Bagaimana Strategi Belanda Untuk Menghadapi Perlawanan Rakyat Aceh?

0 Comments

Bagaimana Strategi Belanda Untuk Menghadapi Perlawanan Rakyat Aceh
Jawaban : strategi yang digunakan pemerintah Belanda dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh adalah dengan melakukan strategi Devide Et Impera atau (politik pecah belah) sehingga membuat perlawanan menjadi lemah dan pemerintah Belanda dapat dengan mudah menaklukan perlawanan rakyat Aceh.

Bagaimanakah cara Belanda dalam mengalahkan perlawanan Teuku Umar dari Aceh?

Strategi Belanda dalam mengalahkan Aceh adalah dengan menyusupi agen Belanda bernama Snouck Hurgronje yang belajar mengenai Islam serta nantinya mempelajari kelemahan Aceh.

Bagaimana strategi yang diterapkan oleh Belanda untuk menghadapi perlawanan rakyat Indonesia?

Politik pecah belah merupakan strategi Belanda yang paling ampuh menghadapi perlawanan dari rakyat Indonesia terutama penguasa lokal. Politik pecah belah adalah suatu kombinasi strategi politik, militer dan ekonomi yang dilakukan untuk menjaga kekuasaan dengan cara memecah belah suatu kelompok yang besar menjadi kelompok kecil yang lebih mudah dipengaruhi atau ditaklukan.

Apa upaya pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menaklukkan Aceh setelah berulang kali mengalami kekalahan dalam peperangan?

Strategi yang digunakan pemerintah Belanda dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh ialah dengan melakukan strategi Devide Et Impera atau ‘politik pecah belah’ sehingga membuat perlawanan menjadi lemah dan pemerintah Belanda dapat dengan mudah menaklukan perlawanan rakyat Aceh.

Strategi apa yang dipakai Belanda untuk menguasai penguasa lokal?

Politik devide et impera di nusantara – Devide et impera perama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Selain monopoli, salah satu siasat yang digunakan oleh VOC untuk menguasai nusantara adalah devide et impera.

Politik adu domba bahkan dijadikan kebiasaan oleh VOC dalam hal politik, militer, dan ekonomi untuk melestarikan penjajahannya di Indonesia. Orientasinya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menaklukkan raja-raja di nusantara. Strategi Belanda yang paling ampuh menghadapi perlawanan dari penguasa lokal adalah dengan meakukan politik adu domba.

VOC pun mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan besar di nusantara dengan memanfaatkan perang saudara ataupun permusuhan antarkerajaan. Baca juga: Kebijakan-kebijakan VOC di Bidang Ekonomi Berikut beberapa contoh keberhasilan VOC dalam melaksanakan devide et impera di nusantara: 1.

  1. Perang Makassar Dalam perang ini, VOC berhasil menaklukkan Kesultanan Gowa dan Kota Makassar pada 1669 karena dibantu oleh Raja Bone dan Arung Palakka yang tengah berseteru dengan Sultan Hasanudin.2.
  2. Onflik Kerajaan Mataram Konflik ini membuat posisi VOC sangat diuntungkan, sedangkan posisi Kerajaan Mataram semakin melemah karena terbagi menjadi empat kerajaan.
You might be interested:  Rumah Adat Yang Berasal Dari Aceh?

Selain itu, Belanda juga berupaya melakukan siasat devide et impera pada Perang Saparua, Perang Padri, Perang Diponegoro atau Perang Jawa, Perang Aceh, Perang Banjar, dan Perang Jagaraga. Penggunaan politik adu domba sukses membuat bangsa Indonesia berkonflik dan berebutt kekuasaan.

Sebutkan dan jelaskan upaya apakah yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk memadamkan perlawanan Diponegoro?

Untuk meredam pergerakan pasukan Diponegoro, pada tahun 1827 Jenderal De Kock memutuskan untuk menerapkan strategi benteng stelsel, yaitu dengan cara membangun banyak benteng pertahanan di setiap wilayah di Pulau Jawa yang dikuasai Belanda.

Bagaimana strategi perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajahan Portugis?

Bagaimana Strategi Belanda Untuk Menghadapi Perlawanan Rakyat Aceh pixabay.com Inilah Tempat-tempat di Indonesia yang Menjadi Sentra Rempah Bobo.id – Sebelum dijajah oleh Belanda, Indonesia mengalami penjajahan oleh bangsa Portugis, Ketika penjajahan oleh Portugis berlangsung di Indonesia, saat itu beberapa wilayah di Indonesia masih dipimpin oleh kerajaan -kerajaan.

