Masa Kejayaan Kerajaan Aceh – Kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh berhasil mengalami peningkatan di beberapa aspek meliputi bidang ekonomi, politik, hubungan internasional, perdagangan, militer, dan perkembangan agama Islam.
Selain itu, Aceh juga berhasil mendesak kedudukan Portugis di wilayah Selat Malaka akibat perkembangan yang berlangsung saat dipimpin oleh Iskandar Muda. Dalam pemerintahannya, Sultan Iskandar memperluas wilayah teritorialdan terus meningkatkan perdagangan rempah-rempah menjadi suatu komoditas ekspor yang berpotensi bagi kemakmuran masyarakat Kerajaan Aceh.
Sejarah Kerajaan Aceh Kesultanan yang Tangguh Menahan Penjajah
Ia berhasil menguasai Pahang (1618), daerah Kedah (1619), serta Perak (1620), dimana daerah tersebut merupakan penghasil timah. Bahkan pada masa kepimpinannya, Kerajaan Aceh mampu menyerang kedudukan kerajaan Johor dan Melayu hingga Singapura (1613 dan 1615).
Pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda kejayaan bisa dilihat dari politik luar negeri Kerajaan Aceh. Ia berhasil melakukan hubungan politik dengan bangsa Inggris, Turki, Belanda dan Francis. Iskandar Muda pernah mengirim utusan menuju ke Turki dengan membawa hadiah berupa lada 1 karung, langkah yang dilakukan tersebut kemudian dibalas dengan dengan diberikannya bantuan militer berupa tentara dan sebuah meriam.
Kemajuan juga terjadi pada bidang Agama yaitu Kerajaan Aceh berhasil melahirkan ulama yang cukup ternama, karangan para ulama dijadikan rujukan, contohnya ulama Hamzah Fansuri pada bukunya. Selain itu, terjadi pula kemajuan pada bidang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan ini berhasil melakukan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan bangsa lain seperti Arab, Turki, Mesir, India, Inggris, Francis, Jepang dan Cina.
- Omoditas yang di import secara lengkap yang terdapat pada Kitab Adat Aceh meliputi anggur, beras, gula, sekar lumat, kurma, guci, timah, tekstil, katun, besi, batik, kertas, kipas dan opium.
- Sementara komoditas ekspornya yaitu lada, timah, saapan, damar, kayu cendana, gandaruken, obat-obatan, getah perca dan damar.
Dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh berlangsung dengan lancar tentram dan aman. Kerajaan Aceh memiliki titik-titik sebagai pusat ekonomi, yaitu daerah pelabuhan yang terdapat di pantai timur, barat sampai selatan. Pusat perekonomian ini membuat kerajaan Aceh menjadi kaya, rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.
Apa nama raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh?
Raja-Raja Kerajaan Aceh – Berikut nama-nama raja yang pernah memerintah kerajaan aceh diantaranya yaitu:
Sultan Ali Mughayat (1514-1528 M) Sultan Salahuddin (1528-1537 M) Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) Sultan Sri Alam (1575-1576 M) Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M) Sultan Ala’ al-Abidin (1577-1589 M) Sultan Buyung (1589-1596 M) Sultan Ala’ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M) Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M) Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636 M) Iskandar Thani (1636-1641 M) Sri Ratu Safi al-Din Taj al Alam (1641-1675 M) Sri Ratu Naqvi al-Din Nur al-Alam (1641-1678 M) Sri Ratu Zaqqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M) Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M) Sultan Badr al-Alam S Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M) Sultan Perkasa Alam S L (1702-1703 M) Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 Masehi) Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726) Sultan Shyam al-Alam (1726-1727 M) Sultan Ala’ al-Din Ahmad S (1727-1735 M) Sultan Ala’ al-Din Johan Syah (1735-1760 M) Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M) Sultan Badr al-Din (1781-1785 M) Sultan Sulaiman Siah (1785-) Alauddin Muhammad Daud Syah Sultan Ala’ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 dan 1818-1824 M) Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M) Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M) Sultan Sulaiman Siah (1838-1857 M) Sultan Mansur Syah (1857-1870 M) Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M) Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)