1. Perang Aceh berlangsung lama dan berlarut-larut disebabkan karena faktor agama (Islam) yang telah lama tertanam dalam hati sanubari rakyat Aceh dengan Al-Qur’an dan Hadist sebagai landasan hukumnya. Snouck Hurgronje berpandangan bahwa salah satu faktor sulitnya menaklukan Aceh dikarenakan kokohnya sendi agama Islam dalam kehidupan masyarakat di ” Tanah Rencong”.
Berapa lama perlawanan rakyat Aceh?
Perang Aceh adalah perang antara Kesultanan Aceh melawan penjajah Belanda. Perang ini berlangsung lama mulai 1873 sampai tahun 1910. Belanda menyatakan perang kepada Aceh pada 26 Maret 1873. Perang terjadi karena masyarakat Aceh tidak ingin wilayahnya dikuasai oleh penjajah.
Mengapa terjadi perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis pada pertengahan abad ke 16?
RaymondSutanto, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Alasan Aceh dan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis serta Siapa Pemimpin Perlawanan Itu? Bobo.id – Teman-teman, pada materi pelajaran kelas 5, tema 7, subtema 1, kita mempelajari tentang peristiwa kebangsaan masa penjajahan.
- Di antara berbagai peristiwa penting pada masa penjajahan, ada juga perlawanan bangsa Indonesia terhadap Portugis.
- Salah satunya, perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Ternate dan Aceh.
- Apa alasan rakyat Aceh dan Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis, ya? Kemudian, siapa pemimpin rakyat Aceh dan Ternate saat melakukan perlawanan terhadap Portugis dan bagaimana hasil perlawanan itu? Cari tahu kunci jawabannya, yuk! Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Arti Gold, Glory, dan Gospel yang Menjadi Semboyan Penjelajah Eropa? Apa Alasan rakyat Aceh dan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis? Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang datang ke Indonesia.
Bangsa Portugis tiba di Indonesia (Nusantara) pada 1511, tepatnya di wilayah Malaka. Alasan rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah adanya persaingan dagang antara pedagang Portugis dengan pedagang Nusantara. Saat itu, pedagang dari Portugis ingin selalu menguasai perdagangan. Designed by macrovector / Freepik Ilustrasi penjelajahan bangsa Eropa abad pertengahan Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Faktor yang Melatarbelakangi Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra? Pemimpin Rakyat Aceh dan Ternate dalam Perlawanan terhadap Portugis Dalam perlawanan terhadap Portugis, rakyat Aceh dipimpin oleh: – Sultan Ali Mughayat Syah (pemimpin Kerajaan Aceh tahun 1514 – 1528) yang berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
Bagaimana jalannya peristiwa Perang Aceh?
Jalannya Perlawanan Rakyat Aceh – Aceh sudah melakukan beberapa persiapan untuk menghadapi perang ini. Misalnya membangun pos-pos pertahanan, peningkatan jumlah pasukan, dan pasokan senjata. Tentara Belanda menginjakkan kaki di Serambi Mekah pada tanggal 5 April 1873.
- Pasukan Aceh yang terdiri atas para ulebalang, ulama, dan rakyat tidak mudah ditundukkan.
- Pasukan Aceh dibawah pimpinan Teuku Imeum Lueng Bata kemudian melawan tentara Belanda pimpinan Kohler untuk memperebutkan Masjid Raya Baiturrahman.
- Dalam pertempuran tersebut, Kohler terbunuh.
- Dengan demikian gagal-lah serangan tentara Belanda yang pertama.
Kemudian pada 9 Desember 1873 Belanda melakukan serangan yang kedua dipimpin oleh J. van Swieten. Masjid Raya Baiturrahman dan Istana Sultan jatuh ke tangan Belanda. Meski demikian, rakyat Aceh tidak menyerah begitu saja. Di seluruh Aceh dikobarkan Perang Sabilillah.
- Para pemimpin perang antara lain adalah Tengku Cik Di Tiro, Panglima Polim, dan Tuanku Hasyim.
- Gerakan pasukan Teuku Umar juga banyak berpengaruh pada jalannya perlawanan.
- Setelah Teuku Umar gugur pada 1899, perlawanan dilanjutkan Cut Nyak Dien.
- Tokoh lainnya yang berperan dalam Perang Aceh adalah Habib Abdurrahman, Teungku Mahyidin Tiro, dan Cuk Nyak Mutia.
Teuku Umar. Foto: rindamiskandarmuda.mil.id Serangan Belanda makin brutal. Satu per satu pemimpin perlawanan rakyat Aceh menyerah atau terbunuh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan akhirnya gugur pada tahun 1899. Panglima Polim menyerah pada tahun 1903, demikian pula dengan Sultan Muhamad Daudsyah.
Pengakuan kedaulatan Belanda atas daerahnya.
Berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan negara-negara asing.
Patuh kepada Pemerintahan Belanda.