Kearifan Lokal Yang Ada Di Aceh?

0 Comments

Kearifan Lokal Yang Ada Di Aceh
Bersiap-siap menikmati kenduri blang Masyarakat Aceh yang dikenal sebagai masyarakat yang majemuk dalam berbagai multi dimensi kaya akan adat dan budaya serta kearifan local lainnya. Keanekaragaman budaya dan kebiasaan tersebut masih dilakukan turun temurun sampai sekarang.

Bahkan generasi muda sekarang tidak mengetahui sejak kapan kebiasaan itu dimulai. Salah satu kearifan local Aceh yang masih eksis hingga sekarang adalah pelaksanaan keunduri blang (kenduri turun sawah). Acara keunduri blang biasanya dilakukan menjelang turun ke sawah. Semua masyarakat yang memiliki sawah dan hendak menanam padi, terlebih dahulu berpartisipasi untuk mengadakan acara keunduri.

Keikutsertaan masyarakat ini didasarkan atas perintah dari keujruen blang (lembaga adat aceh yang khusus mengurusi di bidang persawahan). Keujruen blang sebagai ketua di bidang persawahan akan memberikan aba-aba dua minggu menjelang para petani turun ke sawah.

Perintah keujruen blang sangat disegani dan dipatuhi oleh petani setempat. Karena pada saat penanaman padi, gotong royong di sawah, aliran air dan lain sebagainya perlu bermusyawarah dengan keujruen blang. Keunduri yang dilaksanakan menjelang turun ke sawah yang disertai dengan doa-doa bertujuan supaya padi petani bebas dari penyakit dan hama yang membahayakan tanaman.

Seluruh masyarakat gampong dan petani serta warga gampong sekitarnya diundang untuk menikmati keunduri secara bersama-sama. Jumlah masyarakat yang diundang sesuai dengan jumlah makanan yang tersedia. Pembacaan doa dipimpin oleh ustaz dan santri dari dayah-dayah di sekitar. Kearifan Lokal Yang Ada Di Aceh Masyarakat bersama ustaz sedang menikmati kenduri blang Tujuan lainnya yang ingin diwujudkan melalui acara keunduri blang adalah supaya terbangun silaturahmi yang harmonis antara warga masyarakat. barangkali di antara mereka jarang berjumpa, dengan adanya acara tersebut di antara masyarakat Gampong saling bertegur sapa.

  1. Nilai lain yang terkandung adalah sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas rezki yang telah diberikan oleh Allah.
  2. Eunduri blang dilaksanakan tiga kali sejak mulai dari persiapan turun sawah hingga menjelang panen.
  3. Di saat padi sudah mulai menghijau (pade dara) masyakarat melakukan kenduri kedua dan di saat musim panen tiba petani akan mengakan keunduri ketiga.

Semua masyarakat sangat antusias mengikuti acara tersebut. Setiap petani diharuskan membawa 10 bungkus nasi, lauk pauk lainnya, dan ketan beserta kuah tuhe. Acara keunduri tersebut tidak ada paksaan dari keujruen blang. Bahkan masyarakat yang bukan petani yang hendak ingin melaksanakan keunduri juga diperbolehkan.

Kearifan lokal apa yang dimiliki sebagai bentuk mitigasi bencana tsunami di Aceh?

Syair Smong sebagai mitigasi bencana – Dikabarkan dalam laman Pemprov Aceh, s yair smog selalu dituturkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi melalui nafi-nafi. Nafi merupakan budaya lokal masyarakat Simeulue yang berisikan cerita nasihat, petuah kehidupan, terutama smong.

  • Nantinya para tetua dan tokoh adat menyampaikan nafi-nafi kepada kaum muda untuk menjadi pelajaran.
  • Cerita ini akan disampaikan kepada generasi muda, terutama anak-anak dalam berbagai kesempatan, seperti saat menaman cengkih.
  • Dahulu Simeulue terkenal dengan cengkihnya, anak-anak sering ikut membantu orang tua mereka saat memanen cengkih.
You might be interested:  Bagian Aceh Yang Terkena Tsunami?

Maka tidak heran jika setiap memanen cengkih, kisah-kisah smong jadi selingan di tengah kesibukan. Nafi-nafi juta disampaikan ketika mengaji di surau-surau setelah salat magrib. Kadang juga menjadi pengantar tidur anak-anak di malam hari oleh orang tua sembari menunggu buah hati mereka terlelap.

