Operasi Yang Dilakukan Untuk Menumpas Pemberontakan Di/Tii Di Aceh Adalah?

0 Comments

Operasi Yang Dilakukan Untuk Menumpas Pemberontakan Di/Tii Di Aceh Adalah
Show simple item record

dc.contributor.author Harry Adi Darmanto
dc.date.accessioned 2014-01-28T12:14:08Z
dc.date.available 2014-01-28T12:14:08Z
dc.date.issued 2014-01-28
dc.identifier.nim NIM030210302295
dc.identifier.uri http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26483
dc.description.abstract Pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh) pada tahun 1953 disebabkan kekecewaan masyarakat Aceh terhadap berbagai kebijaksanaan dari Pemerintah Pusat. Selain itu, peleburan Aceh ke dalam propinsi Sumatera Utara pada tahun 1950 mengakibatkan kemarahan rakyat dan menentang kebijakan pusat serta menuntut dikembalikannya status propinsi Aceh yang otonom. Di pihak lain pemerintah menyikapi masalah ini dengan melakukan tindakan otoriter. Pemberontakan ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Pemerintah Republik Indonesia dan masyarakat Aceh pada khususnya. Permasalahan dalam penelitian ini: (1) Apa latar belakang terjadinya Pemberontakan Daud Beureueh pada tahun 1953? (2) Bagaimanakah proses pemberontakan DI/TII Aceh pada tahun 1953-1962? (3) Bagaimanakah upaya penyelesaian pemberontakan DI/TII Aceh? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan deskriptif tentang : (1) latar belakang terjadinya Pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh) pada tahun 1953 (2) proses pemberontakan DI/TII Aceh pada tahun 1953-1962 (3) upaya penyelesaian pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh). Pemerintah Indonesia dalam usaha penyelesaian konflik Aceh ini menggunakan dua cara yaitu kekuatan bersenjata (militer) dan diplomasi (musyawarah) dengan para pemberontak. Dengan kekuatan bersenjata, Pemerintah menyatakan seluruh Aceh menjadi daerah “Militaire bystand” sesuai dengan keputusan Presiden No.175 tahun 1952. Selain itu Pemerintah Indonesia membentuk operasi khusus militer untuk menumpas pemberontakan ini yaitu dengan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Sedangkan dengan cara diplomasi, Pemerintah Indonesia mengirimkan utusan-utusan khusus untuk berdialog dengan pihak pemberontak khususnya dengan Teungku Muhammad Daud Beureueh. Akhirnya dengan negosiasi yang panjang serta disepakatinya status otonomi yang khusus bagi Aceh yaitu dengan terbentuknya Daerah Istimewa Aceh dengan kebebasan menjalankan unsur-unsur Syariat Islam di dalamnya, maka berakhirlah pemberontakkan DI/TII Aceh dan terciptalah perdamaian yang sekian lama diidamkan oleh pemerintah Indonesia dan rakyat Aceh. Untuk merayakan perdamaian tersebut diselenggarakan suatu upacara akbar di Blangpadang tanggal 18-22 Desember 1962 yaitu Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA). Dengan adanya perdamaian tersebut, maka Pemerintah dan rakyat Aceh akan bersama-sama untuk melaksanakan pembangunan demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia serta Aceh pada khususnya. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.relation.ispartofseries 030210302295;
dc.subject PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUEH en_US
dc.title PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUEH (DI/TII ACEH) TAHUN 1953-1962 en_US
dc.type Other en_US

Bagaimana penumpasan pemberontakan DI TII Aceh?

Upaya Penyelesaian oleh Pemerintah – Pemerintah kemudian berupaya untuk menyelesaikan pemberontakan DI/TII di Aceh secara damai. Pemerintah berusaha memahami permasalah yang diderita rakyat Aceh dan membujuk rakyat Aceh untuk kembali bersatu menjadi Bangsa Indonesia.

