Pemimpin Rakyat Aceh Yang Melakukan Perlawanan Adalah?

0 Comments

Pemimpin Rakyat Aceh Yang Melakukan Perlawanan Adalah
Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai ancaman. Oleh karena itu, Portugis berupaya untuk menghancurkan Aceh. Sebaliknya Aceh pun demikian, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Benteng Formosa.

Mengapa rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis?

Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Bangsa Portugis – Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali mendatangi Kepulauan Nusantara dengan mendaratkan kapalnya di Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Kedatangan Portugis akhirnya berujung pada penguasaan wilayah Malaka.

  • Adanya monopoli perdagangan oleh Portugis.
  • Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah.
  • Penangkapan kapal kapal Aceh oleh Portugis.

Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu tokoh yang menjadi pemimpin rakyat Aceh ketika melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Sumber: Indonesia.go.id

Siapa tokoh yang menjadi pemimpin rakyataceh ketika melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis?

Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Bangsa Portugis – Pada tahun 1512, bangsa Portugis mengirimkan armadanya ke Maluku untuk melakukan perdagangan cengkeh. Hal tersebut awalnya disambut baik oleh warga Ternate dan Tidore (wilayah Maluku) sekitarnya. Namun, Ternate akhirnya melakukan beberapa perlawanan yang didasari oleh beberapa faktor, yakni:

  • Portugis melakukan monopoli perdagangan.
  • Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
  • Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
  • Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
  • Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
You might be interested:  Masjid Di Aceh Yang Tidak Kena Tsunami?

Kelima faktor tersebut akhirnya memantik konflik dan meregangkan hubungan antara bangsa Portugis dan Ternate lalu berakhir pada perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Ternate. Sultan Baabullah merupakan salah satu tokoh yang menjadi pemimpin rakyat Ternate ketika melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Sumber: iNews.

Apa latar belakang perlawanan dan akhir dari Perang Aceh?

Latar Belakang Perang Aceh Melawan Belanda – Dalam Trakat London yang dibuat oleh Belanda dan Inggris pada 1824, disebutkan bahwa Belanda harus menjamin keamanan perairan Aceh tanpa mengganggu kemerdekaan Aceh. Namun Belanda hendak menjadikan Sumatera sebagai lahan tambahan baru untuk menggendutkan kas kerajaan.

Apalagi daerah Aceh cukup luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta hasil hutan. Selain itu, setelah terusan Suez dibuka pada 1869 kedudukan Aceh menjadi penting terutama dalam hal perdagangan karena jarak antara negeri Belanda dan Indonesia makin berkurang. Akhirnya Belanda dan Inggris menandatangani sebuah perjanjian yang dikenal sebagai Traktat Sumatera pada 2 November 1871.

Isinya adalah “Yang Mulia Ratu Britania (Inggris) tidak lagi keberatan atas semua perluasan dari Kerajaan Belanda di semua bagian Pulau Sumatera”. Pada 1873 pemerintah Hindia Belanda di Batavia mengirim ultimatum kepada Sultan Mahmud Syah II agar menyerah dan tunduk di bawah pemerintahan Hindia Belanda.

Mengapa Belanda menyatakan perang kepada rakyat Aceh?

Perang Aceh mungkin tidak asing bagi pelajar yang sedang mempelajari pelajaran sejarah, atau para orang tua yang masih mengalami peperangan dan penjajahan di masa kolonial belanda dulu. Ya, Aceh memang merupakan bagian negara Indonesia yang sangat kental agamanya, dan masyarakatnya memiliki keberanian yang cukup tinggi untuk melindungi wilayahnya dari para penjajah.

You might be interested:  Pulau-Pulau Yang Ada Di Aceh?

Penyebab perang Aceh dimulai pada tahun 1871 saat ditandatanganinya Taktrat Sumatera. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa Belanda diberikan kebebasan oleh Inggris untuk memperluas wilayah kekuasaannya di Aceh, sementara Inggris bebas berdagang di Siak. Keputusan tersebut membuat masyarakat Aceh marah sehingga mulai muncul perlawanan terhadap Belanda.

Mereka menolak untuk berada di bawah pemerintahan atau kekuasaan Belanda, dan sejak itulah Belanda menyatakan perang kepada rakyat Aceh. Perang Aceh pun berlangsung sangat lama, dengan jumlah korban yang berjatuhan yang sudah tidak terhitung, termasuk di antaranya para pahlawan Aceh yang terkenal dengan semangat juangnya yang tinggi.

Adapun tokoh-tokoh dalam perang Aceh yang perannya cukup penting pada masa itu adalah sebagai berikut.1. Teuku Umar Teuku Umar merupakan pahlawan Aceh yang mencetuskan perlawanan terhadap invasi kolonial Belanda ke wilayah Aceh. Beliar lahir di Meulaboh pada tahun 1854, dan meninggal tanggal 11 Februari 1899 karena tertembak pada pertempuran yang terjadi dinihari.

Beliau merupakan suami dari Cut Nyak Dhien dan pada saat peperangan tersebut berlangsung beliau beradah dibawah kepemimpinan panglima Teuku Cik Ditiro.2. Teuku Cik Ditiro Beliau lahir pada tahun 1836 yang memiliki nama kecil yaitu Muhammad Saman. Teuku Cik Ditiro merupakan pahlawan Aceh yang sangat tangguh dan angkatan perang Sabilya yang dipimpinnya telah berhasil merebut beberapa wilayah dari tangan musuh.

  • Teuku Cik Ditiro meninggal di tahun 1891 karena memakan makanan yang yang telah diberi racun oleh seorang wanita.3.
  • Cut Nyak Dhien Pahlawan wanita satu ini merupakan sosok yang memberikan inspirasi bagi kaum wanita hingga sekarang ini.
  • Meski seorang wanita, beliau tetap mampu berjuang untuk membela tanah airnya dari penjajahan Belanda.
You might be interested:  Berikut Merupakan Ahli Tasawuf Yang Berasal Dari Aceh Adalah?

Wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini meneruskan perjuangan suaminya Teuku Umar yang meninggal dalam pertempuran. Beliau aktif melakukan perlawanan di pedalaman Meulaboh, namun pada akhirnya beliau tertangkap pihak belanda. Beliau diasingkan ke Sumedang hingga akhir hayatnya.4.

Cut Nyak Meutia Cut Nyak Meutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh utara pada tahun 1870. Sama seperti Cut Nyak Dhien, beliau juga sangat aktif dalam gerakan perlawanan terhadap serbuan kolonial Belanda yang serakah akan wilayah kekuasaan. Cut Meutia wafat pada tanggal 24 Oktober 1910 di Aceh.5. Teuku Nyak Arief Teuku Nyak Arief lahir pada tanggal 17 Juli 1899 di Banda Aceh.

Beliau merupakan orator ulung yang gencar melakukan gerakan bawah tanah sejak usia muda. Teuku Nyak Arief juga rela mengorbankan harta bendanya untuk membiayai kebutuhan selama terjadi peperangan.