Jelaskan Dua Golongan Yang Muncul Pada Masa Kerajaan Aceh?

0 Comments

Jelaskan Dua Golongan Yang Muncul Pada Masa Kerajaan Aceh
Dalam masyarakat Aceh, terdapat dua golongan utama, yaitu golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (tengku). Kedua golongan ini sering bersaing dalam berebut pengaruh di masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa sekalipun kesultanan Aceh merupakan negara Islam, namun kehidupan masyarakatnya tetap bersifat feodal.

  1. Feodal atau Feodalisme merupakan sebuah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan.
  2. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
  3. Dalam masyarakat Aceh, terdapat dua golongan utama, yaitu golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (tengku).
  4. Edua golongan ini sering bersaing dalam berebut pengaruh di masyarakat.

Hal tersebut membuktikan bahwa sekalipun kesultanan Aceh merupakan negara Islam, namun kehidupan masyarakatnya tetap bersifat feodal. Feodal atau Feodalisme merupakan sebuah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan.

Golongan masyarakat daerah manakah Teuku dan Tengku?

1).Teuku adalah gelar bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh. Teuku adalah seorang hulubalang atau ulèë balang dalam bahasa Acehnya, yang menerima kekuasaan langung dari sultan aceh.2).Teungku adalah gelar keagamaan yang diberikan kepada santri, ataupun guru yang memiliki pengetahuan mengenai kitab-kitab keagamaan. Gelar Teungku diberikan baik kepada pria maupun wanita.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tengku?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Tengku adalah gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada seorang laki-laki dan perempuan keturunan dari sultan-sultan dan para raja-raja di Kerajaan Melayu. Tulisan “Tengku” di awal nama setiap orang Melayu merupakan status yang menandakan kedudukannya dalam masyarakat adat Melayu.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Teuku?

Teuku adalah gelar bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh, Teuku adalah seorang hulubalang atau ulèëbalang dalam bahasa Acehnya, Sama seperti tradisi budaya patrilineal lainnya, gelar Teuku dapat diperoleh seorang anak laki-laki, bilamana ayahnya juga bergelar Teuku,

Teuku Umar, bukan Teungku Umar (karena ia memang seorang ningrat dari sebuah kerajaan kecil di Aceh Barat ) Teungku Chik di Tiro, bukan Teuku Chik di Tiro (ia bukan seorang ningrat, tetapi adalah seorang ulama besar di wilayah Tiro, Pidie )

Beberapa tokoh Indonesia yang mempunyai gelar tersebut

Teuku Muhammad Hasan Teuku Nyak Arief Teuku Ryan Teuku Wisnu Teuku Rifnu Wikana

Apa arti nama Teuku di Aceh?

Banda Aceh – Sebagian besar masyarakat di luar Aceh masih belum dapat membedakan gelar teuku dan teungku, Dua gelar itu padahal disandang orang tertentu dan memiliki arti berbeda. Gelar teuku sudah tidak asing di telinga masyarakat karena beberapa publik figur di tanah air menyandang gelar itu.

  1. Sebut saja Teuku Wisnu, Teuku Ryan, Teuku Rassya Islamay Pasya, Teuku Rifky Harsya dan banyak lagi.
  2. Dikutip dari buku Uleebalang dari Kesultanan Hingga Revolusi Sosial (1514-1946) karya Hasbullah, gelar teuku dan teungku telah ada sejak masa Kesultanan Aceh.
  3. Pada tahun 1874, masih terdapat tiga jenis elit dalam masyarakat Tanah Rencong yaitu Sultan, uleebalang (teuku) dan ulama (teungku).
You might be interested:  Harga Menu Kfc Banda Aceh?

Uleebalang disebut berperan sebagai perpanjangan tangan kekuasaan atau pejabat dari Sultan Aceh dengan dikukuhkan, namun tidak diciptakan oleh syahbandar. Uleebalang juga diberi tugas mengepalai nanggroe atau negeri oleh Sultan Aceh. Para uleebalang ini juga disebut semacam ‘sultan’ atau ‘raja kecil’ yang memimpin nanggroe.

