Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah?

0 Comments

Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah
Jika kedua jenis komoditi digabung, maka yang menjadi andalan dan unggulan bagi Aceh adalah komoditi 5K ( kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan kelapa dalam) dan PLNCTT (pala, lada, nilam, cengkih, tebu, dan tembakau).

Daerah Aceh penghasil apa?

Aceh Aceh Darussalam

  • Atjeh
  • Daerah Istimewa Aceh
  • Nanggroë Aceh Darussalam
Provinsi otonom
Transkripsi bahasa daerah
• Abjad Jawoë اچيه دارالسلام
Dari atas, kiri ke kanan: Masjid Raya Baiturrahman, Danau Laut Tawar, Pulau Rubiah, Taman Nasional Gunung Leuser, Gunung Seulawah Agam, Museum Tsunami Aceh, Taman Sari Gunongan, Replika Pesawat RI-001 Seulawah,

Apa saja sumber daya alam yang terdapat di provinsi Aceh?

Provinsi Aceh merupakan satu-satunya daerah istimewa yang beradadi Pulau Sumatra. Wilayah Provinsi Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah berupa bahan tambang, seperti minyak bumi, batubara, tembaga, timah hitam, dan gas alam, Selain itu, terdapat pula sumber daya alam yang berasal dari hasil hutan, seperti kelapa sawit, cengkeh, coklat, kemiri, kopi, dan karet.

Apa saja hasil perkebunan yang dihasilkan Indonesia?

Jakarta – Sektor perkebunan merupakan kontributor penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Sebanyak 12 komoditas perkebunan menjadi produk unggulan dan ekspornya terus naik setiap tahun. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir.

Ke-12 komoditi tersebut diantaranya adalah kelapa sawit, karet, kakao, tebu, kopi, kapas, tembakau dan lain-lain “Volume dan nilai ekspor 12 komoditas unggulan perkebunan periode 2005-2010 menunjukkan kinerja yang mengesankan,” papar Gamal di kantornya Ragunan, Jakarta, Kamis (30/12/2010) Volume ekspor 12 komoditas itu meningkat dari 16 juta ton pada 2005 menjadi 26 juta ton pada 2010.

Nilai ekspor juga ikut meningkat dari US$ 9 miliar pada 2005 naik menjadi US$ 22 miliar pada 2010. Beberapa contoh komoditi yang naik produksinya adalah kakao yang naik dari 810 ribu ton pada 2009 naik menjadi 845 ribu ton pada 2010. Selain kakao, kelapa sawit juga naik dari 21.511 ribu ton pada 2009 menjadi 23.200 ribu ton di tahun 2010.

  1. Selain kakao dan kelapa sawit, komoditas yang naik angka produksinya adalah karet, tebu, kelapa, lada, dan cengkeh.
  2. Sedangkan komoditas yang turun produksinya adalah kopi, tembakau, teh.
  3. Produksi karet naik dari 2.440 juta ton menjadi 2.592 ribu ton, tebu naik dari 2.624 ribu ton menjadi 2.389 ribu ton, kelapa naik menjadi 3.266 ribu ton dari 3.258 ribu ton.

Untuk komoditi lada, naik dari 83 ribu ton pada 2009 menjadi 84 ribu ton di 2010 dan komoditas cengkeh naik dari 82 ribu ton menjadi 83 ribu ton. Untuk komoditas yang turun, yaitu kopi yang turun dari 683 ribu ton menjadi 479 ribu ton di 2010, tembakau dari 177 ribu ton menjadi 107 ribu ton, dan teh dari produksi 157 ribu ton pada 2009 menjadi 150 ribu ton pada 2010.

Apakah Aceh penghasil kelapa sawit?

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil SERAMBINEWS.COM, SINGKIL – Kelapa sawit merupakan komoditas andalan Kabupaten Aceh Singkil, Setidaknya ada 80.000 hektar kebun sawit yang tengah berproduksi. Rinciannya 45.000 hektar milik perusahaan pemegang hak guna usaha (HGU).

  • Sisanya atau seluas 35.000 hektar merupakan kebun rakyat.
  • Dalam perkebunan kelapa sawit banyak melibatkan tenaga kerja kasar.
  • Hal ini menjadi lapangan kerja bagi buruh harian.
  • Setidaknya ada dua jenis pekerjaan kasar yang membutuhkan tenaga kerja ketika sawit telah berproduksi.
  • Yaitu buruh pemanen dan buruh tunas.

