Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam?

0 Comments

Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam
Jakarta – Rumah adat masyarakat Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam disebut dengan Rumoh Aceh. Beberapa literatur juga menyebutnya sebagai rumah Krong Bade. Banyak orang Aceh pada zaman dahulu mendiami rumah dengan tipe rumah seperti Rumoh Aceh ini.

  1. Namun, sayangnya hanya tersisa beberapa tempat saja sekarang.
  2. Melansir dari laman resmi Kemendikbud, Rumoh Aceh bahkan sudah diabadikan di komplek Kantor Museum Aceh, Banda Aceh, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dan Rumah Cut Nyak Dhien di Desa Lampisang, 10 km dari pusat Kota Banda Aceh.
  3. Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran agama Islam di Indonesia.

Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh erat berkait dengan budaya Islam. Hal ini terbukti dari bentuk bangunan rumah adatnya beserta keunikan di dalamnya.

Apa makna dari rumah adat tersebut?

Rumah adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat.

Apa bahan pembuatan rumah Aceh?

Rumah Krong Bade (Nangro Aceh Darussalam) Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran agama Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh erat berkait dengan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah arsitektur (rancang bangun) rumah adat Aceh yang bernama rumah Krong Bade atau juga biasa disebut Rumoh Aceh.

Struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sampai dengan 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah.

Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain. Rumah Bolon (Sumatera Utara) Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumah Bolon merupakan sebutan bagi rumah adat suku Batak di Sumatera Utara. Rumah Bolon merupakan rumah panggung yang hampir seluruh bagiannya dibuat menggunakan bahan bangunan yang diperoleh dari alam. Memiliki tiang penopang yang dibuat dari gelondongan kayu, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya dibuat dari bahan daun rumbia atau ijuk.

Untuk menguatkan ikatan antarbahan hingga dapat bersatu rumah Bolon tidak menggunakan satu paku pun. Ia dibuat dengan sistem kunci antarkayu yang kemudian diikat menggunakan tali. Atap yang bentuknya seperti pelana kuda dengan sudut yang sangat sempit sehingga cukup tinggi. Dindingnya pendek tetapi cukup untuk berdiri karena rumah tidak dilengkapi dengan plafon.

Dinding bagian atas dilengkapi dengan anyaman-anyaman yang mempercantik penampilan rumah. Di atas pintu depan terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih. Gambar cicak merupakan simbol bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yang begitu kuat antarsesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terima kasih.

You might be interested:  Tari Seudati Berkembang Di Aceh. Kata Seudati Berasal Dari Kata Syaidati, Yang Artinya?

Apa arti filosofi sebuah gentong air di bagian depan rumah Krong Bade?

Rabu, 25 Juli 2018 19:24 Telusur Elok Aceh Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/statusaceh.net) LAZIMNYA seperti daerah lain, Aceh juga memiliki rumah adat. Masyarakat setempat menyebutnya Krong Bade atau dikenal dengan nama Rumoh Aceh, Jika dilihat dari luar bangunan, Rumah adat satu ini salah satu jenis rumah panggung.

Biasanya Krong Bade memiliki struktur tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Layaknya rumah panggung pada umumnya, Krong Bade memiliki satu ruangan di bawah. Biasanya, ruangan bawah dari rumah ini digunakan untuk tempat penyimpanan bahan pangan. Selain itu, ada juga peruntukan sebagai tempat para wanita melakukan aktivitas, misalnya menenun kain khas Aceh.

Serupa tapi tak sama, rumah adat ini terlihat terbuat dari bahan kayu, kecuali atapnya berbahan daun rumbia atau daun enau dianyam. Untuk lantainya, Rumoh Aceh menggunakan bahan dari bambu. Krong Bade juga memiliki tangga di depan rumahnya. Uniknya, anak tangga di seluruh rumah ini berjumlah ganjil. Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/dekoruma.com) Setelah kita menanjak menggunakan tangga, kita akan disuguhkan dengan ukiran-ukiran unik di rumah ini. Dari ukiran tersebut kita juga bisa menentukan tingkat ekonomi pemilik rumah. Fungsi Tiap Ruang Krong Bade selain berfungsi sebagai identitas budaya juga memiliki fungsi praktis sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Apa Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/steemit.com) Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh, Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong ) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Hal ini karena ruangan ini bersifat privat.

You might be interested:  Terimakasih Bahasa Aceh Nya Apa?

Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga.Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Ciri Khas Krong Bade Setiap rumah adat biasanya memiliki cirikhas masing-masing setiap daerahnya, begitu juga dengan Krong Bade yang memiliki ciri khas dan filosofi pembuatannya.

Berikut filosofi dan ciri khas Krong Bade;

    Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik.