Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menyimpan banyak catatan sejarah dalam masa perjuangan melawan penjajah baik Belanda maupun Jepang. Begitu banyak pertempuran yang pecah di tanah rencong. Hal ini dikarenakan rakyat Aceh menolak menyerah dan tunduk pada kolonialisme yang merajalela.
Keberanian yang dimiliki oleh rakyat Aceh tidak mengenai jenis kelamin dan usia. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila banyak muncul sosok-sosok pahlawan nasional dari Aceh. Kali ini Direktorat SMP akan mengajak Sobat SMP untuk mengenal tiga sosok pahlawan nasional dari Aceh. Siapa sajakah mereka? 1.
Cut Nyak Dhien Salah satu srikandi Aceh yang terkenal di Nusantara adalah Cut Nyak Dhien, perempuan yang lahir pada tahun 1948 di kampung Lampadang. Sebagai seorang keturunan bangsawan, Cut Nyak Dhien memiliki sifat kepahlawanan yang diturunkan dari sang ayah yang juga berjuang dalam perang Aceh melawan kolonial Belanda.
Ia dikenal sebagai pejuang tangguh dan mampu menghidupkan semangat teman seperjuangan dan pengikutnya. Hingga menginjak usia senja, Cut Nyak Dhien dan pengikutnya terus bergerilya dan menolak untuk menyerah. Pada 7 November 1905, Cut Nyak Dhien ditangkap oleh Pang Laot yang sudah bersekutu dengan Belanda.
Setelah ditangkap ia kemudian diasingkan ke Sumedang. Ia akhirnya meninggal pada 6 November 1908 di tempat pengasingannya. Cut Nyak Dhien secara resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 1964.2.
- Cut Meutia Cut Meutia dilahirkan pada tahun 1870.
- Sang ayah bernama Teuku Ben Daud Pirak dan ibunya bernama Cut Jah.
- Cut Meutia merupakan anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara.
- Saat memasuki usia dewasa Cut Meutia dinikahkan dengan Teuku Syamsarif.
- Namun sayangnya pernikahan tersebut tidak bertahan lama.
Cut Meutia akhirnya membangun rumah tangga bersama Teuku Chik Tunong. Keduanya berjuang bersama menjalankan siasat perang gerilya dan spionase yang diawali pada tahun 1901. Setelah Cik Tunong dijatuhkan hukuman tembak mati oleh Belanda, Cut Meutia tetap melanjutkan perjuangan bersama Pang Nanggroe hingga 25 September 1910.
- Pasca wafatnya Pang Nanggroe pun, Cut Meutia tetap melakukan perlawanan bersenjata.
- Cut Meutia akhirnya meninggal di medan perang pada 25 Oktober 1910.
- Cut Meutia kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.3.
- Teuku Nyak Arif Apakah Sobat SMP pernah mengetahui sosok pahlawan dari Aceh yang satu ini? Teuku Nyak Arif merupakan anak seorang Ulee Balang Panglima Sagi XXVI mukim, yang lahir pada tanggal 17 Juli 1899 di Ulee Lheue 5 km dari Banda Aceh.
Sejak kecil Teuku Nyak Arif telah dikenal sebagai sosok yang pandai. Menginjak masa remaja rasa nasionalisme kian meninggi. Pada tanggal 16 Mei 1927 Teuku Nyak Arif diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat (Volksraad), di samping tetap sebagai Panglima Sagi XXVI mukim.
Apakah Kesultanan Aceh masih berdiri sebagai kerajaan yang merdeka?
Perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk itu, Sultan Alaudin Riayat Syah mengirim utusan ke Konstantinopel (Turki) untuk meminta bantuan militer dan permintaan khusus mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuatan senjata api, dan penembak-penembak.
- Selain itu, Aceh juga meminta bantuan dari Kalikut dan Jepara.
- Dengan semua bantuan dari Turki maupun kerajaan-kerajaan lainnya, Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568.
- Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan.
- Meskipun demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan militer yang disegani dan diperhitungkan di kawasan Selat Malaka.
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi kerajaan dagang yang sangat maju.
Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu menemui kegagalan. Keberhasilan Aceh untuk memperhatankan diri dari ancaman Portugis disebabkan: 1. Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.2. Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari pedagang muslim di Pulau Jawa.3.
Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh. Raja Kerajaan Aceh Yang Melawan Portugis Di antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah: 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis 2.
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.3.
- Sultan Iskandar Muda (1607–1636) Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda.
- Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.
Penyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yang memuat 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak terelakkan yang kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Asumatera Timur dan Sumatera Barat.
Apa saja tokoh-tokoh dalam Perang Aceh yang perannya cukup penting pada masa itu?
Perang Aceh mungkin tidak asing bagi pelajar yang sedang mempelajari pelajaran sejarah, atau para orang tua yang masih mengalami peperangan dan penjajahan di masa kolonial belanda dulu. Ya, Aceh memang merupakan bagian negara Indonesia yang sangat kental agamanya, dan masyarakatnya memiliki keberanian yang cukup tinggi untuk melindungi wilayahnya dari para penjajah.
- Penyebab perang Aceh dimulai pada tahun 1871 saat ditandatanganinya Taktrat Sumatera.
- Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa Belanda diberikan kebebasan oleh Inggris untuk memperluas wilayah kekuasaannya di Aceh, sementara Inggris bebas berdagang di Siak.
- Eputusan tersebut membuat masyarakat Aceh marah sehingga mulai muncul perlawanan terhadap Belanda.
Mereka menolak untuk berada di bawah pemerintahan atau kekuasaan Belanda, dan sejak itulah Belanda menyatakan perang kepada rakyat Aceh. Perang Aceh pun berlangsung sangat lama, dengan jumlah korban yang berjatuhan yang sudah tidak terhitung, termasuk di antaranya para pahlawan Aceh yang terkenal dengan semangat juangnya yang tinggi.
Adapun tokoh-tokoh dalam perang Aceh yang perannya cukup penting pada masa itu adalah sebagai berikut.1. Teuku Umar Teuku Umar merupakan pahlawan Aceh yang mencetuskan perlawanan terhadap invasi kolonial Belanda ke wilayah Aceh. Beliar lahir di Meulaboh pada tahun 1854, dan meninggal tanggal 11 Februari 1899 karena tertembak pada pertempuran yang terjadi dinihari.
Beliau merupakan suami dari Cut Nyak Dhien dan pada saat peperangan tersebut berlangsung beliau beradah dibawah kepemimpinan panglima Teuku Cik Ditiro.2. Teuku Cik Ditiro Beliau lahir pada tahun 1836 yang memiliki nama kecil yaitu Muhammad Saman. Teuku Cik Ditiro merupakan pahlawan Aceh yang sangat tangguh dan angkatan perang Sabilya yang dipimpinnya telah berhasil merebut beberapa wilayah dari tangan musuh.
- Teuku Cik Ditiro meninggal di tahun 1891 karena memakan makanan yang yang telah diberi racun oleh seorang wanita.3.
- Cut Nyak Dhien Pahlawan wanita satu ini merupakan sosok yang memberikan inspirasi bagi kaum wanita hingga sekarang ini.
- Meski seorang wanita, beliau tetap mampu berjuang untuk membela tanah airnya dari penjajahan Belanda.
Wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini meneruskan perjuangan suaminya Teuku Umar yang meninggal dalam pertempuran. Beliau aktif melakukan perlawanan di pedalaman Meulaboh, namun pada akhirnya beliau tertangkap pihak belanda. Beliau diasingkan ke Sumedang hingga akhir hayatnya.4.
Cut Nyak Meutia Cut Nyak Meutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh utara pada tahun 1870. Sama seperti Cut Nyak Dhien, beliau juga sangat aktif dalam gerakan perlawanan terhadap serbuan kolonial Belanda yang serakah akan wilayah kekuasaan. Cut Meutia wafat pada tanggal 24 Oktober 1910 di Aceh.5. Teuku Nyak Arief Teuku Nyak Arief lahir pada tanggal 17 Juli 1899 di Banda Aceh.
Beliau merupakan orator ulung yang gencar melakukan gerakan bawah tanah sejak usia muda. Teuku Nyak Arief juga rela mengorbankan harta bendanya untuk membiayai kebutuhan selama terjadi peperangan.