  • Pemberontakan tersebut pun dapat diselesaikan pada 26 Mei 1959 secara damai melalui musyawarah antara pemerintah pusat dengan pemerintah Aceh.
  • Menteri Hardi S.H.
  • Menjadi perwakilan pemerintah pusat, sementara pemerintah Aceh diwakili oleh Kepala Staf Kodam Iskandar Muda T. Hamzah.
  • Dan Gubernur Ali Hasjmy.

Di samping itu, pihak DI/TII turut hadir dalam musyawarah tersebut dengan diwakili oleh Ayah Gani Usman. Mengutip buku IPS Terpadu (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama, hasil musyawarah berupa keputusan yang dapat memulihkan kondisi keamanan di Aceh, yakni dengan memberikan status Daerah Istimewa bagi Aceh.

  1. Aceh juga memiliki hak-hak otonomi yang lebih luas di beberapa bidang, seperti agama, pendidikan, dan peradatan.
  2. Eputusan penyelesaian pemberontakan DI/TII di Aceh dituangkan dalam Keputusan Perdana Menteri RI.
  3. Nomor I/Misi/1959 tertanggal 26 Mei 1959.
  4. Juga mengenai keputusan penguasa perang 7 April 1962 Nomor KPTS/PEPERDA-061/3/1962 tentang Pelaksanaan Ajaran Islam bagi Pemeluknya di Daerah Istimewa Aceh.

Simak Video ” Gempa M 6,2 di Meulaboh Aceh Tak Berpotensi Tsunami ” (pal/pal)

Apa contoh operasi militer yg dilakukan untuk meredam DI TII Aceh?

Penumpasan Pemberontakan DI/TII di Aceh – Pemberontakan DI/TII di Aceh terjadi pada 20 September 1953 dipimpin oleh Daud Beureueh. Pemberontakan DI/TII di Aceh ini terjadi karena adanya pernyataan proklamasi mengenai berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di bawah imam besar Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

Selain itu, Daud Beureueh juga merasa kesal karena pada 1948, Presiden Soekarno pernah berjanji bahwa Aceh boleh menerapkan syariat Islam dan tetap menjadi provinsi di Indonesia. Namun, karena merasa dibohongi, Daud memantapkan diri untuk melancarkan pemberontakan DI/TII. Tujuan Daud melancarkan pemberontakan yaitu menuntut diberikannya hak otonom untuk Aceh.

Melihat peristiwa ini, pemerintah pun melakukan upaya penumpasan pemberontakan DI/TII di Aceh melalui upaya militer dan diplomasi. Operasi Militer dilakukan dengan melangsungkan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Sedangkan upaya diplomasi dilakukan dengan mengirim utusan ke Aceh untuk berbincang dengan Daud Beureueh.

You might be interested:  Apa Nama Senjata Tradisional Daerah Aceh?

Pemberontakan Di/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dengan cara damai, di mana pemerintah pusat memutuskan untuk memberikan hak otonomi kepada Aceh sebagai provinsi yang disebut Daerah Istimewa Aceh dan diperbolehkan menerapkan syariat Islam. Tanggal 18-22 Desember 1962 dilangsungkan upacara besar bernama Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA) di Aceh sebagai tanda perdamaian.

Referensi:

Dijk, C. van Cornelis. (1981). Rebeliion under the banner of Islam: The Darul Islam in Indonesia. Den Haag: M. Nijhoff. Kepustakaan Populer Gramedia. (2011). Daud Beureueh: Pejuang Kemerdekaan yang Berontak. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Agung, Ide Anak. (1991). Renville. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm 71. Dijk, Van. (1995). Darul Islam: Sebuah Pemberontakan. Jakarta: Pustaka Utama Graffiti. hlm 127. Soraya dan Abdurakhman. (2019). Jalan Panjang Penumpasan Pemberontakan DI/TII Jawa Barat 1942-1962. Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa nama operasi militer yang dilakukan untuk menumpas pemberontakan DI TII?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Operasi Pagar Betis adalah operasi militer Indonesia untuk mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo, dengan mengepung markas pemberontak di Gunung Geber, Dalam operasi ini, TNI yang dipimpin oleh Divisi Siliwangi, mengepung wilayah-wilayah yang menjadi basis kekuatan DI/TII dan membatasi gerakkan mereka.