“Paling tidak panen dan nunas butuh pekerja,” kata Andi pengelola kebun sawit di kawasan Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, Selasa (6/9/2022). Baca juga: Gajah Obrak Abrik Tanaman Padi di Pidie, BKSDA : Konflik Terus Terjadi Akibat Habitat Rusak Menurutnya panen sawit dilakukan setiap dua pekan sekali.

Sementara tunas dilakukan delapan bulan sekali. Tunas adalah jenis perawatan sawit dengan cara memotong pelepah. Pada proses tunasan ini, pelepah yang tidak dipotong atau disisakan dua dahan dari buah. “Tujuan tunas agar buah besar,” jelas Andi. Adapun upah panen Rp 200 per kilo. Tarif upah panen tidak terpengaruh tinggi rendahnya harga sawit,

Sedangkan upah tunas per pohon Rp 4.000. Mulai dari memotong pelepah hingga menyusun pelepah agar tidak berserakan di bawah pohon. “Upah panen Rp 200 sedangkan upah nunas Rp 4.000 per pohon, tidak terpengaruh harga sawit,” kata Andi.(*) Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Agen Pengumpul di Aceh Selatan, Jumat (2/9/2022)

Apakah Aceh termasuk penghasil kelapa sawit?

Liputan6.com, Aceh – Sejauh mata memandang hanya kelapa sawit. Rimbunannya membentangi tanah condong, di antara bukit berngarai, sepanjang dua sisi jalan Meulaboh-Tapak Tuan, antara Kabupaten Nagan Raya dan Abdya. Tanaman palem-tanaman palem itu milik salah satu korporasi di Kabupaten Nagan Raya.

  1. Abupaten dengan Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit terluas di Aceh, yakni 71,661.53 hektare, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi itu per tahun 2019.
  2. Angka ini disusul oleh dua kabupaten lain, yakni Aceh Singkil 43,910.13 hektare, dan Subussalam 19,057.29 hektare.
  3. Adapun total luas lahan kelapa sawit di provinsi ini mencapai 321.903 hektare, terbagi atas perkebunan rakyat, negara, dan swasta.

Catatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh 2019 menyebut terdapat 61 perusahaan kelapa sawit di provinsi itu. Sebanyak 39 diantaranya masih beroperasi, delapan dalam tahap pembangunan, dan 14 lainnya dinyatakan kolaps. Jumlah petani sawit per jiwa di Aceh kurun waktu 2015-2017, yakni 119.890, 123.644, dan 127.155, berdasarkan data yang dilansir oleh statistik perkebunan.

Adapun jumlah tenaga kerja di sektor itu mencapai 75.030 jiwa pada 2017. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Aceh, Sabri Basyah, mengatakan bahwa kelapa sawit menjadi komoditas strategis karena menyumbang devisa terbesar di Indonesia. Pun begitu di Aceh di mana 30 persen pertumbuhan ekonomi disokong oleh industri kelapa sawit,

“Tingkat kemiskinan tertinggi di Sumatera, tingkat penganggurannya juga tertinggi, kemudian tingkat pertumbuhan ekonominya terendah nomor 3 paling rendah di Sumatera. Itu bisa selesai kalau sektor perkebunannya didukung,” kata Sabri, kepada Liputan6.com, Rabu siang (31/7/2019).

  1. Alkulasi Sabri, jika satu orang Aceh dipekerjakan di sektor perkebunan sawit berarti 6-7 orang miskin hilang.
  2. Hal ini melihat threshold (batas) kemiskinan di Indonesia terutama desa yaitu Rp450 per bulan, sementara Aceh memiliki UMP tertinggi di Sumatera sekitar Rp2,9 juta per bulan.
  3. Dan, industri kelapa sawit Indonesia itu bermula dari Aceh.

Ada nama satu desa namanya Sungai Liput, Aceh Tamiang. Itu tahun 1911, di situlah industri kelapa sawit Indonesia bermula,” jelasnya. Sebab itu, ketersediaan jangka panjang komoditas ini digadang-gadang bisa berkontribusi bagi pembangunan ekonomi. Tapi, apa mau, di balik prospek ekonomi yang menjanjikan itu, kelapa sawit terkadang tumbuh di “tanah sengketa”, bahwa penguasaan tanah yang timpang telah menyeret rakyat dalam pusaran konflik agraria.

Apa kekayaan dan hasil bumi yang ada di Aceh?

Padahal Aceh dikaruniai kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkat aktivitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dari bidang pertambangan, Aceh adalah penghasil perak, gas alam, minyak bumi, emas, dan batu bara. Gas alam mungkin yang paling terkenal, Aceh memiliki Lapangan Arun yang legendaris.

