Bagaimana Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh?

0 Comments

Bagaimana Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh
Kehidupan Sosial Kerajaan Aceh – Dalam kehidupan sosial, perkembangan ajaran agama Islam di Aceh semakin meluas. Selain itu masyarakat di Aceh dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan pertama disebut dengan Teuku, yaitu mereka yang merupakan bangsawan.

Apa kehidupan politik Kerajaan Aceh?

Kehidupan Politik Kerajaan Aceh – Kehidupan politik dan pemerintahan Kerajaan Aceh dipimpin oleh seorang sultan. Sultan atau raja awal mulanya berkedudukan di Gampong Pande, namun kemudian dipindahkan ke dalam Darud Dunia atau di sekitar Pendopo Gubernur Aceh (sekarang).

Ibu kota kesultanan Aceh berada di Bandar Aceh Darussalam, namun pada tahun 1873 ibukota dipindahkan ke Keumala di pedalaman Pidie. Dari awal berdiri hingga runtuhnya, terdapat kurang lebih 35 Sultan di Kesultanan Aceh Darussalam. Berikut ini silsilah sultan Aceh berdasarkan sumber Bustanus Salatin, karangan Nuruddin Ar-Raniri, meliputi : 1.

Sultan Ali Mughayat Syah Beliau merupakan pendiri kerajaan Aceh sekaligus sultan pertama. Ia memerintah dari tahun 1514 hingga 1528 masehi. Pada masa kekuasaannya, kesultanan Aceh berusaha untuk meluaskan daerah kekuasaannya. Selain itu, pada masa kepemimpinan Sultan Ali Mugyat Suyah kerajaan Aceh melakukan serangan terhadap kedudukan Portugis di Malaka.2.

Sultan Salahuddin Sultan Salahuddin merupakan putera Sultan Ali Mughayat. Ia menjadi sultan di Kerajaan Aceh pada tahun 1528 setelah ayahnya wafat. Pada masa pemerintahannya, kesultanan Aceh mengalami kemerosotan, sebab Sulatan tidak memperdulikan kerajaan. Masa pemerintahananya kemudian berakhir pada tahun 1537 masehi dan digantikan oleh saudaranya.3.

Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar Sultan ketiga ini merupakan saudara Sultan Salahuddin. Ia memerintah kesultanan Aceh dari tahun 1537 hingga 1568 masehi. Pada masa pemerintahan Alaudin Riayat, Kesultanan Aceh mengalami banyak perubahan. Terutama terhadap perbaikan bentuk pemerintahan Aceh dan perluasan wilayah.

Kesultanan Aceh pada masa ini dapat menaklukkan kerajaan Aru. Selain itu, ia juga melakukan serangan terhadap kerajaan Malaka, namun gagal. Pada masa sultan ketiga ini, kerajaan Aceh mengalami pergolakan, yaitu terdapat pemberontakan dan perebutan kekuasaan, sehingga masa pemerintahannya pun berakhir.4.

Sultan Iskandar Muda Sultan keempat kesultanan Aceh bernama Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini Aceh mengalami masa kejayaan. Kesultanan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dibidang perdagangan, bahkan menjadi penghubung antara pedagang-pedagang asing. Sebab letak kerajaan Aceh sangat strategis sebagai bandar transito.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, ia juga melanjutkan serang terhadap Portugis dan Johor. Hal ini bertujuan untuk menguasai penuh jalur perdagangan di wilayah Selat Malaka. Selain itu, muncul juga ahli-ahli tasawwuf seperti Syech Ibrahim As Syamsi dan Syech Syamsuddin bin Abdullah As Samatrani.

Selain keempat sultan diatas, berikut ini daftar sultan-sultan lain di kesultanan Aceh Darussalam, meliputi :

Sultan Iskandar Thani Sultan Sri Alam Sultan Zain Al-Abidin Sultan Ala Al-Din Masnyur Syah Sultan Buyong

Bagaimanakah kehidupan sosial dan budaya di Kerajaan Demak?

Kesultanan Demak dalam bidangsosial, budaya, politik, seni: Kehidupan Politik. Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi).

Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat. Kehidupan Ekonomi. Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria.

Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar.

  • Ehidupan Sosial-budaya.
  • Ehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur.
  • Pemerintahan diatur dengan hukum Islam.
  • Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja.
  • Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam.
  • Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak.
You might be interested:  Tari Saman Berasal Dari Daerah Aceh Yang Penyajiannya Ditarikan Secara?

Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).

  1. Esultanan Banten dalam bidangsosial, budaya, politik, seni: Politik.
  2. Pada tahun 1524 Banten dikuasai oleh Kerajaan Demak.Pada waktu Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan besar.
  3. Emudian kekuasaan diserahkan kepada Sultan Hasanudin.
  4. Sultan Hasanudin dianggap sebagai pionir Kerajaan Banten karena Banten semakin maju di bawah pimpinannya.Puncak kejayaannya ada saat Sultan ageng tirtayasa memimpin.

