Kapan Terjadinya Serangan Pertama Portugis Terhadap Aceh?

0 Comments

Kapan Terjadinya Serangan Pertama Portugis Terhadap Aceh

Pertempuran Aceh (1569)
Tanggal Mei 1569 Lokasi Pesisir barat laut Sumatra Hasil Portugal menang
Pihak terlibat
Portugal Kesultanan Aceh
Tokoh dan pemimpin

Nog 5 rijen

Pada tahun berapa dan siapa yang memimpin serangan pertama Aceh oleh Portugis?

Kapan Terjadinya Serangan Pertama Portugis Terhadap Aceh Aceh. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro Merdeka.com – Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Portugis. Ketika itu, rakyat nggak cuma pasrah-pasrah saja, tapi banyak dari mereka yang sudah berusaha melawan. Dari banyak daerah yang berusaha melawan, salah satu daerah itu adalah Aceh.

Bagaimana perjuangan rakyat Aceh dalam perjuangan melawan penjajah? Check this out! Keberuntungan Aceh muncul di tahun 1511. Di tahun itu, Malaka jatuh ke tangan Portugis, sehingga banyak pedangang yang berpindah dari Malaka ke Aceh. Otomatis perdangangan di Aceh menjadi semakin ramai. Hal ini juga membuat Aceh menjadi pusat perdangan.

Namun, Portugis menganggap perkembangan Aceh ini menjadi sebuah ancaman tersendiri. Setelah itu, Portugis berencana untuk menghancurkan Aceh. Akhirnya, di tahun 1523, Portugis melakukan serangan ke Aceh yang dipimpin oleh Henrigues, dan di tahun 1524 yang dipimpin oleh de Sauza.

Nggak semua serangan Portugis ini berjalan lancar. Namun, Portugis nggak menyerah. Mereka terus berusaha mencari cara untuk bisa melemahkan kedudukan Aceh dalam perdagangan. Misalnya saja, kapal-kapal Portugis yang mengganggu kapal-kapal dagang Aceh. Tindakan Portugis itu membuat rakyat Aceh berusaha melawan.

Sebagai persiapannya, rakyat Aceh melakukan beberapa langkah, antara lain:

Melengkapi senjata yang diletakkan di kapal-kapal dagang dengan persenjataan, meriam dan prajurit Mencari bantuan dengan cara mendatangkan bantuan berupa sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki di tahun 1567.

Selain dua hal itu, masih banyak hal yang dilakukan Aceh untuk bisa melawan Portugis. Nah, sekarang kamu sudah tahu tentang latar belakang perjuangan rakyat Aceh untuk melawan Portugis. Bab ini sangat menarik untuk dipelajari karena berhubungan dengan sejarah bangsa Indonesia. Tertarik untuk mempelajari bab ini secara lebih lanjut kan?

Apa penyebab Aceh dan Portugis saling bermusuhan sehingga timbul peperangan?

Kapan Terjadinya Serangan Pertama Portugis Terhadap Aceh RaymondSutanto, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Alasan Aceh dan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis serta Siapa Pemimpin Perlawanan Itu? Bobo.id – Teman-teman, pada materi pelajaran kelas 5, tema 7, subtema 1, kita mempelajari tentang peristiwa kebangsaan masa penjajahan.

  1. Di antara berbagai peristiwa penting pada masa penjajahan, ada juga perlawanan bangsa Indonesia terhadap Portugis.
  2. Salah satunya, perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Ternate dan Aceh.
  3. Apa alasan rakyat Aceh dan Ternate melakukan perlawanan terhadap Portugis, ya? Kemudian, siapa pemimpin rakyat Aceh dan Ternate saat melakukan perlawanan terhadap Portugis dan bagaimana hasil perlawanan itu? Cari tahu kunci jawabannya, yuk! Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Arti Gold, Glory, dan Gospel yang Menjadi Semboyan Penjelajah Eropa? Apa Alasan rakyat Aceh dan Ternate Melakukan Perlawanan terhadap Portugis? Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang datang ke Indonesia.