Lapangan Arun di Aceh telah berproduksi sejak tahun 1970-an untuk memenuhi kebutuhan pabrik Pupuk Iskandar Muda, pembangkit listrik, serta ekspor LNG ke Jepang dan Korea. Pada saat itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi adalah ExxonMobil Oil Indonesia yang saat ini sudah beralih ke PHE NSO-NSB.

KKKS lain yang beroperasi di Aceh saat ini adalah Medco E&P Malaka, Triangle Pase Inc dan ENI Krueng Mane Ltd, sedangkan di Sumatra Bagian Utara KKKS yang beroperasi adalah Pertamina EP Asset 1 dan EMP Gebang. Per Januari 2017, cadangan gas bumi Region I sebesar 6,60 TSCF yang berupa cadangan terbukti ( proven reserves ) sebesar 1,33 TSCF dan cadangan potensial ( probable and possible reserves ) sebesar 5,27 TSCF.

PT Medco E&P Malaka mendominasi kepemilikan cadangan sebesar 3,68 TSCF disusul PHE NSO-NSB sebesar 1,11 TSCF, Pertamina EP Asset 1 sebesar 0.83 TSCF dan sisanya sebesar 0,98 TSCF dari tiga Wilayah Kerja lainnya yaitu Gebang, Krueng Mane, dan Pase. Selain pasokan gas bumi dari lapangan yang ada di Region I, saat ini gas bumi juga didatangkan dari Tangguh melalui Terminal Regasifikasi Arun.

Fasilitas ini merupakan fasilitas eks LNG Plant yang dikonversi menjadi fasilitas regasi kasi. Gas bumi tersebut kemudian dialirkan ke Belawan melalui pipa transmisi Arun-Belawan berdiameter 24 inci dengan kapasitas terpasang 200 MMSCFD untuk memenuhi kebutuhan PLN dan industri di Medan dan sekitarnya.

Tambang apa saja yang ada di Aceh?

Pertambangan Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan. Penggalian Penggalian adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan segala jenis barang galian. Barang galian adalah unsur kimia, mineral dan segala macam batuan yang merupakan endapan alam (tidak termasuk logam, batubara, minyak dan gas bumi dan bahan radioaktif). Bahan galian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong sektor industri maupun konstruksi. Hasil kegiatan penggalian antara lain, batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu marmer, pasir, pasir silika, pasir kuarsa, kaolin, tanah liat dan lain-lain. Kegiatan pemecahan,peleburan, pemurnian dan segala proses pengolahan hasil pertambangan/penggalian tidak termasuk kegiatan pertambangan/penggalian, akan tetapi digolongkan ke dalam kegiatan industri. Kegiatan persiapan tempat penambangan penggalian seperti pembuatan jalan, jembatan dari dan ke arah lokasi penambangan, pengerukan, pemasangan pipa penyaluran dan sebagainya termasuk ke dalam kegiatan konstruksi. Sedangkan kegiatan eksplorasi dan penelitian mengenai prospek barang tambang dan mineral termasuk ke dalam jasa pertambangan. Kegiatan pengambilan, pembersihan dan pemurnian air untuk dijadikan air bersih termasuk dalam sektor air minum. Tahapan Kegiatan Pertambangan Tahapan kegiatan pertambangan meliputi: prospeksi dan penelitian umum, eksplorasi, persiapan penambangan dan pembangunan, eksploitasi dan pengolahan/pengilangan/pemurnian.

Prospeksi Prospeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga. Eksplorasi Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan. Eksploitasi Eksploitasi adalah suatu kegiatan penambangan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran. Pengolahan/Pemurnian/Pengilangan Pengolahan/Pemurnian adalah suatu pekerjaan memurnikan/meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak berharga, kemudian membuang mineral yang tidak berharga tersebut (dapat dilakukan dengan cara kimia).

Mengapa Aceh menjadi daerah termiskin di Sumatera?

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat tingginya kemiskinan di Aceh sudah terjadi sejak tahun 2000. “Jadi so far, Provinsi Aceh tingkat kemiskinan sudah tinggi sejak tahun 2000,” jelas Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Bappenas Maliki kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/2/2021).

  1. Menurut Maliki ini disebabkan oleh jumlah penduduk Aceh yang lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera.
  2. Di samping itu, optimalisasi dari sumber daya masih rendah.
  3. Seperti kopi, yang sebenarnya sangat digemari oleh masyarakat dunia.
  4. Produk-produk masyarakat miskin rentan masih belum diolah sehingga (tidak) mempunyai daya jual yang lebih tinggi.