Siapa yang menumpas DI TII di Aceh?

Kronologi penumpasan pemberontakan DI/TII yang juga berkembang di Aceh, dipimpin oleh Tengku Moh. Daud Beureuh setelah menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari NII Kartosuwirjo. Dimulai pada tanggal 20 September 1953, dengan Pemberontakan DI/TII di asrama Brimob di Langsa, Aceh, dapat digagalkan setelah mendapatkan bantuan pasukan dari Medan.

  • Emudian pada tanggal 18 November 1953, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI)/TNI mulai bergerak di bawah komando Kapten N.H.
  • Sitorus untuk menumpas gerombolan DI/TII di Blangrakal, Aceh.
  • Pada tanggal 20 November 1953, kesatuan-kesatuan APRI menuju Lapahan, Aceh untuk memerangi pemberontakan DI/TII.

Operasi ini mendorong pemberontak melarikan diri. Kemudian pada 29 November 1953, pemberontakan di Aceh berakhir setelah APRI berhasil mengambil alih Kota Geumpang, Aceh. Kota ini merupakan kota terakhir yang dikuasai kelompok DI/TII. Upaya dalam pendekatan persuasif yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dilakukan pada 8 Mei 1962 dengan usaha Pangdam Iskandar Muda Kolonel M.

Yasin melakukan pendekatan terhadap Daud Beureuh, sehingga Aceh dapat kembali masuk dalam Negara Indonesia. Negosiasi tersebut memutuskan bahwa Aceh diberikan hak otonomi sebagai provinsi yang disebut Daerah Istimewa Aceh dan boleh menerapkan syariat Islam sebagai aturan daerah yang berbeda dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Jadi jawaban yang paling tepat adalah D.

Bagaimana akhir dari pemberontakan di Aceh?

Akhir Pemberontakan DI/TII di Aceh Akhirnya dengan negosiasi yang panjang disepakati status otonomi khusus untuk Aceh, yaitu terbentuknya Daerah Istimewa Aceh serta kebebasan menjalankan unsur-unsur syariat di dalamnya.

Bagaimana penumpasan DI atau TII di Aceh dan Jawa Barat?

Penyelesaian pemberontakan Darul Islam (DI) di berbagai daerah di Indonesia yakni di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Kalimantan Selatan ditempuh dengan dua cara yakni damai dengan perjanjian atau diplomasi dan militer dengan melakukan operasi militer pada setiap daerah sehingga pemberontakan DI/ TII

Apa yang dimaksud dengan operasi Bratayudha?

Untuk menumpas perlawanan DI/TII di Jawa Barat, pemerintah memutuskan untuk melakukan operasi militer. Pemerintah melakukan operasi militer yang dinamakan Operasi Bharatayudha tahun 1960. Operasi tersebut menggunakan taktik Pagar Betis yang dilakukan oleh TNI dan dilakukan bersama dengan rakyat.

Pagar Betis merupakan pelibatan masyarakat dalam mempersempit gerakan DI/TII. Operasi Bharatayudha berhasil mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Dalam operasi ini, pemimpin gerakan DI/TII Jawa Barat yaitu Kartosuwiryo berhasil ditangkap di Gunung Salak Majalaya pada tanggal 4 Juni 1962. – Untuk menumpas perlawanan DI/TII di Jawa Barat, pemerintah memutuskan untuk melakukan operasi militer.

Pemerintah melakukan operasi militer yang dinamakan Operasi Bharatayudha tahun 1960. Operasi tersebut menggunakan taktik Pagar Betis yang dilakukan oleh TNI dan dilakukan bersama dengan rakyat. Pagar Betis merupakan pelibatan masyarakat dalam mempersempit gerakan DI/TII.