Bangsa Portugis tiba di Indonesia (Nusantara) pada 1511, tepatnya di wilayah Malaka. Alasan rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah adanya persaingan dagang antara pedagang Portugis dengan pedagang Nusantara. Saat itu, pedagang dari Portugis ingin selalu menguasai perdagangan. Kapan Terjadinya Serangan Pertama Portugis Terhadap Aceh Designed by macrovector / Freepik Ilustrasi penjelajahan bangsa Eropa abad pertengahan Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 5 Tema 7 Subtema 1: Apa Faktor yang Melatarbelakangi Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra? Pemimpin Rakyat Aceh dan Ternate dalam Perlawanan terhadap Portugis Dalam perlawanan terhadap Portugis, rakyat Aceh dipimpin oleh: – Sultan Ali Mughayat Syah (pemimpin Kerajaan Aceh tahun 1514 – 1528) yang berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.

You might be interested:  Siapa Saja Tokoh Pahlawan Aceh?

Dapatkah Aceh mengusir Portugis?

KOMPAS.com – Pada 1511, bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Kala itu, Malaka, Aceh, dan Johor memegang peranan penting sebagai bandar perdagangan rempah-rempah internasional. Berbeda dengan kerajaan Islam di wilayah tersebut, sejak awal Aceh tidak pernah berkompromi dengan Portugis, bahkan cenderung melakukan tindakan militer melawan mereka.

Pada tiga dekade awal abad ke-16, rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis dan berhasil mengusirnya dari Daya (1520), Pidie (1521), dan Pasai (1524). Kemenangan yang diraih itu berhasil menyelamatkan Sumatera bagian utara dari laju intervensi bangsa Eropa untuk beberapa abad. Hal ini juga telah membawa Aceh menjadi sebuah kekuatan yang besar, bahkan senjata altilerinya diduga lebih banyak daripada yang dimiliki oleh benteng Portugis di Malaka.

Pada 1537, Aceh untuk pertama kalinya mengirim ekspedisi ke Malaka untuk melakukan serangan militer terhadap Portugis. Lantas, apa alasan Kerajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka ? Baca juga: Perjuangan Rakyat Malaka Menghadapi Portugis

Mengapa Portugis ingin menghancurkan Aceh pada tahun 1523?

Pembahasan – Penyebab peperangan Aceh dengan Portugis adalah keinginan Portugis untuk menghancurkan Aceh yang berkembang pesat setelah Portugis menguasai Malaka dan para pedagang memindahkan jalur perdagangannya ke Aceh. Hal ini diangggap Portugis sebagai ancaman sehingga mereka melancarkan serangan pada tahun 1523 dan 1524 namun tidak berhasil menguasai Aceh.

  1. Aceh juga menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629 namun tidak berhasil mengusir Portugis.
  2. Penyebab perang Aceh antara Aceh dengan Belanda adalah penandatanganan Traktat Sumatera antara Belanda dengan Inggris yang memberi kesempatan kepada Belanda untuk mengintervensi Kesultanan Aceh.
  3. Permintaan Belanda agar Aceh mengakui kedaulatan Belanda di Aceh ditolak mentah-mentah sehingga Belanda mengumumkan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873.

Perang Aceh berlangsung sekitar tahun 1873 sampai 1904. Walaupun Belanda berhasil menguasai Kesultanan Aceh, namun perlawanan rakyat Aceh tetap terjadi sampai mendekati Perang Dunia II.

Apa yang dilakukan oleh Aceh dalam serangan terhadap Portugis?

Perlawanan Rakyat Aceh Melawan Portugis dan VOC – Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai ancaman, oleh karena itu, Portugis berkehendak untuk menghancurkan Aceh. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza.

  1. Beberapa serangan Portugis ini mengalami kegagalan.
  2. Portugis terus mencari cara untuk melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan.
  3. Apal-kapal Portugis selalu mengganggu kapal-kapal dagang Aceh di manapun berada.
  4. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal- kapal Portugis untuk ditangkap.

Sudah barang tentu tindakan Portugis telah merampas kedaulatan Aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang dengan siapa saja, mengadakan hubungan dengan bangsa manapun atas dasar persamaan. Oleh karena itu, tindakan kapal-kapal Potugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis.