Pada awal kedatangan Portugis ke Indonesia, hal ini masih disambut baik oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Baca Juga: Simak Penjelasan tentang Arti Perjuangan Masa Sekarang di Video Ini Namun sejak Malaka dikuasai oleh Portugis tahun 1511, terjadi persaingan dagang antara pedagang Portugis dan pedagang Indonesia, yang menyebabkan adanya perlawanan dari rakyat Indonesia.

Perlawanan rakyat Indonesia yang dilakukan oleh berbagai kerajaan ini disebabkan karena keberadaaan Portugis di Indonesia dianggap dapat menjadi ancaman bagi rakyat Indonesia. Yuk, ketahui perlawanan apa saja yang dilakukan oleh berbagai kerajaan di Indonesia untuk membuat Portugis keluar dari wilayah Indonesia! Baca Juga: Mengenal Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Hindu di Jawa Barat Perlawanan Kerajaan Aceh Terhadap Portugis Kerajaan Aceh adalah pihak yang melakukan perlawanan paling gigih di antara kerajaan lain di Indonesia.

Raja dari Kerajaan Aceh yang terkenal paling gigih melakukan perlawanan pada Portugis adalah Sultan Iskandar Muda. Saat itu, Sultan Iskandar Muda bersama Sultan Alu Mughayat Syah bersama-sama melakukan perlawanan terhadap Portugis yang menguasai wilayah Kerajaan Aceh. Perang dan perlawanan yang terjadi di Aceh ini dipicu oleh perebutan jalur perdagangan di Selat Malaka.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Inggris di Indonesia pada Masa Kolonial di Berbagai Bidang Bagaimana Strategi Belanda Untuk Menghadapi Perlawanan Rakyat Aceh anoldent from Asheville, NC, USA, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons Ilustrasi kapal Nusantara Cara yang digunakan Kerajaan Aceh untuk melawan Portugis adalah dengan melengkapi kapal dagang yang digunakan dengan berbagai persenjataan dan prajurit perang.

You might be interested:  Jelaskan Keuntungan Yang Diperoleh Aceh Ketika Portugis Menguasai Aceh?

Erajaan Aceh juga melakukan kerjasama dengan Kerajaan Demak, serta meminta persenjataan ke Turki, Inggris, hingga Gujarat. Namun perang ini tidak menghasilkan kemenangan bagi siapapun, karena Pelabuhan Malaka pada akhirnya diambil oleh Belanda. Baca Juga: Kenalan dengan Kerajaan Kutai, Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia Perlawanan Kerajaan Ternate Kerajaan Ternate juga melakukan perlawanan terhadap Portugis, yang dipimpin oleh Sultan Baabullah.

Kedatangan Portugis ke Maluku pada awalnya disambut baik dan Portugis membangun pos dagang di Ternate dan berharap Portugis bisa menjadi pembeli rempah-rempah dengan harga tinggi dari Ternate.

Bagaimana upaya yang dilakukan Belanda untuk mengakhiri perlawanan rakyat Maluku?

Yaitu dengan cara melalui adu domba dan tipu muslihat,pahlawan maluku,yaitu pasukan ranggalawe bersama kapitan pattimura ditangkap dan berakhir ditiang gantung.

Bagaimana hasil perlawanan Teuku Umar di Aceh?

Kisah perjuangannya memimpin perlawanan rakyat Aceh dalam upayanya mengusir penjajahan Belanda dari tanah Rencong. Perjuangan Teuku Umar terhadap kolonialisme Belanda merupakan sebuah pengorbanan dan pengabdian luar biasa untuk rakyat Aceh dan bangsa Indonesia pada umumnya.

  • Teuku Umar yang lahir di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, putera seorang Uleebalang bernama Teuku Mahmud dari perkawinannya dengan adik perempuan Raja Meulaboh.
  • Leluhur Teuku Umar, Datuk Makhudum Sati, berasal dari Minangkabau.
  • Dia keturunan dari Laksamana Muda Nanta yang merupakan perwakilan Kesultanan Aceh pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Pariaman.

