Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh?

0 Comments

Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh
Ukiran yang terdapat di rumah adat suku Aceh, menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh memiliki jiwa seni yang tinggi. Ornamen ini bahkan tak hanya ada di rumah adat saja, namun juga sering ditemukan di tempat ibadah dan kantor pemerintahan.

Apa makna rumah adat Aceh?

Makna di Balik Rumah Adat Aceh – ©2014 merdeka.com/afif Rumah adat Aceh tidak jauh berbeda dengan rumah adat daerah lain yaitu berbentuk panggung. Gaya rumah panggung ini mempunyai filosofi tersendiri, baik dari segi perlindungan terhadap bencana alam maupun dari segi kehidupan sosial.

  1. Rumah adat Aceh yang berbentuk panggung dibuat dengan jarak antara tanah dengan lantai 2,5 – 3 meter.
  2. Jarak ini dibuat agar orang masih dapat berdiri, berjalan, dan melakukan aktivitas di bawah atau di kolong rumah tersebut.
  3. Sebab, berbagai aktivitas masyarakat Aceh zaman dahulu sering dilakukan di bawah rumah.

Kolong rumah adat Aceh ini bisa dijadikan tempat untuk beristirahat atau tempat menyimpan hasil tani, hasil tangkapan ikan, atau juga menyimpan barang-barang yang digunakan untuk menangkap ikan seperti jala dan yang lainnya. Bukan hanya itu, kolong bawah rumah ini juga bisa digunakan anak-anak untuk tempat bermain.

rumah adat Aceh namanya apa?

Nama Rumah Adat Aceh – Masyarakat suku Aceh menyebut rumah adat mereka dengan nama Rumoh Aceh, Layaknya rumah adat suku-suku di Pulau Sumatera, Rumoh Aceh juga merupakan rumah panggung yang memiliki tiga bagian. Panggung pada Rumoh Aceh tergolong tinggi, yaitu sekitar 2,5 hingga 3 meter.

Setiap rumah ini selalu terdapat rambat atau ruang utama. Adapun ruang-ruang yang lain umumnya tergantung pada kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Nantinya jumlah ruangan akan mempengaruhi panjang rumah dan tiang yang menyangganya. Seperti rumoh yang memiliki tiga ruang misalnya, ia harus disangga oleh setidaknya 16 tiang.

Sementara lima ruang, akan disangga 24 tiang.

Apa kegunaan daun rumbia pada atap rumah adat Aceh?

Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumoh Aceh. ©2014 merdeka.com/afif Merdeka.com – Komplek Museum Rumoh Aceh (Rumah Tradisional Aceh) menjadi tujuan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keunikan Rumoh Aceh telah membuat decak kagum siapapun yang melihatnya. Secara artistik tidak hanya indah bentuk dan ukirannya, tetapi juga konstruksinya serba alami. Rumoh Aceh tidak hanya menjadi tempat hunian. Akan tetapi juga menjadi simbol untuk mengekspresikan keyakinan kepada Tuhan. Leluhur orang Aceh membangun rumah ini tidak bim salabim, namun telah melalui berbagai proses rumit karena harus berhadapan dengan seleksi alam tropis di sana.

Proses rumit itu menghasilkan Rumoh Aceh itu, yang dibangun efektif menyesuaikan kondisi alam, misalnya tanpa menggunakan paku dan hanya mengikat antar sendi dengan membuat pasak lebih dulu. Adaptasi terhadap lingkungan bisa dilihat dari konstruksi bangunan rumah berbentuk panggung. Mengingat Aceh berada di kawasan hutan tropis, setiap saat bencana bisa datang, maupun untuk menghindari dari binatang buas kala itu.

Termasuk semua bahan material yang digunakan, semua berasal dari alam tropis yang disediakan Aceh. Longok saja Rumoh Aceh yang berada di Jalan S.A Mahmudsyah Nomor 12 Peuniti, Banda Aceh, misalnya. Tak seberapa jauh dari Pendopo Gubernur Aceh, tepatnya bersebelahan dengan makam Sultan Iskandar Muda menjadi daya tarik sendiri wisatawan lokal maupun mancanegara.