  1. Langkah-Langkah Aceh dalam Melawan Portugis Sebagai persiapan Aceh dalam melawan Portugis yaitu melakukan langkah-langkah antara lain: 1.
  2. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit 2.
  3. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.3.

Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara. Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Formosa/Benteng. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan.

Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Rakyat Aceh dan para pemimpinnya selalu ingin memerangi kekuatan dan dominasi asing, oleh karena itu, jiwa dan semangat juang untuk mengusir Portugis dari Malaka tidak pernah padam.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari Malaka. Sementara itu untuk mengamankan wilayahnya yang semakin luas meliputi Sumatera Timur dan Sumatera Barat, ditempatkan para pengawas di jalur-jalur perdagangan. Para pengawas itu ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan penting seperti di Pariaman.

You might be interested:  Apa Keunikan Dari Mie Aceh?

Bagaimana perlawanan Portugis terhadap Aceh?

Jalannya Perlawanan Aceh Terhadap Portugis – Pada Tahun 1523 melancarkan serangan dibawah pimpinan Henrigues dan diteruskan oleh de Sauza pada tahun berikutnya. Namun perlawanan yang dilakukan selalu menemui kegagalan. Maka, untuk melemahkan Aceh, Portugis melancarkan serangan dengan mengganggu kapal-kapal dagang Aceh.

  1. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India),
  2. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dari beberapa pedagang muslim di Jawa,
  3. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh,
  4. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar.

Semangat rakyat Aceh untuk mengusir Portugis dari Aceh sangatlah besar. Puncaknya adalah pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Sultan Iskandar Muda mencoba menambah kekuatan dengan melipatgadakan kekuatan pasukannya, angkatan laut diperkuat dengan kapal-kapal besar yang berisi 600-800 prajurit, pasukan kavaleri dilengkapi dengan kuda Persia, menyiapkan pasukan gajah dan milisi infanteri.

  1. Perlawanan terus dilakukan.
  2. Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641.
  3. VOC bermaksud membuat Malaka menjadi pelabuhan yang ramai dan ingin menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC.

Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636–1841). Pada saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat mempertahankan kebesarannya. Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin 91641–1675) Aceh tidak dapat berbuat banyak mempertahankan kebesarannya.

Apa yang terjadi setelah pecah peperangan antara Aceh dan Portugis?

Era Penjajahan merupakan suatu era yang amat buruk bagi suatu bangsa. Seperti halnya Indonesia, yang mana mempunyai berbagai perlawanan daerah seperti pada penyebab perang Padri pecah, latar belakang perang Banjar dan juga dampak Perang Padri, Usaha untuk memperoleh kemerdekaan tetap diperjuangkan oleh mayoritas masyarakat Indonesia, dengan berbagai daya dan upaya.

  • Meskipun memang kekuatan persenjataan dan tekonlogi terlihat sangat tidak seimbang, namun api semangat dalam hati mereka tetap membara.
  • Masyarakat Indonesia juga harus mengorbankan segala sesuatu yang dicintai.
  • Ota tanah kelahiranpun juga ikut dikorbankan, sama seperti yang terjadi pada penyebab Pertempuran Bandung Lautan Api,

Pada era yang mengerikan tersebut, banyak sekali konflik yang dapat ditemukan, entah itu antar masyarakat sendiri atau perlawanan antara masyarakat dengan pemerintah. Kita bisa mnjumpai berbagai sejarah yang menjelaskan mengenai adanya penyebab konflik horizontal dan juga penyebab pelanggaran HAM vertikal yang dapat ditemukan hampir di segala penjuru negeri.

  1. Namun, masyarakat kita tidak tinggal diam.
  2. Banyak dari leluhur kta yang melakukan perlawanan sengit untuk memerangi penjajahan, seperti yang pernah dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Aceh ini.
  3. Perang tadi menimbulkan beberapa akibat, yakni : 1.
  4. Banyaknya Korban Jiwa Perlawanan di Aceh ini menandingkan dua kekuatan yang cukup besar, yakni kekuatan rakyat Aceh, dengan kekuatan pendatang, Portugis.
You might be interested:  Tari Saman Dari Aceh Memiliki Gerakan Yang?