Operasi Pagar Betis dimana?

Operasi Yang Dilakukan Untuk Menumpas Pemberontakan Di/Tii Di Aceh Adalah KOMARUDIN pelaku Sejarah Operasi Pagar Betis tahun 1962. INISUMEDANG.COM – Operasi Pagar Betis merupakan operasi militer untuk mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Dengan pengepung markasnya di Gunung Geber perbatasan Kamojang Kabupaten Garut dan Majalaya Kabupaten Bandung.

Tujuan operasi Pagar Betis untuk mempersempit ruang gerak DII/TII dengan mendirikan pos-pos penjagaan. Sehingga tidak ada celah gerombolan itu bisa keluar dari Gunung Geber sekitar tahun 1962-an. Mungkin akibat kelaparan hampir sebulan tak dapat makam. Satu persatu anggota gerombolan DII/TII turun gunung menyerah karena tergoda mencium harum aroma bakar ikan asin dan nasi liweut di pos penjagaan.

Operasi ini dikisahkan Komarudin (70) warga Cikubang Sukahayu Rancakalong Sumedang Jawa Barat. Dia salah seorang pelaku sejarah dalam operasi Pagar Betis di Gunung Geber tahun 1962. Waktu itu, kata dia, ada perintah dari Kabupaten Sumedang bahwa warga yang sudah menginjak dewasa harus ikut operasi Pagar Betis menumpasan DII/TII.

Mungkin sekarang disebut tim relawan. Perintah itu termasuk kepada bapaknya (Pak Aan). Namun karena bapaknya sudah lanjut usia, maka anaknya (Komarudin) yang baru menginjak dewasa sekitar 16 tahun berangkat mewakili bapaknya ikut dalam operasi Pagar Betis. “Mengikuti operasi pagar betis itu karena harus mengganti (aplus) orang yang lebih dulu ikuti operasi Pagar Betis.

You might be interested:  Apa Sebab Khusus Terjadinya Perang Aceh?

Mereka (petugas jaga) belum turun jika belum ada pergantian atau aplus 7 orang isi pos penjagaan,” kata dia di rumahnya, Kamis (17/3/2022).

Apa yang dimaksud dengan Pagar Betis?

KOMPAS.com – Pagar Betis merupakan operasi penumpasan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang dilakukan pada 7 Agustus 1949. Dalam operasi ini, ratusan ribu tenaga rakyat dikerahkan untuk mengepung tempat persembunyian DI/TII. Pagar Betis merupakan singkatan dari Pasukan Garnisun Berantas Tentara Islam.

Mengapa dinamakan Operasi Pagar Betis?

Operasi Pagar Betis adalah operasi militer Indonesia untuk mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo, dengan mengepung markas pemberontak di Gunung Geber. Dalam operasi ini, TNI yang dipimpin oleh Divisi Siliwangi, mengepung wilayah-wilayah yang menjadi basis kekuatan DI/TII dan membatasi gerakkan mereka.

Apa itu Operasi Merdeka?

Operasi Mena – Pasukan KKO ALRI di pulau Morotai. Operasi Mena adalah bagian dari operasi gabungan yang diberi nama Operasi Merdeka, Operasi ini ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk menumpas pemberontakan Permesta. Operasi Mena sendiri yang terdiri dari Operasi Mena I dan Operasi Mena II bertujuan untuk mengamankan Kepulauan Halmahera.

  • Operasi Mena I yang dipimpin oleh Pieters ditugaskan untuk merebut kembali Jailolo, sedangkan Operasi Mena II yang dipimpin oleh Holnhulz ditugaskan untuk merebut kembali Morotai.
  • Pada tanggal 27 Mei 1958 dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Pieters mengatakan bahwa sekitar 400 prajurit Permesta telah dikepung di Jailolo dan telah menerima ultimatum dari TNI untuk menyerahkan diri.

