Penyebab terjadinya Perang Aceh – Perang Aceh terjadi karena keinginan Belanda untuk menguasai Aceh, yang kedudukannya semakin penting baik dari segi strategi perang maupun jalur perdagangan sejak Terusan Suez dibuka pada 1869. Pada 17 Maret 1824, Inggris dan Belanda menyepakati tentang pembagian wilayah jajahan di Indonesia dan Semenanjung Malaya yang dikenal dengan Traktat Sumatera.
- Salah satu sebab terjadinya Perang Aceh yaitu adanya politik ekspansi Belanda karena Traktat Sumatera yang isinya menyebutkan bahwa Inggris memberikan izin kepada Belanda menguasai Sumatera.
- Dalam kesepakatan disebutkan bahwa Belanda tidak dapat mengganggu kemerdekaan Aceh.
- Akan tetapi, pada praktiknya Belanda tetap berusaha melancarkan serangan terhadap daerah Aceh yang jauh dari ibu kota.
Sultan Aceh pun semakin waspada dan bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Kekhawatiran Aceh semakin meningkat saat Inggris dan Belanda menandatangani Traktat Sumatera pada 1871. Menurut perjanjian itu, Belanda diberi kebebasan untuk mengadakan perluasan wilayah di seluruh Sumatera, termasuk Aceh yang selama ini tidak dapat diganggu kedaulatannya.
Mengapa terjadi perlawanan rakyat Aceh terhadap VOC pada pertengahan abad ke 16?
Terjadi perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis pertengahan abad ke 16 adalah karena upaya Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah dan upaya Sultan Iskandar Muda untuk membebaskan Malaka dari pendudukan Portugal. Pembahasan : Portugis pertama kali memulai penjajahannya di Nusantara saat menaklukkan kota Malaka, ibukota kesultanan Malaka di Semenanjung Malaya pada tahun 1511, dipimpin oleh Afonso d’Albuquerque,
Kemudian pada tahun berikutnya, 1512, Portugis mengirim armada ke Maluku, yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dan tujuan utama penjelajahan Portugis. Kegiatan Portugis yang melakukan penjajahan dan melakukan upaya monopoli rempah-rempah ini mendapat pertentangan, terutama dari kerajaan Aceh.
Kesultanan Aceh yang berada di pulau Sumatera menjadi kekuatan besar dan pusat perdagangan di Selat Malaka setelah jatuhnya kota Malaka kepada Portugis. Dengan posisinya ini, Aceh berusaha menyerang dan mengusir Portugis dari Malaka. Kesultanan Aceh mengalami masa kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda, yang memerintah pada tahun 1607 hingga 1636 M.
Kapan terjadinya perlawanan rakyat Aceh?
Kompas TV nasional singkap Kamis, 12 Maret 2020 | 11:03 WIB Penulis : Yudho Priambodo Perang Aceh merupakan perang terlama dengan menghabiskan biaya paling besar selama abad 19 hingga 20. Kesultanan Aceh Darussalam tidak mau menyerah meski Belanda menggempur dan menyerang kota Serambi Mekkah.
- Dalam perjalanannya, Kesultanan Aceh Darussalam menjalin diplomasi untuk mencari dukungan melawan kolonialisme Belanda hingga ke benua Amerika dan Eropa.
- Dalam episode ini, Singkap menggali faktor apa saja yang membuat kawasan Aceh sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda dan taktik strategi perang apa yang diterapkan rakyat Aceh demi mempertahankan Bumi Rencong dari serangan asing.
Sejarah mengungkap, banyak hal tak terduga bagaimana Aceh dengan ilmu pengetahuan dan kekuatan diplomasinya menjadi kawasan penting di Asia Tenggara. Perang Aceh adalah perang rakyat Aceh melawan Belanda tahun 1873 hingga 1904 diawali dengan pendaratan yang dipimpin oleh Jenderal J.H.R Kohler di pantai Cermin.
Perang semakin memanas saat Kohler ditembak oleh pasukan Kesultanan Aceh Darussalam di depan masjid Baiturrahman pada 14 April 1873. Kesultanan bersama rakyat Aceh melawan tanpa ampun dengan menjalankan perang Sabil, perang sampai akhir hayat demi membela tanah air dan agama. Strategi perang Sabil dan semangat rakyat ternyata mampu mengalahkan pasukan Belanda, namun tahun 1904 Kesultanan tunduk pada politik adu domba Belanda.
Meski kesultanan dibubarkan, nyatanya perang melawan kolonialisme di Aceh masih berlanjut hingga kemerdekaan Indonesia tahun 1945. #SINGKAP Sumber : Kompas TV