Uleebalang ini diberi gelar teuku untuk laki-laki dan cut untuk perempuan. “Gelar teuku dan cut diperuntukkan untuk keluarga uleebalang/raja dan keluarganya di ‘wilayah otonom’ yang tunduk kepada Sultan Aceh. Gelar ini berlaku secara turun-temurun, meskipun mereka tidak menjabat sebagai uleebalang,” tulis Hasbullah dalam bukunya.

Setelah ratusan tahun berlalu, kelompok uleebalang akhirnya memiliki kedudukan yang sama dengan masyarakat umum sejak 1962 lalu. Hal itu terjadi setelah berakhirnya perang DI/TII Aceh dan Teungku Muhammad Daud Beureueh kembali ke NKRI. Meski uleebalang sudah tidak ada, nama teuku masih tetap dipakai di Aceh.

Bila seorang ayah bergelar teuku mempunyai anak laki-laki, maka nama depan anaknya juga anak dibuat teuku. Sementara teungku merupakan gelar keagamaan yang diberikan kepada santri, atau guru yang memiliki pengetahuan mengenai kitab-kitab keagamaan. Dikutip dari situs Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Jaya, gelar teungku diberikan baik kepada pria maupun wanita.

“Orang-orang yang memberikan pengajaran dasar mengaji Al-Qur’an juga sering diberi gelar teungku, termasuk juga orang-orang yang sudah menunaikan ibadah haji,” tulis Kasubbag Pendataan dan dokumentasi adat MAA, Rafi’i dalam situs tersebut. Budiman Sulaiman, dkk dalam buku Sistem Sapaan Bahasa Aceh menyebutkan, gelar teuku dan teungku juga kerap dipakai untuk menyapa seseorang.

Ata teuku biasa dipakai untuk menyapa golongan bangsawan laki-laki semua kelompok umur dan digunakan oleh masyarakat semua kelompok umur juga. Kalimat sapaan teuku itu disebut kerap dipakai masyarakat di Pidie, Aceh Besar, Aceh Utara dan Aceh Barat. Sementara Teungku dipakai untuk menyapa orang yang berilmu pengetahuan dan umum.

Di Aceh, hampir semua orang laki-laki disapa dengan sebutan teungku. Dalam buku itu dijelaskan, sapaan teungku diperuntukkan untuk menyapa orang yang ahli atau berilmu dalam bidang agama Islam atau yang lebih taat dari kebanyakan orang, atau menjabat jabatan yang berhubungan dengan agama.

You might be interested:  Makanan Khas Aceh Yang Mudah Dibuat?

Siapakah Sultan Iskandar Muda itu brainly?

Suara.com – Sultan Iskandar Muda merupakan pahlawan yang sangat dikenal oleh masyarakat Aceh. Ia telah berhasil menyatukan seluruh wilayah semenanjung tanah Melayu di bawah nama kebesaran Kerajaan Aceh Darussalam, Yuk simak riwayat sejarah Sultan Iskandar Muda berikut ini.

  • Selain itu, Sultan Iskandar Muda juga telah berhasil menjalin hubungan diplomasi perdagangan yang baik dengan berbagai bangsa asing di dunia.
  • Lalu, seperti apa sosok Sultan Iskandar Muda yang namanya sangat masyur di tanah Melayu ini? Berikut sejarah singkat mengenai perjalanan hidup Sultan Iskandar Muda, mulai dari latar belakang hingga penghargaan yang diperoleh.

Latar Belakang Sultan Iskandar Muda Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai dan Peninggalannya Sultan Iskandar Muda adalah putra dari Puteri Raja Indra Bangsa, keturunan keluarga Raja Darul Kamal. Ayahnya adalah Sultan Alauddin Mansur Syah yang merupakan putra dari Sultan Abdul Jalil bin Sultan ‘Alaiddin Ri’ayat Syah Al-Kahhar.