Pieters berada di Jakarta pada waktu itu untuk membawa tahanan Allen Pope yang ditangkap di Ambon. Sedangkan Holnhulz merebut kembali Morotai pada tanggal 20 Mei 1958. Holnhulz termasuk dalam Amphibious Task Force 21 (ATG-21 atau Gugus Tugas Amphibi 21 ) dari Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI),

Apa yang menyebabkan terjadinya pemberontakan DI TII di Aceh?

Pemberontakan Daud Beureueh (DI/ TII Aceh ) pada tahun 1953 disebabkan kekecewaan masyarakat Aceh terhadap berbagai kebijaksanaan dari Pemerintah Pusat.

Bagaimana penyelesaian pemberontakan DI TII?

Penyelesaian pemberontakan DI/TII adalah dengan cara militer dan dengan cara damai atau perundingan.

Penyelesaian DI/TII dengan cara damai terjadi di Aceh. Penyelesaian dengan cara operasi Militer terjadi di Sulawasi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Proses penyelesaian dengan cara operasi militer dilakukan saat proses dengan cara damai gagal dilakukan. Seperti pada saat Operasi Bharatayudha yang dilakukan oleh pemerintah pada saat menangkap Kartosuwiryo pada 4 Juni 1962. Pasukan khusus yang bertugas untuk menyelesaikan pemberontakan DI/TII bernama Banteng Raiders.

  1. Pembahasan DI/TII memiliki arti Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, gerakan ini pada awalnya didirikan oleh Kartosuwiryo pada tahun 1948.
  2. Salah satu tujuan dari gerakan DI/TII adalah menjadikan negara Indonesia menjadi negara Islam.
  3. Artosuwiryo mendirikan DI/TII juga dikarenakan rasa kekecewaan Kartosuwiryo saat Indonesia melakukan perjanjian Renville, karena isi dari perjanjian tersebut yang merugikan bangsa Indonesia.

DI/TII melakukan berbagai macam pemberontakan di beberapa daerah di Indonesia, berikut ini daerah-daerah yang terjadi pemberontakan DI/TII

Tahun 1953, terjadi pemberontakan di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh.Tahun 1950, pemberontakan terjadi di Kalimantan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar.Tahun 1953, Kahar Muzakar memimpin pemberontakan di Sulawesi Selatan.

Pemberontakan-pemberontakan di awal-awal kemerdekaan Indonesia cukup banyak terjadi, salah satu penyebab pemberontakan tersebut adalah rasa kekecewaan pada pemerintahan yang ada saat itu. Pelajari lebih lanjut

Materi tentang pemberontakan RMS brainly.co.id/tugas/5589337 Materi tentang pemberontakan APRA brainly.co.id/tugas/12029437 Materi tentang latar belakang pemberontakan PKI brainly.co.id/tugas/5949064

Detail jawaban Kelas : 12 Mapel : IPS Bab : Kode : #TingkatkanPrestasimu #SPJ3

Bagaimana penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi konflik di Aceh yang dipimpin oleh Daud?

