Dakota Ke Banda Aceh?

0 Comments

Dakota Ke Banda Aceh
Vragen en antwoorden Een vraag stellen Stel als eerste een vraag

Apa itu Kota Banda Aceh?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kota Banda Aceh Koeta Radja
Ibu kota provinsi
Transkripsi bahasa daerah
• Jawoe/Jawi بندر اچيه

table>

table>

/td> Lambang Julukan: Kota Serambi Mekkah Wikimedia | © OpenStreetMap Peta Kota Banda Aceh Peta Tampilkan peta Sumatra Tampilkan peta Indonesia Tampilkan semua Koordinat: 5°33′00″N 95°19′03″E  /  5.55°N 95.3175°E Negara Indonesia Provinsi Aceh Tanggal berdiri 22 April 1205 ; 817 tahun lalu Jumlah satuan pemerintahan tampil Daftar Pemerintahan • Wali Kota Bakri Siddiq • Wakil Wali Kota Lowong Luas • Total 61,36 km 2 (2,369 sq mi) Populasi ( 2020 ) • Total 270.328 • Kepadatan 4.405,60/km 2 (11,410,5/sq mi) Demografi • Agama Islam 98,07% Buddha 1,07% Kristen 0,85% – Protestan 0,66% – Katolik 0,19% Hindu 0,01% • Bahasa Indonesia, Aceh • IPM 85,71 ( 2021 ) sangat tinggi Zona waktu UTC+07:00 ( WIB ) Kode area telepon +62 651 Pelat kendaraan BL xxxx A**/J*/L** Kode Kemendagri 11.71 Kode SNI 7657-2010 BTJ DAU Rp 591.711.772.000,-(2018) Semboyan daerah Kota Madani dan Gemilang Situs web bandaacehkota,go,id

Banda Aceh ( bahasa Aceh : Jawoë : بندر اچيه ) merupakan kotamadya dan ibukota dari provinsi Aceh, provinsi paling Utara di pulau Pulau Sumatera, Indonesia,

Berapa jumlah kecamatan di Banda Aceh?

Dewan Perwakilan – DPRK Banda Aceh memiliki 30 orang anggota yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali. Anggota DPRK Banda Aceh yang saat ini menjabat adalah hasil Pemilu 2019 yang menjabat untuk periode 2019-2024 sejak 11 September 2019,

  • DPRK Banda Aceh dipimpin oleh satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik kursi dan suara terbanyak.
  • Pimpinan DPRK Banda Aceh periode 2019-2024 dijabat oleh Farid Nyak Umar dari Partai Keadilan Sejahtera sebagai Ketua, Usman dari Partai Amanat Nasional sebagai Wakil Ketua I, dan Isnaini Husda dari Partai Demokrat sebagai Wakil Ketua II.

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRK Kota Banda Aceh dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
Gerindra 2 4
Golkar 3 3
NasDem 4 3
PKS 4 5
PPP 3 2
PAN 3 5
Demokrat 5 5
Partai Aceh 4 2
PDA 1 0
PNA 0 1
PKPI 1 0
Jumlah Anggota 30 30
Jumlah Partai 10 9

Kapan Banda Aceh diganti menjadi bandaaceh?

Sejarah – Lukisan Kota Banda Aceh pada masa Kesultanan Aceh dari arah laut oleh François Valentijn (1724-1726) Banda Aceh sebagai ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura (Indrapuri).

Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja (Banda Aceh). (H. Mohammad Said a, 1981:157). Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri,

Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam. Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh, hanya selama 10 tahun.

  • Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi.
  • Endati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara.

Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada Portugis, Pada masa Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa.

Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia). Pada masa agresi kedua Belanda, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh yang kemudian dirayakan oleh Van Swieten dengan memproklamasikan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja.

Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43. Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudra Hindia,

Mengapa Kesultanan Aceh beribu kota di Banda Aceh?

Sejarah – Lukisan Kota Banda Aceh pada masa Kesultanan Aceh dari arah laut oleh François Valentijn (1724-1726) Banda Aceh sebagai ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam berdiri pada abad ke-14. Kesultanan Aceh Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura (Indrapuri).

Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh, didapat keterangan bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja (Banda Aceh). (H. Mohammad Said a, 1981:157). Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam Lamuri,

Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam. Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh, hanya selama 10 tahun.

Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh Darussalam ini meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Kendati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun Banda Aceh sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara.

Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada Portugis, Pada masa Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa.

  1. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana.
  2. Omplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).
  3. Pada masa agresi kedua Belanda, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh yang kemudian dirayakan oleh Van Swieten dengan memproklamasikan jatuhnya kesultanan Aceh dan mengubah nama Banda Aceh menjadi Kuta Raja.

Setelah masuk dalam pangkuan Pemerintah Republik Indonesia baru sejak 28 Desember 1962 nama kota ini kembali diganti menjadi Banda Aceh berdasarkan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah bertanggal 9 Mei 1963 No. Des 52/1/43-43. Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang diakibatkan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudra Hindia,