  1. Rumah adat tradisional Aceh ini memiliki 24 tiang dari pohon kayu yang masih bulat setinggi 3 meter yang sudah dijadikan Museum.
  2. Bila Anda berjalan di bawahnya, kita tidak harus menunduk, termasuk orang dewasa dan bahkan ukuran tinggi orang Eropa dengan bebas bisa melintasinya.
  3. Rumoh Aceh juga memiliki ruang yang memiliki berbagai macam filosofi dan fungsi.
You might be interested:  Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh?

Misalnya yang biasa disebut yup moh (Bawah Rumah) merupakan tempat bermain anak-anak dan sejumlah fungsi lainnya seperti tempat menyimpan padi (Kroeng) paska panen. Dani Daud, seorang ahli desainer yang pernah mendesain jembatan panjang di Bali mengatakan dia harus mengelus dada melihat generasi muda sekarang sudah banyak melupakan makna filosofi Rumoh Aceh.

Mirisnya, generasi muda sekarang sudah mulai meninggalkan budaya membangun bangunan yang memiliki corak Rumoh Aceh. Padahal secara kontruksi, Rumoh Aceh itu aman terhadap berbagai bencana, baik gempa, banjir maupun aman dari serangan binatang buas kala itu. “Saya miris sekarang, banyak generasi muda saat ini sudah melupakan bangunan kontruksi Rumoh Aceh, padahal ada banyak filosofi seperti rumah yang tahan terhadap gempa,” ungkap Dani Daud pekan lalu.

Selain itu, Dani menjelaskan Rumoh Aceh beratapkan rumbia dan terbuat dari kayu pilihan yang bisa bertahan ratusan tahun.

Apa makna Penggunaan bahan materi bangunan rumah Krong Bade yang diambil dari alam?

Makna – Rumah Krong Bade mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Aceh. Rumah ini merupakan identitas dari masyarakat Aceh. Penggunaan bahan materi bangunan yang diambil dari alam mempunyai makna bahwa masyarakat Aceh mempunyai kehidupan yang dekat dengan alam.

  1. Masyarakat Aceh bahkan tidak menggunakan paku dalam membuat rumah Krong Bade.
  2. Mereka menggunakan tali untuk mengikat satu bahan bangunan dengan bahan bangunan yang lain.
  3. Ukiran-ukiran pada rumah Krong Bade pun mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Aceh.
  4. Hal ini berhubungan dengan status sosial seseorang dalam masyarakat Aceh.

Banyaknya ukiran pada rumah Krong Bade yang dimiliki seseorang menentukan kemampuan ekonomi dari orang tersebut.

Terbuat dari apa rumah adat Aceh?

Rumah Krong Bade (Nangro Aceh Darussalam) Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Aceh merupakan pintu masuk bagi penyebaran agama Islam di Indonesia pada masa silam. Hal inilah yang menyebabkan budaya Aceh erat berkait dengan budaya Islam. Salah satu yang bukti yang bisa kita lihat dari adanya akulturasi kedua budaya tersebut misalnya adalah arsitektur (rancang bangun) rumah adat Aceh yang bernama rumah Krong Bade atau juga biasa disebut Rumoh Aceh.

  1. Struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sampai dengan 3 meter dari permukaan tanah.
  2. Eseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu.
  3. Arena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah.

Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain. Rumah Bolon (Sumatera Utara) Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Bolon merupakan sebutan bagi rumah adat suku Batak di Sumatera Utara. Rumah Bolon merupakan rumah panggung yang hampir seluruh bagiannya dibuat menggunakan bahan bangunan yang diperoleh dari alam. Memiliki tiang penopang yang dibuat dari gelondongan kayu, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya dibuat dari bahan daun rumbia atau ijuk.

  • Untuk menguatkan ikatan antarbahan hingga dapat bersatu rumah Bolon tidak menggunakan satu paku pun.
  • Ia dibuat dengan sistem kunci antarkayu yang kemudian diikat menggunakan tali.
  • Atap yang bentuknya seperti pelana kuda dengan sudut yang sangat sempit sehingga cukup tinggi.
  • Dindingnya pendek tetapi cukup untuk berdiri karena rumah tidak dilengkapi dengan plafon.
You might be interested:  Senjata Tradisional Yang Digunakan Oleh Suku Aceh Adalah?

