Kerajaan Aceh merupakan kerajaan yang terletak di bagian utara Pulau Sumatra. Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Hal ini ditandai dengan perluasan wilayah dan perkembangan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, lambat laun Kerajaan Aceh mengalami kemunduran.
Terdapat beberapa faktor umum di balik kemunduran Kerajaan Aceh. Pertama, tidak adanya pemimpin yang cakap setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda. Kedua, terjadi perpecahan internal antara kaum bangsawan kerajaan dengan kaum agama. Ketiga, banyak wilayah yang memisahkan diri, termasuk Johor, Pahang, Perlak, Minangkabau, Siak, dan lainnya.
Selain faktor-faktor umum di atas, terdapat pula faktor khusus yang mendorong keruntuhan Kerajaan Aceh. Pada tahun 1873, Kerajaan Aceh mulai berperang dengan Belanda. Meskipun telah berjuang selama 30 tahun, akhirnya Kerajaan Aceh menyerah kepada Belanda.
Apa saja yang menjadi penyebab kemunduran Kerajaan Aceh jawab?
Masa Kemunduran – Kemunduran Kesultanan Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatra dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus (1840) serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Diplomat Aceh di Penang, Duduk: Teuku Kadi Malikul Adil (kiri) dan Teuku Imeum Lueng Bata (kanan). Sekitar tahun 1870-an Hal ini bisa ditelusuri lebih awal setelah kemangkatan Sultan Iskandar Tsani hingga serangkaian peristiwa nantinya, dimana para bangsawan ingin mengurangi kontrol ketat kekuasaan Sultan dengan mengangkat janda Iskandar Tsani menjadi Sultanah.
- Beberapa sumber menyebutkan bahwa ketakutan akan kembalinya Raja tiran (Sultan Iskandar Muda) yang melatar-belakangi pengangkatan ratu.
- Sejak itu masa damai terasa di Aceh, para Ulèëbalang bebas berdagang dengan pedagang asing tanpa harus melalui pelabuhan sultan di ibu kota,
- Lada menjadi tanaman utama yang dibudidayakan seantero pesisir Aceh sehingga menjadi pemasok utama lada dunia hingga akhir abad 19.
Namun beberapa elemen masyarakat terutama dari kaum wujudiyah menginginkan penguasa nanti adalah seorang laki-laki bergelar Sultan. Mereka mengklaim bahwa pewaris sah masih hidup dan tinggal bersama mereka di pedalaman. Perang saudara pecah, masjid raya, Dalam terbakar, kota Bandar Aceh dalam kegaduhan dan ketidak-tentraman.
Menindaklanjuti pertikaian ini, Kadhi Malikul Adil (semacam mufti agung) Tgk. Syech Abdurrauf As-Sinkily melakukan berbagai reformasi terutama perihal pembagian kekuasaan dengan terbentuknya tiga sagoe, Hal ini mengakibatkan kekuasaan sultanah/sultan sangat lemah dengan hanya berkuasa penuh pada daerah Bibeueh (kekuasaan langsung) semata.
Perang saudara dalam hal perebutan kekuasaan turut berperan besar dalam melemahnya Kesultanan Aceh. Pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah ( 1795 – 1824 ), seorang keturunan Sultan yang terbuang Sayyid Hussain mengklaim mahkota kesultanan dengan mengangkat anaknya menjadi Sultan Saif Al-Alam.
Perang saudara kembali pecah namun berkat bantuan Raffles dan Koh Lay Huan, seorang pedagang dari Penang kedudukan Jauhar (yang mampu berbahasa Prancis, Inggris dan Spanyol) dikembalikan. Tak habis sampai disitu, perang saudara kembali terjadi dalam perebutan kekuasaan antara Tuanku Sulaiman dengan Tuanku Ibrahim yang kelak bergelar Sultan Mansur Syah (1857-1870).
Sultan Mansyur Syah berusaha semampunya untuk memperkuat kembali kesultanan yang sudah rapuh.
Apa yang menjadi penyebab kemunduran kesultanan?
Jawaban ini terverifikasi.1. Terjadinya pertentangan diantara keluarga bangsawan 2.Tidak ada pemimpin yang berwibawa 3.Munculnya kekuatan baru ( masuknya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia).
Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Aceh?
KOMPAS.com – Sejarah Indonesia baru tidak terlepas dari perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah nusantara, salah satunya adalah kerajaan Aceh, Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, perkembangan kerajaan Islam di Indonesia terlihat dari adanya kerajaan-kerajaan berikut ini:
Kerajaan Perlak Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Aceh Darussalam Kerajaan Ternate dan Tidore Kerajaan Demak Kerajaan Pajang dan Mataram Kerajaan Banten dan Cirebon Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan
Kerajaan Aceh berdiri terkait dengan runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai yang bersatu dengan sejumlah daerah di sekitarnya. Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-16 bersamaan dengan datangnya armada Portugis ke Malaka. Raja pertama Kerajaan Aceh adalah Alaudin Ali Mughayat Syah.