1. Kisah Tujuh Anak Pria – Kisah Tujuh Anak Pria – Cerita Rakyat Dari Aceh Cerita Rakyat Dari Aceh yang pertama adalah cerita tentang Kisah Tujuh Anak Pria. Pada suatu musim kemarau yang panjang ada sepasang suami istri yang meninggalkan ketujuh anaknya di hutan, karena bencana kelaparan.
- Dengan kesedihan yang teramat sangat, ketujuh anak itu pun berusaha mencari kedua orang tuanya.
- Hingga akhirnya, pencarian tersebut membawa mereka ke suatu rumah besar di tengah hutan, yang pemiliknya adalah berwujud raksasa perempuan.
- Arena merasa iba, raksasa tersebut memberi mereka makanan dan emas.
Setelah itu, mereka harus segera pergi, agar suami dari raksasa tersebut tidak memangsanya. Ketujuh saudara itu mengikuti saran tersebut, dan segera melanjutkan pencarian. Dan akhirnya, mereka sampailah mereka di suatu negeri. Dan akhirnya Mereka pun harus menjual emas pemberian sang raksasa, untuk memulai kehidupan baru.
Contents
Dari mana asal cerita keong mas?
KOMPAS.com – Indonesia memiliki cerita rakyat yang sangat banyak, di mana hampir di setiap daerah memiliki ceritanya sendiri. Seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, Timun Mas dari Jawa Tengah, Situ Bagendit dari Jawa Barat, dan masih banyak lagi.
Nilai apa saja yang terkandung dalam cerita Hikayat Putri Hijau?
Nilai penguatan pendidikan karakter dalam Legenda Putri Hijau II yakni, 1) Nilai religius; cinta damai, anti kekerasan, teguh pendirian, 2) Nilai nasionalis; cinta tanah air, 3) Nilai mandiri; tangguh dalam berjuang, berani, professional dan juga kreatif, 4) Nilai gotong royong; kerjasama, tolong menolong, dan
Dimana makam Putri Hijau?
POPULARITAS.COM – Nama Putroe Ijo (Putri Hijau) mungkin tak setenar pahlawan perempuan seperti Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien dan pahlawan lainnya yang berasal dari Aceh. Namun, kisah perjalanan dan perjuangan Putri Hijau tak kalah menariknya dengan kedua pahlawan itu.
Dari beberapa hikayat menjelaskan bahwa sosok Puteri Hijau memiliki kecantikan dan keindahan yang terkenal hingga ke pelosok negeri mulai dari Aceh, Malaka, hingga pulau Jawa. Namun, kisah Putri Hijau sendiri hingga kini belum memiliki catatan sejarah yang pasti. Terdapat banyak versi berkembang di tengah masyarakat, kisah Putri Hijau lebih populer dibicarakan kalangan masyarakat Sumatera Utara dan Karo.
Sebab, di sana terdapat sebuah prasasti peninggalan yang kerap dipercayai memiliki ikatan sejarah kuat dengan Putri Hijai, yaitu Meriam Puntung. Meriam Puntung atau Meriam Buntung dalam bahasa Karo adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Haru yang memerintah sekitar tahun 1594.
Meriam Puntung ini berada di dalam komplek Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara. Dari berbagai peperangan pada Zaman itu, Meriam puntung menjadi pertahanan terakhir yang dimiliki oleh Putri Hijau, Tapi karena ditembaki terus-menerus, meriam ini pun menjadi panas, meledak, terlontar, dan terputus dua.
Merasa tertekan, Puteri Hijau dibawa oleh kakaknya yang berubah menjadi ular besar ke atas punggungnya dan menyelamatkan diri melalui sebuah terusan memasuki sungai Deli dan langsung ke selat Malaka. Hingga sekarang kedua kakak beradik ini dipercaya menghuni sebuah negeri dasar laut di sekitar Pulau Berhala. Makam Putroe Ijo, di Desa Pande, Kota Banda Aceh. (Popularitas/dani) Versi lain menyebutkan bahwa Puteri Hijau sempat tertangkap. Dia ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang diangkut ke dalam kapal untuk dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di Ujung Jambo Aye, Aceh Utara.
Putri Hijau memohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, dia diberikan berkarung-karung beras dan beribu-ribu telur. Tetapi setelah beberapa saat upacara dimulai, tiba-tiba berhembuslah angin yang maha dahsyat, disusul gelombang tinggi dan ganas. Dari dalam laut muncul jelmaan saudaranya, ular besar.
Lalu Putri Hijau dilarikan ke dalam laut dan mereka bersemayam di perairan Pulau Berhala. Ahli sejarah Aceh yang juga sebagai Dosen Ilmu Sejarah Universitas Syiah Kuala, Husaini Ibrahim menceritakan, dalam rangka perebutan kekuasaan terutama di perairan Selat Malaka.
Dimana cerita Putri Hijau terjadi?
PEMATANGSIANTAR, iNews.id – Cerita Rakyat Sumatera Utara kali ini mengisahkan seroang Putri Hijau. Cerita rakyat ini berasal dari tanah Deli. Kisah ini tentang ketertarikan Sultan Aceh kepada seorang anak dari Sultan Deli yang bernama Putri Hijau.