  1. Semua orang tua melakukan hal yang sama, sehingga tradisi ini menjadi kearifan lokal masyarat Simeulue.
  2. Penghayatan kearifan lokal smong esensinya bagaimana memahami tanda-tanda alam di sekitar mereka dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  3. Para tetua meyakini suatu saat smong akan datang lagi, walaupun mereka sangat berharap agar kejadian itu tidak pernah terulang lagi.

Dari kisah nafi-nafi tersebutlah masyarakat Simeulue belajar yang kemudian dijadikan sebagai alat mengomunikasikan mitigasi bencana. Mercusuar Willem Toren III, Jejak Seabad Monumen Navigasi Warisan Belanda di Aceh ” Smong adalah air mandimu, gempa adalah ayunan tidurmu, hujan badai adalah musikmu, guntur adalah lampumu.

  1. Begitulah penggalan nafi-nafi yang dituliskan dalam dalam Bahasa Devayan,” ujar Alfi Rahman dosen FISIP dan Magister Kebencanaan Universitas Syiah Kuala yang menerjemahkan penggalan syair nafi-nafi tersebut dinukil dari Aceh trend.
  2. Menurut skripsi Rasli Hasan Sari dan kawan-kawan yang berjudul Kearifan Lokal Smong Masyarakat Simeulue dalam Kesiapsiagaan Bencana 12 Tahun Pasca Tsunami menyebut pemahaman pratanda smong, dapat dideteksi melalui beberapa gejala alam.

Seperti gempa bumi yang kuat, disusul air laut surut dengan kecepatan tinggi, sampai ikan-ikan menggelepar di pantai, air sungai mengering, air sumur tiba-tiba menyusut, dan angin dingin berhembus dari arah laut hingga penampakan gelombang raksasa disertai suara gemuruh yang sangat keras.

Pengetahuan masyarakat Pulau Simeulue akan terjadi smong tidak terbatas pada gejala alam saja namun dapat pula ditandai dengan perubahan perilaku pada hewan ternak. Salah satu tandanya adalah sesaat setelah gempabumi, gerombolan kerbau, sapi, dan kambing yang berada di pinggir pantai tiba-tiba melarikan diri ke arah hutan.

“Pengetahuan ini berdasarkan kesaksian penyintas bencana gempabumi dan tsunami tahun 2004” tulis Rasli.

Apa ciri ciri kearifan lokal?

KOMPAS.com – Ruang lingkup kebudayaan memang begitu luas. Namun, salah satu aspek yang berkaitan erat dengan kebudayaan adalah kearifan lokal, Kearifan lokal berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu.

Dilansir dari buku Manusia dalam Kebudayaan dan Masyarakat (2015) karya Eko A. Meinarno, Bambang Widianto, dan Rizka Halida, kearifan lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dari tinggal di tempat tersebut secara turun-menurun.

Kearifan lokal muncul dari dalam masyarakat sendiri, disebarluaskan secara non-formal, dan dimiliki secara kolektif oleh masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, kearifan lokal juga dikembangkan selama beberapa generasi dan tertanam di dalam cara hidup masyarakat yang bersangkutan sebagai sarana untuk mempertahankan hidup.

You might be interested:  Apa Nama Rumah Adat Dari Aceh?

Sanggup bertahan terhadap budaya luar. Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli. Memiliki kemapuan mengendalikan. Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan budaya.

Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal dan berikan contohnya?

Jakarta – Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Pengetahuan ini untuk menjawab berbagai masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dalam modul “Sosiologi SMA Kelompok Kompetensi I” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh unsur kehidupan, yaitu agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian.

  1. Earifan lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan masyarakat.
  2. Earifan lokal menjadi bagian dari cara hidup untuk memecahkan segala permasalahan hidup.
  3. Onsep kearifan lokal atau kearifan tradisional atau sistem pengetahuan lokal ( indigenous knowledge system ) adalah pengetahuan yang khas milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional. Contohnya, hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.

  1. Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa) dan manuskrip.
  2. Elangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu.

Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.

Di Indonesia, kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan, meliputi tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya. Contohnya, kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa.

Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.

Apakah makanan termasuk kearifan lokal?