Ketika meletus perang Aceh pada 1873, Teuku Umar masih berusia 19 tahun. Umar muda pun turut berjuang di kampung halamannya, hingga ke wilayah Aceh Barat. Karena keberanian dan jiwa kepemimpinannya, dalam usia yang relatif muda Umar sudah diangkat sebagai Keuchik Gampong atau kepala desa di Daya Meulaboh.

  • Menginjak usia 20 tahun, Teuku Umar menikahi seorang puteri dari Uleebalang Glumpang.
  • Teuku Umar juga kemudian menikahi Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim.
  • Pada 1880, Teuku Umar menikahi Cut Nyak Dien, seorang janda dari Teuku Ibrahim Lamnga yang gugur dalam peperangan melawan Belanda di Gle Tarun pada 1878.

Teuku Umar dan Cut Nyak Dien lantas berjuang bersama melawan Belanda. Teuku Umar pernah diberi gelar Teuku Johan Pahlawan oleh Belanda. Umar pernah berpura-pura menyerah dan berdamai dengan Belanda pada 1883, sebagai bagian dari strateginya untuk bisa mendapatkan persenjataan dari Belanda.

You might be interested:  Wisata Lampuuk Banda Aceh?
Bagaimana Strategi Belanda Untuk Menghadapi Perlawanan Rakyat Aceh
Teuku Umar (Tengah di Bawah)

Saat dirinya bergabung dengan Belanda, Teuku Umar berusaha menundukkan pos-pos pertahanan Aceh. Hal itu dilakukan Teuku Umar secara pura-pura untuk mengelabuhi pihak Belanda agar Teuku Umar bisa diberi peran yang lebih besar oleh Belanda. Strategi Umar pun berhasil dan Belanda mengabulkan permintaan Umar untuk menambah 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Panglima Laut.

  • Pada tahun 1884, Teuku Umar pernah ditugasi Belanda untuk membebaskan kapal Nicero milik Inggris yang disandera oleh Raja Teunom.
  • Peristiwa penyanderaan kapal Nicero ini sempat menyulut ketegangan antara Belanda dan Inggris.
  • Teuku Umar pun menyatakan diri sanggup membebaskan kapal tersebut asal diberi persenjataan dan logistik yang banyak.

Teuku Umar lantas berangkat menggunakan kapal Bengkulen ke Aceh Barat.

Mengapa Aceh sangat sulit dikalahkan oleh pem kolonial Belanda?

Sulitnya Menaklukkan Aceh – Pasukan Aceh yang terdiri atas para ulebalang, ulama, dan rakyat terus mendapat gempuran dari pasukan Belanda. Pertempuran sengit di antara keduanya berlangsung dalam upaya memperebutkan Masjid Raya Baiturrahman. Namun, pasukan Aceh terus melakukan perlawanan, hingga pada akhirnya Jenderal JHR Kohler wafat di tangan pasukan Aceh.

  1. Ematian Kohler ini membuat pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur ke pantai.
  2. Dari kegagalan tersebut, Belanda kembali merapatkan barisannya pada serangan kedua, 9 Desember 1873 di bawah pimpinan Jan van Swieten.
  3. Dalam serangan kedua ini, Belanda berhasil membakar Masjid Raya Baiturrahman dan menduduki Keraton Sultan.

Kendati demikian, rupanya persiapan Belanda masih tidak lebih matang dibandingkan rakyat Aceh. Bagian pantai utara dan timur yang biasa dijadikan tempat masuk kapal-kapal dijaga dengan sangat baik oleh rakyat Aceh. Baca juga: Budaya Djaja, Majalah Kebudayaan Umum Tahun 1970 Begitu juga dengan jalur darat di selatan dan pantai barat yang tidak kalah ketat dari penjagaan pasukan Kerajaan Aceh.

Untuk menghancurkan pertahanan, Belanda berusaha menghancurkan perkampungan dan pelabuhan dengan melakukan tembakan meriam. Kemudian, Belanda juga memanfaatkan orang-orang yang mudah diperalat untuk menjalankan siasat pecah belah. Namun, cara ini tetap tidak membuat pasukan Aceh mundur. Pasukan Aceh justru semakin mempersatukan kekuatan mereka dengan semaksimal mungkin dalam melawan Belanda.

Selain itu, rakyat Aceh juga tidak mudah terbuai dengan adu domba yang dilakukan Belanda. Oleh sebab itu, Aceh menjadi wilayah yang sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda. Artikel ini telah tayang di Historia dengan judul ” Upaya Belanda Mengalahkan Aceh “.