Mungkin karena Medan masih menjadi pusat ekonomi di daerah itu,” ujarnya. “Hasil olahan rakyat, terutama kopi masih banyak didominasi oleh pasaran melalui Medan, Jadi kontrol harga masih belum optimal,” kata Maliki melanjutkan. Menurut Maliki, kebanyakan masyarakat penduduk Aceh juga lebih banyak memperhatikan investasi daripada untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Orang Aceh lebih banyak memperhatikan investasi daripada pengeluaran untuk makanan dan sehari-hari. Inipun pasti akan mempengaruhi profil pengeluaran. Di mana kemiskinan sangat dipengaruhi oleh pola makan dan kalori,” tuturnya. Dana otonomi khusus (Otsus) Aceh yang sudah digelontorkan oleh pemerintah sejak 2015-2020 Rp 47,6 triliun juga menurut Maliki belum dimanfaatkan secara baik.

“Mungkin nanti ke depan (dana otsus) bisa digunakan untuk meningkatkan akses pasar yang lebih independen. Dari pada harus lewat Medan, Sumatera Utara,” tuturnya. Untuk menanggulangi dan mengurangi angka kemiskinan di Aceh, Bappenas berencana untuk membuat beberapa uji coba yang akan segera diperluas di Aceh.

Bappenas akan memulainya dengan merapikan data dengan melakukan uji coba registrasi sosial mendata seluruh penduduk di beberapa desa di Aceh. Dalam menanggulangi kemiskinan di Aceh, Bappenas juga akan memperluas cakupan administrasi kependudukan, terutama cakupan akta lahir. Pasalnya masyarakat miskin rentan tidak memiliki memiliki akta lahir.

“Sistem pelayanan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun sanitasi air minum. Tata kelolanya sedang kami merapikan. Kami juga akan melakukan pemberdayaan ekonomi dengan memberdayakan rakyat miskin melalui pemberdayaan sumber daya lokal, namanya keperantaraan,” jelas Maliki.

Apa saja jenis tanaman perkebunan?

Perkebunan dapat mengusahakan tanaman keras/industri seperti kakao, kelapa, dan teh, kelapa sawit, lada, kopi, atau tanaman hortikultura seperti pisang, anggur, dan anggrek. Dalam pengertian di Indonesia, ‘ perkebunan ‘ mencakup plantation atau orchard.

Apakah jagung hasil perkebunan?

Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah Photo by Artem Beliaikin from Pexels Cari Jawaban Soal Kelas 4 Tema 9: Contoh Hasil Sumber Daya Alam Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Hutan, dan Peternakan Bobo.id – Pada mata pelajaran kelas 4 tema 9 subtema 2, kita mempelajari tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui,

  1. Apa teman-teman bisa menyebutkan apa saja hasil sumber daya alam yang dapat diperbarui? Misalnya seperti hasil pertanian, perkebunan, perikanan, hutan, dan peternakan.
  2. Ita cari tahu contoh hasil pertanian, perkebunan, perikanan, hutan, dan peternakan, yuk! Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 Tema 9 Subtema 1: Contoh Hak dan Kewajiban terhadap Lingkungan dan Sumber Energi Apa yang Dimaksud Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui? Indonesia memiliki beragam sumber daya alam, teman-teman.

Setiap daerah di Indonesia memiliki sumber daya alamnya masing-masing. Mungkin daerah tempat tinggal teman-teman ada yang memiliki sumber daya alam pertanian, ada juga yang punya sumber daya alam hutan. Ada sumber daya alam yang dapat diperbarui dan ada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah Alex Hofford, CC BY-SA 3.0 via Wikimedia Commons Ilustrasi ikan tuna Baca Juga: Apa Saja Hak dan Kewajiban Seseorang Terhadap Lingkungan? Materi Kelas 4 Tema 9 Subtema 1 Contoh Hasil Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui Yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui antara lain sumber daya yang berasal dari hewan dan tumbuhan seperti pertanian, perkebunan, perikanan, hutan, dan peternakan.

  • Contoh hasil pertanian: Padi, jagung, singkong, kacang tanah, ketela, kedelai, bawang, wortel.
  • Contoh hasil perkebunan: Teh, kopi, cengkeh, tebu, lada, tembakau, kakao, kelapa.
  • Contoh hasil perikanan: Ada hasil perikanan dengan penangkapan di laut, yaitu ikan tuna, ikan tongkol, ikan kerapu, lobster, udang, kerang, rumput laut, dan cumi-cumi.