  1. Ia lahir Lahir di Bandar Aceh Darussalam, Kesultanan Aceh, sekitar tahun 1590 atau 1593.
  2. Pada masa bayinya Sultan Iskandar Muda dikenal juga dengan nama Tun Pangkat Darmawangsa.
  3. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga istana.
  4. Sehingga sejak masa kecilnya Ia telah mengetahui bagaimana seluk beluk yang ada dalam istana maupun adat istiadat yang ada pada saat itu.

Masa Kepemimpinan Sultan Iskandar Muda Aceh mencapai kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Ia berkuasa di mulai pada 1607 sampai 1636. Sri Sultan Iskandar Muda merupakan sultan yang paling besar dalam masa Kesultanan Aceh. Pada masa pemerintahannya, Sultan Iskandar Muda sering melakukan ekspedisi invasi ke sekitar daerah kekuasaannya.

  • Erajaan Deli ditaklukan pada 1612, kemudian menyusul Kerajaan Johor pada 1613 dan Bintan pada 1614.
  • Selanjutnya, pada 1618 Sultan Iskandar Muda berhasil mengalahkan Pahang, Kedah pada 1619, dan Nias pada1624 –1625.
  • Baca Juga: Sejarah Sunan Ampel Sebar Islam di Nusantara Sultan Iskandar Muda telah menyatukan seluruh wilayah semenanjung Melayu di bawah Kerajaan Aceh Darussalam.

Secara ekonomi, kerajaan Aceh Darussalam telah memiliki hubungan diplomasi perdagangan yang baik dalam lingkup internasional. Rakyat Aceh pun menjadi makmur dengan peraturan yang telah dibuat oleh Sultan Iskandar Muda di seluruh aspek kehidupan. Akhir Hayat dan Penghargaan kepada Sultan Iskandar Muda Sultan Iskandar Muda wafat pada 27 September 1636 M di usia yang cukup muda yaitu 43 tahun.

You might be interested:  Tari Dari Aceh Yang Dipentaskan Secara Berkelompok Yaitu?

Ia dimakamkan di dalam komplek Kandang Mas yang sebelumnya pernah dihancurkan Belanda. Berdasarkan SK Presiden RI No.077/TK/Tahun 1993, Sultan Iskandar Muda dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasanya kepada Negara Republik Indonesia. Demikian ulasan singkat tentang sosok Sultan Iskandar Muda, mulai dari latar belakang hingga penghargaan yang diberikan kepadanya.

Kontributor : Theresia Simbolon

Apa yang anda ketahui tentang Sultan Ageng Tirtayasa?

Sultan Ageng Tirtayasa

Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 1631-1683) adalah putra Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Rau Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangat menjadi Sultan Muda bergelar Pangeran Rau atau Pangeran Dipati.

Perjuangan

Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683, ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Sultan menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.

Saat itu Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan islam terbesar.Di bidang ekonomi, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Dibidang Keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat Sultan.

Ketikaterjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan sekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa.

Mr. Syafruddin Prawiranegara

Mr. Syafruddin Prawiranegara atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara (lahir di Serang, Banten, 28 Februari 191- meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada usia 77 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan, Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteti dan pernah menjabat sebagai Ketua (setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Pra-kemerdekaan

Sebelum kemerdekan, Syafruddin pemah bekerja sebagai pegawai siaran radio swasta (1939-1940), petugas pada Departemen Keuangan Belanda (1940-1942), serta pegawai Departemen Keuangan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi anggota Badan Pekerja KNIP (1945), yang bertugas sebagai badan legislatif di Indonesia sebelum terbentuknya MPR dan DPR.

  • NIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan garis-garis Besar Haluan Negara.
  • Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hata untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekamo dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap Agresi Militet I, kemudian diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948.

Hata yang telah menduga Soekarno dan dirinya bakal ditahan Belanda segera memberi mandat SJafruddin untuk melanjutkan pemerintahan, agar tak terjadi kekosongan kekuasaan.