekuasaan. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Thani.
Apa nama kerajaan Islam di Aceh?
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.
Pada tahun berapakah Aceh mencapai puncak kejayaan?
Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam yang terletak di ujung Pulau Sumatera. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 Masehi. Kesultanan Aceh baru menjadi penguasa setelah mengambil alih Samudera Pasai pada 1524 Masehi.
Kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 kapal perang dan 60.000 tentara laut.
Dengan demikian, Kerajaan Aceh mencapai puncak pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan Apa yang diserang di Aceh?
Jawaban. Jawaban: Menurut M Junus Djamil, pada pertengahan abad ke-14 masehi penduduk di Kerajaan Sama Indra beralih dari agama lama menjadi pemeluk agama Islam, setelah kerajaan itu diserang oleh Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin Sultan Mansyur Syah (1354 – 1408 M).
Siapakah raja terkenal Banten dan raja terbesar Kerajaan Aceh?
Kelas : XI (2 SMA) Pelajaran : Sejarah Kategori : Kerajaan Islam Di Indonesia Kata Kunci : Kerajaan Banten, Gowa-Tallo, Ternate-Tidore 1. Siapakah raja yang paling terkenal di kerajaan Banten dan apa kebijkannya? JAWAB : Raja paling terkenal adalah Sultan Ageng Tirtayasa yang dikenal juga dengan nama Pangeran Surya.
Di masa pemerintahannya dari tahun 1651 sampai 1683, kerajaan Banten mencapai masa keemasan. Adapun kebijakan-kebijakan Sultan Ageng Tirtayasa, antara lain: ❖ Ageng Tirtayasa menolak sistem monopoli VOC dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan yang terbuka, Ia selanjutnya menolak bekerjasama dengan Belanda.
❖ Ageng Tirtayasa dikenal karena kebijakan diplomasinya. Meski menolak bekerjasama dengan Belanda tetapi ia diketahui aktif menjalin hubungan baik dengan kerajaan kerajaan lain di nusantara, ia juga bekerjasama dengan bangsa bangsa di luar nusantara seperti Prancis, Inggris, China, Arab, Persia dan masih banyak lagi lainnya.
❖ Ageng Tirtayasa seorang pemimpin yang visioner, ia mengganti bangunan berbasis kayu dan bambu dengan batu beton, Dalam hal ini ia bekerjasama dengan seorang arsitek dari Cina yakni Cakradana. ❖ Kebijakan Ageng Tirtayasa lainnya adalah pembangunan bendungan untuk merapikan tata kelola air. Untuk melancarkan usaha ini, ia menyewa konsultan dari Belanda bernama Williem Cheff.
❖ Ageng Tirtayasa juga diketahui membangun saluran irigasi multifungsi, tak hanya untuk kepentingan pertanian tetapi juga sebagai sarana transportasi. ❖ Ageng Tirtayasa juga mendatangkan guru guru agama dari aceh, arab dan wilayah lainnya seperti Makassar.
- Tujuannya adalah untuk membina prajurit dan rakyat di kesultanan Banten. Dll 2.
- Tuliskan kebijakan di bidang pemerintahan pada masa pemerintahan Sutan Agung Tirtayasa JAWAB: Kebijakan di bidang pemerintahan tersebut antara lain: ❖ Ageng Tirtayasa menginginkan kesultanan banten menjadi kerajaan islam yang masyur karenanya ia mangangkat Syekh Yusuf yang merupakan ulama besar di Makassar sebagai penasehat pemerintahan sekaligus sebagai mufti kerajaan yang tugasnya menyelesaikan masalah masalah keagamaan.
❖ Pada saat kedua putranya bertikai dan perannya di pemerintahan mulai berkurang, ageng tirtayasa pun mendirikan sebuah keraton di wilayah tirtayasa, Karena alasan inilah mengapa ia yang sebenarnya bernama Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah lebih dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa.
- Sultan Ageng Tirtayasa menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan di dalam dan di luar wilayah nusantara.
- Sultan Ageng Tirtayasa memberi kemudahan dan juga hak-hak khusus kepada Prancis dan inggris.
- Sultan Ageng Tirtayasa menolak monopoli VOC karena ia tahu hal tersebut bukan semata mata untuk tujuan dagang tetapi sebagai langkah kecil merebut pemerintahan.
Dll 3. Tuliskan raja-raja yang terkenal di Kerajaan Gowa-Tallo beserta kebijakannya JAWAB: Ada tiga raja yang paling terkenal, yakni: ❖ Sultan Alauddin atau Karaeng Matowaya Tumamanega Ri Agamanna. Ia yang pertama kali memeluk islam menjadikan kerajaannya bercorak islam.
Sistem apakah yang diterapkan dalam bidang ekonomi oleh Sultan Iskandar Muda saat memerintah Kerajaan Aceh?
Abstract – Kepemimpinan Sultan Iskandar Muda memberikan kontribusi kebijakan dan dinamika baru bagi perkembangan ekonomi Aceh Darussalam. Masa kemajuan berlangsung 1607-1636 M. Masa kejayaannya ditandai dengan adanya ekspansi di dalam maupun luar Aceh dengan tujuan ekonomi.
- Letak Aceh yang strategis juga menjadikan Aceh sebagai pusat perdagangan.
- Selain itu dukungan dari Armada Cakra Donya memiliki kekuatan pertahanan.