Dinding bagian atas dilengkapi dengan anyaman-anyaman yang mempercantik penampilan rumah. Di atas pintu depan terdapat gorga atau lukisan hewan, seperti cicak dan kerbau yang didominasi dengan warna merah, hitam, dan putih. Gambar cicak merupakan simbol bahwa masyarakat Batak adalah masyarakat yang memiliki rasa persaudaraan yang begitu kuat antarsesamanya, sedangkan gambar kerbau adalah simbol ucapan terima kasih.

Apa manfaat dan kegunaan rumah adat Krong Bade?

Rabu, 25 Juli 2018 19:24 Telusur Elok Aceh Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/statusaceh.net) LAZIMNYA seperti daerah lain, Aceh juga memiliki rumah adat. Masyarakat setempat menyebutnya Krong Bade atau dikenal dengan nama Rumoh Aceh, Jika dilihat dari luar bangunan, Rumah adat satu ini salah satu jenis rumah panggung.

Biasanya Krong Bade memiliki struktur tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Layaknya rumah panggung pada umumnya, Krong Bade memiliki satu ruangan di bawah. Biasanya, ruangan bawah dari rumah ini digunakan untuk tempat penyimpanan bahan pangan. Selain itu, ada juga peruntukan sebagai tempat para wanita melakukan aktivitas, misalnya menenun kain khas Aceh.

Serupa tapi tak sama, rumah adat ini terlihat terbuat dari bahan kayu, kecuali atapnya berbahan daun rumbia atau daun enau dianyam. Untuk lantainya, Rumoh Aceh menggunakan bahan dari bambu. Krong Bade juga memiliki tangga di depan rumahnya. Uniknya, anak tangga di seluruh rumah ini berjumlah ganjil. Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/dekoruma.com) Setelah kita menanjak menggunakan tangga, kita akan disuguhkan dengan ukiran-ukiran unik di rumah ini. Dari ukiran tersebut kita juga bisa menentukan tingkat ekonomi pemilik rumah. Fungsi Tiap Ruang Krong Bade selain berfungsi sebagai identitas budaya juga memiliki fungsi praktis sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Adat Aceh, Krong Bade. (Foto/steemit.com) Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh, Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong ) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Hal ini karena ruangan ini bersifat privat.

Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga.Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Ciri Khas Krong Bade Setiap rumah adat biasanya memiliki cirikhas masing-masing setiap daerahnya, begitu juga dengan Krong Bade yang memiliki ciri khas dan filosofi pembuatannya.

Berikut filosofi dan ciri khas Krong Bade;

    Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik.

    Apa makna dari nama rumah adat Tongkonan?

    Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam budaya yang mempengaruhi rumah adat. Suku Toraja adalah salah satu suku yang mendiami Sulawesi Selatan. Suku Toraja memiliki rumah adat yang khas yaitu Tongkonan. Bagian atap rumah Tongkonan terlihat menyerupai perahu.

    Mengapa ukuran pintu Krong Bade dibuat lebih pendek?

    1. Bentuk Bangunan Rumah Krong Bade – Rumah adat Aceh berbentuk persegi panjang dengan arah timur ke barat, yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam menentukan arah kiblat sholat.

      Tangga selalu ganjil

    Pada bagian depan rumah, terdapat tangga dengan tinggi sekitar 2,5 – 3 meter yang bertujuan sebagai cara masuk kedalam rumah. Jumlah anak tangga rumah krong bade selalu berjumlah ganjil atau sekitar tujuh sampai sembilan anak tangga. Hal ini merupakan sebuah simbol mengenai sifat religius dari masyarakat suku Aceh.

    Pintu rumah rendah

    Pintu utama rumah adat satu ini dibuat lebih rendah dari orang dewasa, yaitu sekitar 120-150 cm, sehingga setiap orang yang memasuki rumah harus menunduk. Hal ini menjadi simbol penghormatan tamu yang datang terhadap pemilik rumah. Namun, pintu yang cukup rendah berbanding terbalik dengan isi rumah yang cukup luas loh Ruppers.