Sosial. Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa,sehingga kehidupan sosial mereka menganut ajaran-ajaran Islam.Hidup mereka semakin sejahtera saat puncak kejayaannya. Usaha Sultan Ageng Tirtayasa adalah perdagangan bebas dan mengusir VOC dari Batavia.Meskipun agama Islam merupakan agama mayoritas Banten,penduduk Banten telah menoleransi keberadaan pemeluk agama lain.

Apa penyebab masyarakat Kesultanan Aceh hidup makmur?

Faktor berkembang pesat – Kerajaan Aceh memiliki wilayah yang luas. Selain itu, juga mampu melakukan perdagangan ke wilayah China, India, Gujarat, Timur Tengah sampai ke Turki. Selama 20 tahun Sultan Iskandar Muda, pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Aceh, mampu menekan perdagangan orang-orang Eropa.

Letak ibu kota aceh strategis di pintu gerbang pelayaran dari India dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, China atau Jawa. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan baik sebagai pelabuhan dagang. Pelabuhan itu terlindung dari ombak besar oleh Pulau We, Pulau Nasi dan Pulau Breuen. Daerah Aceh kaya tanaman lada sebagai mata dagang ekspor yang penting dalam mengadakan perdagangan internasional. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang barat Sumatera.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Berapa golongan yang ada dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Aceh?

Dalam masyarakat Aceh, terdapat dua golongan utama, yaitu golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (tengku). Kedua golongan ini sering bersaing dalam berebut pengaruh di masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa sekalipun kesultanan Aceh merupakan negara Islam, namun kehidupan masyarakatnya tetap bersifat feodal.

You might be interested:  Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh?

Feodal atau Feodalisme merupakan sebuah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan. Jadi, jawaban yang tepat adalah A. – Dalam masyarakat Aceh, terdapat dua golongan utama, yaitu golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (tengku). Kedua golongan ini sering bersaing dalam berebut pengaruh di masyarakat.

Hal tersebut membuktikan bahwa sekalipun kesultanan Aceh merupakan negara Islam, namun kehidupan masyarakatnya tetap bersifat feodal. Feodal atau Feodalisme merupakan sebuah sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan.

Apa agama yang dianut oleh masyarakat dan Kerajaan Aceh?

Abstract – Islam masuk ke Indonesia tidak terlepas dari faktor politis dari Khilafah Abbasiyah yaitu menjadikan kerajaan-kerajaan di Nusantara menjadi Kerajaan-kerajaan Islam, sehingga menjadi bagian Daulah Khilafah. Salah satu Kerajaan Islam terbesar di Nusantara adalah Kerajaan Aceh.

  • Erajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda.
  • Pada masa ini Islam menjadi ideologi Kerajaan Aceh.
  • Islam menjadi landasan filosofis setiap aspek kehidupan di Kerajaan Aceh.
  • Hal ini terlihat dari Adat Makuta Alam yaitu Undang-undang Kerajaan Aceh yang disusun oleh Sultan Iskandar Muda berdasarkan Al Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas.

Dalam Adat Makuta Alam terdapat empat aturan hukum tata negara yaitu hukum, adat istiadat, reusam, dan qanun. Adapun rumusan masalahnya yaitu : Apakah yang melatarbelakangi Sultan Iskandar Muda menerapkan pemerintahan Islam?, Bagaimanakah politik pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Aceh?, Mengapa Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda?.

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengkaji latarbelakang Sultan Iskandar Muda menerapkan pemerintahan Islam, ingin mengkaji politik pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Aceh, dan ingin mengkaji puncak kejayaan Kerajaan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang meliputi: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Dalam bab pembahasan Sultan Iskandar Muda menerapkan pemerintahan Islam dilatarbelakangi oleh tiga faktor yaitu: faktor politis yaitu misi dakwah dari Khilafah Abbasiyah untuk mendakwahkan Islam ke nusantara dan menjadikan nusantara menjadi bagian Daulah Khilafah, faktor sosial budaya yaitu dari lingkungan istana yang sedari awal mengajarkan pentingnya syariat Islam dalam kehidupan.

  • Selain itu tidak terlepas dari didikan sang ayah yaitu Sultan Mansyur Syah yang pada pemerintahannya sangat tegas dalam menjalankan perintah agama.
  • Faktor historis yaitu mulai dari berdirnya Kerajaan Aceh sudah menerapkan pemerintahan Islam.
  • Sultan Ali Mughayat Syah sebagai sultan pertama Aceh meneruskan pemerintahan Islam yang merupakan cikal bakal dari Kerajaan Perlak.