- Hubungan dengan luar negeri menjadikan Aceh Darussalam mengalami perkembangan perdagangan baik ekspor maupun impor.
- Pemasukan keuangan Kesultanan Aceh Darussalam berasal dari pemungutan pajak, perdagangan, ghanimah yang sudah diatur oleh sultan.
Perekonomian yang diterapkan menjadi salah satu penggerak utama kemajuan dalam kesultanan. Maka dari uraian singkat di atas menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kebijakan ekonomi Sultan Iskandar Muda di Kesultanan Aceh Darussalam (1607-1636 M), yang mencakup kebijakan dan dampak kebijakan yang diterapkan Sultan Iskandar Muda di Kesultanan Aceh Darussalam 1607-1636 M.
Penelitian ini merupakan kajian sejarah tentang kebijakan yang dilakukan Sultan Iskandar Muda dalam pengaturan perekonomian di Kesultanan Aceh Darussalam. Penelitian ini menggunakan metode sejarah untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau secara sistematis, dengan menggunakan bahan tertulis berupa buku, sehingga hasil penelitian dapat dipetanggungjawabkan secara objektif.
Kajian ini bersifat deskriptif-analisis dengan menggunakan pendekatan ekonomi dan teori John Maynard Keynes Government Policy (kebijakan pemerintah) yaitu pemerintahan memiliki peran aktif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan moneter maupun fiskal dalam ranah produksi, distribusi, konsumsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Sultan Iskandar Muda di bidang ekonomi adalah menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain, mengatur sistem administrasi keuangan (membentuk Balai Furdah atau kantor pelabuhan), mengatur arus distribusi pemasukan Negara seperti pajak, ghanimah, ekspansi, dan ekspor, menetapkan kebijakan moneter dengan pengendalian mata uang yang beredar di Aceh, menetapkan kebijkan fiskal dengan mengatur pajak yang dijalankan pada masa Sultan Iskandar Muda.
Kebijakan sultan berdampak positif pada munculnya tata peraturan pemerintahan, peningkatan produksi ekspor barang dagang, dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh Darussalam. Adapun dampak negatif adalah ketidakadilan penerapan peraturan baik untuk kalangan Aceh maupun asing yang menjadikan kerugian pihak terkait seperti pialang pantai dan relasi dagang asing.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Herawati, S.Ag., M.Pd., |
Uncontrolled Keywords: | Kebijakan Ekonomi, Sultan Iskandar Muda, Kesultanan Aceh Darussalam. |
Subjects: | Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam |
Divisions: | Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1) |
Depositing User: | H.
Siapakah tokoh yang mendirikan Kesultanan Aceh?Awal pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah – Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 M. Akan tetapi, kerajaan ini baru mendapatkan kedaulatan penuh pada awal abad ke-16. Sultan Ali Mughayat Syah adalah panglima perang dan putra dari Syamsu Syah, keturunan Dinasti Meukuta Alam yang berkuasa di Aceh kala itu. Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara Bersikap waspada terhadap negara Barat Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara Baca juga: Kerajaan Aceh: Raja-raja, Puncak Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Siapa yang digantikan oleh Sultan Iskandar Muda?Menurut sejarah Aceh sebelum abat ke 13 sudah ada kerajaan-kerjaan yang berkembang sangat gemilang dan dikenal negeri yang amat kaya dan makmur. Pada zaman itu kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan –kerajaan barat termasuk Inggris, Ottoman dan Belanda.
Letak Kerajaan Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Perkembangan pesat yang dicapai Kerajaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di Pulau Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu.
Raja – raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh : Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1528 M) Sultan Ali Mugayat Syah adalah Raja Kerajaan Aceh yang pertama. yang memerintah tahun 1514 – 1528 M. Di bawah kekuasaannya Kerjaan Aceh melakukan perluasan kekuasaan wilayah ke beberapa daerah antara lain daerah Daya dan Pasai. Bahkan melakukan serangan terhadap bangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru. Sultan Salahuddin Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yg bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 – 1537 M, selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahaan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosostan yg tajam. Oelh karena itu, Sultan Salahuddin digantiakan saudaranya yg bernama Alauddin Riayat Syah al-Kahar. Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar Ia memerintah Aceh dari tahun 1537 – 1568 M. Ia melakukan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemeintahan Kerajaan Aceh. Pada masa pemeintahannya, Kerajaan Aceh melakukan perluasaan wilayah kekuasaannya seperti melakukan serangan terhadap Kerajaan Malaka ( tetapi gagal ). Sultan Iskandar Muda Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607 – 16 36 M. Di bawah pemerintahannya, Kerjaan Aceh mengalami kejayaan. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar adn berkuasa atas perdagangan Islam, bahakn menjadi bandar transito yg dapat menghubungkan dgn pedagang Islam di dunia barat. Siapa nama pemimpin perempuan pertama di Kerajaan Aceh Darussalam?Penelitian ini menjelaskan strategi yang digunakan Sultanah Safiatuddin selama masa kepemimpinannya di Kesultanan Aceh Darussalam. Sultanah Safiatuddin merupakan pemimpin wanita pertama yang tercatat dalam sejarah Kesultanan Aceh Darussalam. Beliau diangkat menjadi pemimpin menggantika suaminya, Sultan Iskandar Tsani. |