    Atap dari daun

    Rumah khas Aceh ini terbuat dari bahan kayu dengan atap daun rumbia. Pembagian dalam ruangan rumah biasanya terdiri dari tiga sampai lima ruangan, dengan satu ruangan utama yang dikenal dengan sebutan rambat.

    Apa makna penggunaan bahan material bangunan Rumah Krong Bade yang diambil dari alam?

    5. Rumah tanpa paku – Krong bade dibangun menggunakan material yang diambil dari alam karena sesuai dengan makna kehidupan masyarakatnya yang dekat dengan alam. Namun, rumah ini dibuat tanpa paku dan hanya menggunakan material tali pengikat, yang disebut taloe meu-ikat. Tali ini terbuat dari bahan rotan, tali ijuk, dan juga kulit pohon waru. Wah, kreatif yah, Ruppers.

    Apa makna dari nama rumah adat Tongkonan?

    Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam budaya yang mempengaruhi rumah adat. Suku Toraja adalah salah satu suku yang mendiami Sulawesi Selatan. Suku Toraja memiliki rumah adat yang khas yaitu Tongkonan. Bagian atap rumah Tongkonan terlihat menyerupai perahu.

    Apa penjelasan rumah adat Bangka Belitung?

    3. Rumah Adat Bangka Belitung: Rumah Limas – Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Adat Limas memiliki bentuk yang unik dan mudah untuk dikenali. (Foto: Portal Informasi Indonesia) Rumah Adat Bangka Belitung yang pertama adalah Rumah Limas. Secara penampilan, Rumah Limas dibuat menyerupai sebuah rumah panggung namun dengan desain dan penampilan yang dibuat lebih modern dan menyesuaikan dengan wilayahnya. Apa Makna Ukiran Yang Terdapat Di Rumah Aceh Rumah Limas bisa dilihat dari bentuk atapnya yang unik. Selain itu, terdapat juga sebuah bengkilas atau ketinggian lantai yang berbeda pada bagian dalam dari rumah ini. Ketinggian lantai tersebut bisa dibedakan berdasarkan status sosialnya. Apabila ada tamu yang berkunjung dan ingin menginap, maka otomatis tamu yang memiliki status tinggi akan menempati lantai tertinggi pada rumah dan sebaliknya.

    Jelaskan apa yang dimaksud dengan rumah tongkonan?

    KOMPAS.com – Rumah adat Tongkonan merupakan salah satu rumah tradisional masyarakat Toraja Provinsi Sulawesi Selatan. Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja yang merupakan sebagai tempat tinggal, kekuasaan adat, dan perkembangan kehidupan sosial budaya orang Toraja.

    1. Dikutip dari buku Injil dan Tongkonan: inkarnasi, kontekstualisasi, transformasi (2008) karya Theodorus Kobong, Tongkonan berasal dari kata tongkon yang berati “duduk”, “menyatakan belasungkawa”.
    2. Tongkonan berati tempat duduk, rumah, teristimewa rumah para leluhur, tempat keluarga bertemu untuk melaksanakan ritus-ritus adat secara bersama-sama, baik ART maupun ARS.

    Bangunan Tongkonan bukan sekedar rumah adat, bukan sekedar rumah keluarga besar, tempat orang memelihara persekutuan kaum kerabat. Apabila sepasang suami istri membangun rumah, pada prinsipnya sebuah Tongkonan telah lahir, walupun tidak dengan sendirinya setiap rumah harus menjadi Tongkonan.

    • Baca juga: Rumah Dulohupa, Rumah Adat Gorontalo Model asli Tongkonan dibuat di langit ketiak Puang Matua dengan bantuan Pande Manarang dan Pande Paliuk membuat rumah dari besi di pusat langit.
    • Aluk yang menyangkut pembangunan rumah, yaitu upacara penahbisannya juga sudah ditentukan di langit.
    • Dasar Tongkonan adalah setiap pasangan suami istri harus membangun rumah sendiri yang kemudian dipelihara oleh keturunannya.

    Rumah tersebut menjadi persekutuan bagi setiap orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan pendirinya khususnya keturunan dalam hubungan vertikal. Melalui Tongkonan, orang Toraja dapat dengan mudah menyatakan identitasnya. Menurut tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi, tongkonan pertama yang dikenal adalah Benua Puan di Marinding yang didirikan oleh Tangdilino.