Ada juga hasil perikanan budi daya di darat atau perairan payau seperti ikan lele, ikan mas, ikan bandeng, ikan gurame, dan ikan mujair. Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah Photo by Alison Burrell from Pexels Ilustrasi ayam di peternakan Baca Juga: Materi Kelas 4 Tema 9: Kegiatan Ekonomi Masyarakat Berdasar Sumber Daya Alam Lingkungan Pantai, Laut, Sungai, Dataran Tinggi, dan Dataran Rendah Contoh hasil hutan: Ada hasil hutan kayu, misalnya kayu jati, kayu cendana, kayu pinus, dan kayu hitam eboni.

Kelapa sawit terbesar di Indonesia dimana?

10 Provinsi Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia (2021)

A Font Kecil A Font Sedang A Font Besar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi kelapa sawit Indonesia pada 2021 sebesar 46,22 juta ton atau turun 4,3% dari capaian 2020 yang sebesar 48,3 juta ton. Gangguan cuaca, keterbatasan pupuk, dan kelangkaan tenaga kerja disebut menjadi penyebab turunnya produksi kelapa sawit nasional.

Dilihat dari wilayahnya, Riau menjadi provinsi produsen kelapa sawit terbesar di tanah air yaitu mencapai 8,63 juta ton. Riau menyumbang 18,67% kelapa sawit nasional pada tahun lalu. Produsen terbesar berikutnya adalah Kalimantan Tengah yang memproduksi kelapa sawit sebesar 8,6 juta ton pada 2021. Berikutnya ada Kalimantan Barat dengan produksi kelapa sawit sebesar 5,84 juta ton.

Sumatera utara menghasilkan kelapa sawit sebesar 5,31 juta ton pada tahun lalu. Adapun Kalimantan Timur memproduksi kelapa sawit sebesar 3,81 juta ton. (Baca Selengkapnya: Ini Provinsi Sentra Produksi Kedelai Terbesar di Indonesia )

Daerah Manakah Penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia?

Daftar provinsi penghasil kelapa sawit terbesar – Berikut perincian produksi kelapa sawit tahun 2019 di daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia:

Riau: 9.513.208 ton Kalimantan Tengah: 7.664.841 ton Sumatera Utara: 5.647.313 ton Kalimantan Barat: 5.235.299 ton Sumatera Selatan: 4.049.156 ton Kalimantan Timur: 3.988.883 ton Jambi: 2.884.406 ton Kalimantan Selatan: 1.665.397 ton Aceh: 1.133.347 ton Sumatera Barat: 1.253.394 ton

Baca juga: Daftar Daerah Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Indonesia Itulah informasi seputar daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia, termasuk daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Sumatera.

Provinsi manakah yg paling banyak menghasilkan kelapa sawit?

Makin Legit, Produk Kelapa Sawit Asal Riau Diminati Dunia – Pekanbaru (11/3)- Permintaan Komoditas kelapa sawit asal Provinsi Riau tidak diragukan lagi kualitasnya. Komoditas ini makin legit karena tengah diminati pasar dunia. Berdasarkan data yang dilansir dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Provinsi Riau merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 2.430,51 ha dan produksi mencapai rata-rata 8.605,65 ribu ton.

  1. Dan disusul masing-masing Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan dengan rata-rata luas lahan hingga 1,400 ha per provinsi.
  2. Saat ini komoditas Kelapa Sawit juga menjadi salah satu andalan pemerintah dalam meraup devisa.
  3. Ita tengah gencarkan ekspor komoditas pertanian, untuk mendorong neraca perdagangan dengan ekspor non migas.

Dan hal ini sesuai dengan instruksi Presiden,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementan pada saat menyerahkan Surat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate, PC kepada PT. JPJ, PT. IMT, PT. WNI dan PT. RW di Pekanbaru, Senin (11/3).

  1. Epala Karantina Pertanian Riau, Rina Delfi memaparkan data pelepasan ekspor komoditas turunan kelapa sawit yaitu cangkang sawit (Palm Kernel Shell) milik PT.
  2. JPJ berjumlah 31.200 ton dengan nilai Rp 29 milyar, bungkil sawit (Palm Kernel Expeller) milik PT.
  3. IMT berjumlah 14.000 ton dengan nilai Rp 20 milyar dan RBD (Refined, Bleached and Deodorized) Palm Kernel Oil milik PT.WNI berjumlah 11.500 ton dengan nilai setara Rp 205 milyar dengan negara tujuan Jepang, China, Thailand, Korea Selatan, Brazil dan Ukraina.