Perlawanan Potguis ini bisa dibilang sebagai salah satu dampak konflik agama, karena salah satu tujuan mereka itu adalah utnuk menyebarkan agama endemik mereka, yakni Katolik. Kedua belah pihak saling bertikai, terutama dikarenakan oleh kebijakan Portugis yang sangat merugikan rakyat.

Oleh karena itu, peperangan pun akhirnya pecah dan menewaskan banyak orang, baik dari pihak Aceh ataupun Portugis. Namun, Portugis juga akhir mengeluarkan salah satu strategi mereka yang busuk, yakni ikut merekrut rakyat Aceh untuk bisa diselipkan dalam pasukan. Hal itu membuat perlawanan rakyat Aceh sedikit berkurang dan mereda, mengingat mereka akan melawan bangsa mereka sendiri.

Dengan begitu, kekhawatiran rakyat Aceh tadi dimanfaatkan Portugis untuk kembali mengembangkan sayapnya di tanah Aceh. Perjuangan rakyat pun semakin ditekan dan akhirnya masyarakat terpaksa meninggalkan medan tempur untuk berlindung dan membentuk strategi baru.

Bersamaan dengan itu, Portugis juga semakin mencengkeram kerajaan-kerajaan kecil yang berada di Aveh untuk bisa ikut tunduk pada kekuasaan Portugis.2. Mode Pertempuran Berubah Menjadi Gerilya Pada perlawanan Aceh ini, kita bisa melihat adanya ketidak seimbangan kekuatan antara rakyat Aceh dengan pasukan Portugis.

Rakyat Aceh yang saat itu masih belum mempunyai angkatan bersenjata terbaik di dunia dan juga personel militer terbaik di dunia yang memadai terpaksa harus mundur dan akhirnya “menghilangkan” eksistensi mereka untuk sementara, dengan menggunakan metode peperangan yang lain, yakni gerilya.

Mengapa Portugis balik menyerang Aceh?

Perlawanan Rakyat Aceh Melawan Portugis dan VOC – Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai ancaman, oleh karena itu, Portugis berkehendak untuk menghancurkan Aceh. Pada tahun 1523 Portugis melancarkan serangan ke Aceh di bawah pimpinan Henrigues, dan menyusul pada tahun 1524 dipimpin oleh de Sauza.

Beberapa serangan Portugis ini mengalami kegagalan. Portugis terus mencari cara untuk melemahkan posisi Aceh sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal Portugis selalu mengganggu kapal-kapal dagang Aceh di manapun berada. Misalnya, pada saat kapal-kapal dagang Aceh sedang berlayar di Laut Merah pada tahun 1524/1525 diburu oleh kapal- kapal Portugis untuk ditangkap.

Sudah barang tentu tindakan Portugis telah merampas kedaulatan Aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang dengan siapa saja, mengadakan hubungan dengan bangsa manapun atas dasar persamaan. Oleh karena itu, tindakan kapal-kapal Potugis telah mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis.

  1. Langkah-Langkah Aceh dalam Melawan Portugis Sebagai persiapan Aceh dalam melawan Portugis yaitu melakukan langkah-langkah antara lain: 1.
  2. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam dan prajurit 2.
  3. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara dan beberapa ahli dari Turki pada tahun 1567.3.

Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara. Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus bertahan mati-matian di Formosa/Benteng. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan.

Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh. Rakyat Aceh dan para pemimpinnya selalu ingin memerangi kekuatan dan dominasi asing, oleh karena itu, jiwa dan semangat juang untuk mengusir Portugis dari Malaka tidak pernah padam.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani dan bercita-cita untuk mengenyahkan penjajahan asing, termasuk mengusir Portugis dari Malaka. Sementara itu untuk mengamankan wilayahnya yang semakin luas meliputi Sumatera Timur dan Sumatera Barat, ditempatkan para pengawas di jalur-jalur perdagangan. Para pengawas itu ditempatkan di pelabuhan-pelabuhan penting seperti di Pariaman.