Show simple item record

dc.contributor.author Harry Adi Darmanto
dc.date.accessioned 2014-01-28T12:14:08Z
dc.date.available 2014-01-28T12:14:08Z
dc.date.issued 2014-01-28
dc.identifier.nim NIM030210302295
dc.identifier.uri http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26483
dc.description.abstract Pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh) pada tahun 1953 disebabkan kekecewaan masyarakat Aceh terhadap berbagai kebijaksanaan dari Pemerintah Pusat. Selain itu, peleburan Aceh ke dalam propinsi Sumatera Utara pada tahun 1950 mengakibatkan kemarahan rakyat dan menentang kebijakan pusat serta menuntut dikembalikannya status propinsi Aceh yang otonom. Di pihak lain pemerintah menyikapi masalah ini dengan melakukan tindakan otoriter. Pemberontakan ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Pemerintah Republik Indonesia dan masyarakat Aceh pada khususnya. Permasalahan dalam penelitian ini: (1) Apa latar belakang terjadinya Pemberontakan Daud Beureueh pada tahun 1953? (2) Bagaimanakah proses pemberontakan DI/TII Aceh pada tahun 1953-1962? (3) Bagaimanakah upaya penyelesaian pemberontakan DI/TII Aceh? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan deskriptif tentang : (1) latar belakang terjadinya Pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh) pada tahun 1953 (2) proses pemberontakan DI/TII Aceh pada tahun 1953-1962 (3) upaya penyelesaian pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh). Pemerintah Indonesia dalam usaha penyelesaian konflik Aceh ini menggunakan dua cara yaitu kekuatan bersenjata (militer) dan diplomasi (musyawarah) dengan para pemberontak. Dengan kekuatan bersenjata, Pemerintah menyatakan seluruh Aceh menjadi daerah “Militaire bystand” sesuai dengan keputusan Presiden No.175 tahun 1952. Selain itu Pemerintah Indonesia membentuk operasi khusus militer untuk menumpas pemberontakan ini yaitu dengan Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka. Sedangkan dengan cara diplomasi, Pemerintah Indonesia mengirimkan utusan-utusan khusus untuk berdialog dengan pihak pemberontak khususnya dengan Teungku Muhammad Daud Beureueh. Akhirnya dengan negosiasi yang panjang serta disepakatinya status otonomi yang khusus bagi Aceh yaitu dengan terbentuknya Daerah Istimewa Aceh dengan kebebasan menjalankan unsur-unsur Syariat Islam di dalamnya, maka berakhirlah pemberontakkan DI/TII Aceh dan terciptalah perdamaian yang sekian lama diidamkan oleh pemerintah Indonesia dan rakyat Aceh. Untuk merayakan perdamaian tersebut diselenggarakan suatu upacara akbar di Blangpadang tanggal 18-22 Desember 1962 yaitu Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA). Dengan adanya perdamaian tersebut, maka Pemerintah dan rakyat Aceh akan bersama-sama untuk melaksanakan pembangunan demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia serta Aceh pada khususnya. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.relation.ispartofseries 030210302295;
dc.subject PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUEH en_US
dc.title PEMBERONTAKAN DAUD BEUREUEH (DI/TII ACEH) TAHUN 1953-1962 en_US
dc.type Other en_US
You might be interested:  Tokoh Yang Memimpin Perjuangan Rakyat Aceh?

Upaya apa yang dilakukan pemerintah dalam menumpas gerakan DI atau TII?

Dengan demikian, usaha pemerintah untuk memadamkan pemberontakan DI/ TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwirjo dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan musyawarah dengan jalan diplomasi kemudian dilanjutkan dengan operasi militer di bawah TNI(operasi Pagar Betis).

Bagaimana upaya penumpasan pemberontakan RMS melalui jalur diplomasi?

Diplomasi – Salah satu bukti pemerintah mengatasi RMS dengan cara damai adalah mengirim Dr. Leimena untuk melakukan perundingan. Berdirinya RMS telah memicu timbulnya berbagai reaksi dari pemerintah, yang menganggap gerakan ini sebagai ancaman bagi keutuhan Republik Indonesia Serikat.

  • Sebagai respons, pemerintah mengambil beberapa keputusan sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
  • Tindakan pertama yang dilakukan oleh pemerintah ialah mengirim Menteri Kesehatan Indonesia, Dr.
  • J Leimena untuk berdamai dengan RMS dan membujuk mereka bergabung dengan NKRI.
  • Akan tetapi, langkah ini ditolak oleh Soumokil.

Ia justru meminta bantuan kepada Leimena serta pengakuan dari negara lain, terutama Amerika Serikat, Belanda dan Komisi PBB untuk Indonesia. Baca juga: Christiaan Robbert Steven Soumokil, Tokoh Republik Maluku Selatan 1950

Bagaimana akhir dari pemberontakan DI TII?