Sementara melalui Wilayah Kerja Dumai, Rina menyampaikan data ekspor Palm Kernel Meal Expeller sebanyak 7 ribu ton dengan nilai Rp 11,7 milyar. RBD palm oil sebanyak 7 ribu ton setara dengan Rp 68,5 milyar. RBD palm olein sebanyak 14,7 ribu ton setara Rp 148 milyar.

RBD palm stearin sebanyak 8 ribu ton setara dengan 91,4 milyar. Palm fatty acid distillate sebanyak 1.200 ton setara 6,8 milyar dan hammermilled palm kernel meal sebanyak 11,2 ribu ton setara dengan Rp 17 milyar. Dengan negara tujuan yaitu Korea Selatan, Haiti, Turki, China dan New Zealand. Sehingga total ekspor produk pertanian yang telah dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengawasan Karantina Pertanian Riau adalah sebesar 107 ribu ton atau senilai Rp 627 miliyar.

“Berdasarkan data lalu lintas ekspor kelapa sawit beserta turunannya pada tahun 2018 telah mencapai 3 juta ton setara dengan Rp 27 trilyun, ” tambah Rina. Turut hadir pada acara pelepasan ekspor, Gubernur Provinsi Riau, H. Syamsuar yang didampingi pejabat dinas terkait dan pelaku usaha agribisnis.

Keistimewaan di bidang apakah yang diberikan untuk Aceh sebutkan?

Selasa, 7 Desember 2021 15:54 WIB – Hasil Perkebunan Yang Dihasilkan Di Daerah Aceh Adalah Foto udara Masjid Raya Baiturrahman yang berada di pusat kota Banda Aceh, Aceh, Kamis 14 Mei 2020. Masjid Raya Baiturrahman yang memiliki lima kubah yang melambangkan rukun Islam sekaligus dasar negara Pancasila itu merupakan destinasi wisata religi dan ikon kota Banda Aceh, termasuk salah satu masjid tertua dan termegah di Asia yang dibangun abad 16 pada masa Kerajaan Sultan Iskandar Muda.

ANTARA FOTO/Ampelsa TEMPO.CO, Jakarta – Aceh atau Serambi Mekah menjadi salah satu daerah yang memiliki sejarah panjang, termasuk kebijakan otonomi khusus di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, Aceh menjadi tempat penyebaran Islam di nusantara—yang pada saat itu dibawah kepemimpinan kerajaan Samudera Pasai.

Aceh yang memiliki akar sejarah yang terbilang cukup istimewa seperti kehidupan beragama masyarakatnya, penyelenggaraan kehidupaan, penyelenggaraan pendidikan, serta ulama yang memiliki peran dalam menentukan arah kebijakan daerah. Dalam perjalanannya Aceh resmi dijadikan sebagai daerah istimewa pada 7 Desember 1959.

Status pemberian daerah istimewa diberikan kepada Aceh melalui keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1/Missi/1959, yang isi keistimewaannya meliputi agama, peradatan, dan pendidikan. Terkait aturan Aceh sebagai daerah yang memiliki otonomi khusus atau daerah istimewa, pemerintah kembali menerbitkan aturan UU 44/1999 keistimewaan Aceh meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama, adat, pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan kebijakan Daerah.

Adapun penyelenggaraan keistimewaan pada Pasal 3 dijelaskan bahwa keistimewaan merupakan pengakuan dari bangsa Indonesia yang diberikan kepada daerah karena perjuangan dan nilai-nilai hakiki masyarakat yang tetap dipelihara secara turun temurun sebagai landasan spiritual, moral, dan kemanusiaan.

Aceh yang menegakkan syariat Islam dalam menjalankan roda pemerintahannya, dalam UU 44/1999 juga ditetapkan terkait kehidupan bersama di masyarakat. Daerah dapat mengatur dan mengembangkan penyelenggaraan kehidupan dengan menegakkan syariat Islam dengan tetap menjaga kerukunan kehidupan beragama di dalamnya.

Dan berdasarkan Undang-undang RI I ndonesia no 18 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi d aerah istimewa A ceh sebagai provinsi Nanggroe A ceh Darussalam. GERIN RIO PRANATA Baca: Penamaan Jalan Laksamana Malahayati, Siapa Perempuan Aceh ini?