Tradisi kuliner berbasis pangan lokal merupakan bentuk kearifan local sebagai gambaran pola-pola hidup masyarakat yang mampu menghadirkan identitas kolektivitas dan representasi sosial budaya dalam mengkonsepkan makanan, fungsi sosial makanan.

Apa saja kearifan lokal Suku Dayak?

Kalimantan memiliki banyak hutan yang harus dijaga dan dilestarikan. Hutan merupakantempat berbagai biodiversitas, contohnya sebagai tempat habitat para hewan primata, dan juga tempat tumbuhnya berbagai pohon-pohon obat yang hanya dapat tumbuh ditanah kalimantan.

  • Sangat disesali jika masyarakat lokal tidak menjaga dan melestarikan hutan.
  • Masyarakat lokal di kalimantan disebut dengan masyarakat dayak, karena suku mayoritas di kalimantan ialah suku dayak.
  • Masyarakat dayak dikenal sangat menjaga hubungan manusia dengan alam.
  • Masyarakat dayak sangat menjaga kelestarian alam, salah satunya menjaga hutan.
You might be interested:  Bahasa Aceh Lagi Apa?

Dalam menjaga kelestarian hutan di kalimantan, masyarakat dayak ternyata memiliki kearifan lokal. Mereka menggunakan sanksi adat untuk mengatur kelestarian hutan. Sanksi adat ini akan diberikan kepada masyarakat dayak maupun masyarakat luar yang melanggar dan merusak alam.

  1. Menurut masyarakat dayak, melestarikan hutan memang kewajiban dan tanggung jawab setiap manusia, dan mereka percaya jika “apa yang ditabur, itulah yang dituai”.
  2. Epercayaan masyarakat dayak inilah yang membuat mereka selalu menjaga kelestarian alam.
  3. Earifan yang dimiliki oleh masyarakat dayak dapat dilihat dari upaya dalam konservasi hutan.

Masyarakat dayak memilki hutan adat yang dilindungi agar tetap terjaga. Hutan adat atau hutan cadangan ini dimaksudkan untuk menyangga keanekaragaman hayati yang ada di hutan, dan juga sebagai cadangan bagi generasi mendatang. Kearifan lokal lainnya yang dimiliki oleh masyarakat dayak yaitu saat melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

  • Prinsip pemadaman di masyarakat dengan sistem kebersamaan menghadapi musim kemarau.
  • Pemadaman yang dilakukan dengan cara memadamkan api kecil dan pengedalikan pembakaran ladang agar tidak terjadi pembakaran hutan yang sangat luas.
  • Earifan lain yang dimiliki oleh mereka juga terdapat saat ada salah satu warga meninggal karena tertimpa kayu, kemudian tetua adat akan melakukan upacara ritual untuk memulihkan hubungan manusia dengan alam.

Seperti itulah beberapa contoh kearifan lokal pada masyarakat dayak. Kelestarian hutan yang dijaga oleh masyarakat dayak ini akan memberi dampak baik juga bagi masyarakat dayak. Hutan merupakan sumber kehidupan khususnya meningkatkan perekonomian bagi masyarakat lokal.

  • Masyarakat dayak sudah lama menerapkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
  • Hampir 80% masyarakat dayak mata pencahariannya yaitu berladang atau petani.
  • Aktifitas berladang tidak terlepas dari hutan.
  • Tanpa hutan, masyarakat tidak dapat berladang.
  • Sehingga jika hutan itu sendiri tidak dijaga oleh masyarakat lokal maka mereka juga yang mendapat dampak buruknya.

Para masyarakat saat ingin membuka lahan hingga akhirnya panen juga harus menaati peraturan adat yang ada. Peraturan inilah yang membentuk kebudayaan masyarakat dayak. Hutan bagi masyarakat memiliki peran yang sangat besar. Hal itu terbukti dari manfaat hutan bagi masyarakat dayak, contohnya sebagai tempat mata pencaharian, sebagai tempat bahan-bahan untuk membuat rumah panjang yang merupakan rumah adat, dan masih banyak manfaat lainnya.

Apa yang dimaksud dengan peusijuek?

KOMPAS.com – Peusijuek merupakan upacara adat Aceh yang bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Aceh karena harapannya telah tercapai. Upacara Peusijuek lazim dilakukan saat prosesi pernikahan, hendak berangkat naik haji, pergi menuntut ilmu, naik pangkat, memiliki rumah baru, memiliki kendaraan baru, dan lain sebagainya.