Akhir pemberontakan DI/TII Jawa Barat – Pada 1958, pemerintah RI mengeluarkan peraturan No.59 Tahun 1958 tentang penumpasan DI/TII. Penumpasan DI/TII dilakukan dengan menurunkan pasukan Kodam Siliwangi di Jawa Barat. Selain itu, pemerintah juga menerapkan taktik Pagar Betis dengan menggunakan tenaga rakyat untuk mengepung tempat persembunyian DI/TII.

Adapun Kodam Siliwangi menggerakkan operasi Brata Yudha untuk menumpas gorombolan DI/TII. Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Mana Saja? Pemberontakan DI/TII berakhir dengan ditangkapnya sang imam Darul Islam, Kartosuwiryo, di punggung Gunung Rakutak, Desa Sukarame, Kabupaten Bandung, pada 3 Juni 1962.

Setelah 13 tahun bergerilya, Kartosuwiryo bersama anaknya, Dodo Muhammad Darda, menyerahkan tanpa perlawanan kepada pasukan Batalion 328 Kujang yang dipimpin Letnan Dua Suhanda. Penangkapan Kartosuwiryo pun menandai periode akhir pemberontakan DI/TII dan aksi para gorombolan di Jawa Barat.

Firmansyah, Adhe. (2009). SM Kartosoewirjo: Biografi Singkat 1907-1962, Yogyakarta: Penerbit Garasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa yang dilakukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan DI TII di Jawa Tengah?

Upaya untuk menumpas gerakan DI/ TII di Jawa Tengah dilakukan melalui operasi militer oleh pasukan Banteng Raiders. Pasukan militer ini melancarkan Operasi Guntur dan berhasil menumpas gerakan DI/ TII di Jawa Tengah pada 1954.

Bagaimana Upaya penumpasan APRA yang dilakukan oleh pemerintah RIS?

KOMPAS.com – Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA ) dibentuk dan dipimpin oleh mantan kapten Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL) atau Tentara Hindia Belanda Raymond Westerling. Terjadinya pemberontakan APRA di Bandung, 23 Januari 1950 disebabkan oleh dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang kembali bergabung ke Republik Indonesia (RI).

Gerakan APRA pun berhenti pada Februari 1950 setelah Westerling lari meninggalkan Indonesia. Baca juga: Latar Belakang Pemberontakan APRA di Bandung Tanggal 23 Januari 1950 pagi hari, gerakan APRA dipimpin Van der Meula dan Van Beeklen. Gerakan ini terdiri dari 800 orang, di dalamnya terdapat 300 anggota KNIL yang bersenjata lengkap menyerang kota Bandung.

Anggota dari APRA banyak yang direkrut dari bekas prajurit KNIL, terutama prajurit Regiment Speciale Troepen (Regimen Pasukan Khusus). Mereka pun berhasil menduduki Markas Besar Divisi Siliwangi dan membunuh setiap anggota militer yang mereka jumpai. Tidak hanya Bandung, Westerling juga bekerja sama dengan Sultan Hamid II untuk menyerang Jakarta.

  1. Melancarkan opeasi militer tanggal 24 Januari 1950, dengan mengirimkan bala bantuan pasukan APRIS yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Bandung. Pasukan APRA pun berhasil didesak dan ditumpas oleh APRIS.
  2. Mengadakan perundingan antara Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda HM Hirschfeld yang menghasilkan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, Myor Jenderal Engels, mendesak pasukan Westerling untuk meninggalkan kota Bandung.
  3. Memerintahkan penangkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II, di mana Westerling melarikan diri ke Singapura dan kembali ke Belanda, sedangkan Sultan Hamid II berhasil ditangkap tanggal 5 April 1960.

Referensi:

  • Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened Poesponegoro. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998), Jakarta: Balai Pustaka.
  • Kahin, George McTurnan. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, NY: Cornel University Press.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.