Sultan Iskandar Muda membagi urusan ketatanegaraan menjadi 4 bagian yaitu: pertama bidang pemerintahan dan kebijaksaanaa diurus oleh sultan sendiri, kedua bidang hukum diserahkan kepada Malikul adil. Ketiga bidang qanun diserahkan kepada Maharani Putri Phang, keempat bidang resam diserahkan kepada laksmana atau panglima.

  • Dalam bidang pemerintahan Sultan Iskandar Muda terbagi dalam empat bidang, yaitu: bidang politik, bidang hukum, bidang sosial budaya dan bidang ekonomi.
  • Eempat bidang ini dilandasi oleh syariat Islam dalam setiap peraturannya.
  • Islam menjadi ideologi di Kerajaan Aceh, maka setiap peraturan yang dibuat harus berdasarkan Syariat Islam.
You might be interested:  Masjid Peninggalan Kerajaan Aceh Yang Dibangun Pada Masa Pemerintahan?

Secara otomatis setiap perbuatan masyarakat Aceh harus selalu dilandasi oleh Syariat Islam. Perbuatan tersebut terlihat dalam bidang sosial budaya dan ekonomi. Pada bab kesimpulan, penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu: Sultan Iskandar Muda menerapkan pemerintahan Islam dilatarbelakangi oleh faktor politis, faktor sosial budaya, dan faktor historis.

Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudra Pasai?

Perekonomian Samudera Pasai tergantung pada perdagangan Setelah Kerajaan Sriwijaya di Palembang runtuh, ramainya pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Malaka menguntungkan bagi Samudera Pasai, yang kemudian tumbuh sebagai kerajaan maritim dan bandar transit.

Bagaimana kehidupan ekonomi di Demak?

KOMPAS.com – Masuknya Islam ke indonesia perlahan menggeser kebudayaan Hindu-Buddha yang sebelumnya berpengaruh besar di Nusantara. Masuknya Islam juga memengaruhi kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu, salah satunya Kerajaan Majapahit. Hal tersebut kemudian memunculkan Kerajaan Demak yang sebelumnya merupakan daerah kekuasaan Majapahit.

  1. Dalam buku A History of Modern Indonesia since 1200 (2001) oleh MC Ricklefs, Kerajaan Demak beridri pada abad ke-15 oleh Raen Patah.
  2. Secara geografis, Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah.
  3. Letak Demak cukup menguntungkan, dari sektor perdagangan maupun pertanian.
  4. Baca juga: Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak Dahulu Demak terletak di tepi selat antara Pegunungan Muria dengan Jawa.

Sehingga wilayah tersebut sering menjadi jalan pintas kapal dagang dari Semarang ke Rembang. Sebelum menjadi kesultanan, Demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit, Demak dikenal dengan Bintara atau Glagahwangi. Berkat dukungan para Wali Songo dan daerah-daerah lainnya, Raden Patah memutuskan untuk berpisah dari Majapahit dan berdiri secara mandiri.

Bidang politik

Kerajaan Demak mendapat dukungan penuh dari para Wali Songo, yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam masyarakat. Dalam waktu singkat Demak berhasil menjadi kerajaan Besar. Baca juga: Sejarah Grebeg Besar di Demak Faktor-faktor perkembangan Demak menjadi kerajaan besar, yaitu:

  1. Letaknya strategis karena di tengah-tengah jalur pelayaran nasional dan dekat dengan muara sungai
  2. Demak merupakan produsen beras terbesar di Pulau Jawa
  3. Mundurnya Kerajaan Majapahit

Bidang ekonomi

Bidang ekonomi masa Kerajaan Demak cukup strategis dan berkembang. Letak Kerajaan Demak menjadikannya sebagai kerajaan maritim. Hal ini mendorong aktivitas perdagangan cepat berkembang. Di samping dari perdagangan, kehidupan pertanian di Demak juga sangat maju dan tumbuh pesat. Demak bisa menjual hasil panennya, seperti beras, garam, dan kayu jati karena melewati pelabuhan Bergota dan Jepara.

Bidang agama

Lahirnya Kerajaan Demak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah Islam. Sehingga Demak selalu memperjuangkan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan asing. Berkat dukungan Wali Songo, Demak berhasil menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa yang memiliki pengaruh yang cukup luas.

Bidang sosial dan budaya

Salah satu peninggalan berharga kerajaan Demak adalah bangunan Masjid Agung Demak yang terletak di alun-alun Demak. Beberapa ciri khas dari Masjid Agung Demak yaitu salah satu tiang utamanya terbuat dari potongan kayu, atap tumpang, dan di belakangnya terdapat makam raja-raja Demak.