Banda Aceh, 19 Oktober 2021 – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong agar produk kuliner khas Provinsi Aceh yakni mie Aceh bisa mendunia dan dikenal masyarakat secara global.
Eunikan cita rasa mie Aceh terletak pada racikan bumbu yang kaya akan rempah-rempah, sehingga menghasilkan rasa yang kuat di lidah. Mienya pun cukup unik karena berwarna kuning dan bentuknya tebal pipih. Mie Aceh memiliki beberapa varian, ada yang kering, nyemek, dan basah. Toppingnya pun beragam, ada telur, daging, udang, dan lainnya sesuai selera.
“Mie Aceh sebetulnya lebih dikenal masyarakat daripada ayam tangkap. Hal ini merupakan suatu peluang yang baik, karena makanan yang berbasis mie masih sedikit, kalau berbasis daging sudah banyak, ada rendang, soto, sate, dan juga nasi goreng. Jadi kalau mie Aceh ini bisa kita kembangkan, ini bisa go international,” kata Menparekraf Sandiaga saat menghadiri workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia yang berlangsung di Museum Aceh, Kota Banda Aceh, Selasa (19/10/2021).
“Kita juga bisa membuat festival mie Aceh tingkat dunia. Sehingga, mie Aceh ini dapat menjadi bagian dari program spice up the world, Dan saya ingin melihat ada mie Aceh di New York atau London,” lanjutnya. Selain mie Aceh, ada beberapa kuliner yang menjadi ikon kota Banda Aceh, seperti kuah beulangong (kari daging), timpan, asoe kaya (srikaya), dan roti cane.
Dengan beragam kuliner khas Aceh, tidak heran kalau sektor tersebut di Provinsi Aceh pada tahun 2018 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 3.000 orang. Dan omzet pertahunnya bisa mencapai Rp5,4 triliun. Turut mendampingi Menparekraf, Staf Khusus Bidang Akuntabilitas, Pengawasan, Reformasi, dan Birokrasi Kemenparekraf, Irjen Pol Krisnandi; Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Haryanto; dan Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman. Aceh yang terkenal sebagai provinsi 1.000 warung kopi itu, membuat Menparekraf tertarik untuk mencoba belajar cara menyajikan kopi robusta khas Aceh. Didampingi oleh Pemilik Bawadi Kopi, Menparekraf mulai menyaring kopi menggunakan saringan kain besar yang dibuat seperti bentuk kaus kaki serta gayung besar untuk menampung kopi.
- Semakin tinggi saringan diangkat, kopinya akan semakin nikmat.
- Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga mendorong agar para pelaku usaha di bidang ekonomi kreatif dapat mengembangkan subsektor game dan aplikasi di Kota Banda Aceh.
- Menparekraf menilai bahwa kedua subsektor ini sangat potensial untuk dikembangkan dan menjadi subsektor yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tengah pandemi dan tantangan ekonomi.
Oleh karena itu, Menparekraf berharap melalui program yang dijalankan oleh Kemenparekraf yaitu Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia itu dapat ditingkatkan inovasi, kreativitas, dan kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah dan komunitas.
Contents
Apa ciri khas makanan mie aceh?
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sepiring mi aceh. | |
Tempat asal | Indonesia |
---|---|
Daerah | Aceh |
Bahan utama | Mi, daging (kambing atau sapi) atau makanan laut (udang dan ikan), rempah sejenis kari, seledri, daun bawang, bawang merah |
Variasi | Mi aceh goreng (digoreng dan kering), mi aceh tumis (dengan sedikit kuah) dan mi aceh kuah (sup) |
Mi aceh adalah masakan mi pedas khas Aceh di Indonesia, Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mi aceh biasanya ditaburi dengan bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis,
Apa yang membedakan mie Aceh dengan mie lainnya?
Sajian Mie Aceh di Paradiso Cafe, Sabang memiliki keunikan berupa taburan kacang tanah Kekhasan cita rasa Mie Aceh terletak pada racikannya yang kaya rempah Racikan aneka bumbu membuat nuansa rasa makanan ini begitu kaya Mie kuah dan mie goreng basah sama-sama ditambahkan kaldu, tetapi dengan kadar yang berbeda Ketika mengunjungi Nangroe Aceh Darussalam, mungkin mencicipi Mie Aceh menjadi salah satu target favorit diantara berbagai kekayaan kuliner yang ada di negeri berjuluk Serambi Mekkah itu.
- Salah satu alasannya, adalah komposisi racikannya yang khas, variatif dan yang pasti mie ini ‘berani bumbu’.
- Bagi Anda salah satu penggemar citarasa masakan yang ‘spicy’ atau kaya rempah, maka akan segera terpikat sejak pertama kali aromanya mampir dan menggoda hidung.
- Bertandang sekali saja ke kedai Mie Aceh, tidak akan cukup untuk dapat menjelajahi berbagai variasi rasa yang ditawarkan.
Mie Aceh memang memiliki banyak variasi dalam hal bahan pelengkap dan teknik memasak. Tersedia banyak pilihan bahan pelengkap yang dapat dipesan sesuai dengan selera. Mulai dari daging sapi, kambing, udang, cumi dan kepiting. Terkadang ada pula kedai yang menawarkan bahan pelengkap berupa daging ayam.
- Jika Anda mengira Mie Aceh hanya disajikan dengan cara digoreng, mungkin Anda belum mengenal mie Aceh seutuhnya.
- Masih ada Mie Aceh lainnya, yaitu Mie Aceh Kuah dan Mie Aceh Goreng Basah.
- Eduanya sama-sama ditambahkan kaldu dalam proses pemasakannya.
- Perbedaannya adalah pada kadar kuah kaldu yang digunakan, dimana mie goreng basah menggunakan lebih sedikit kaldu.
Perbedaan utama Mie Aceh dari hidangan mie dari daerah-daerah lain terletak pada racikan bumbu yang lebih tajam dan kaya rempah. Komposisi utama dari bumbu halus di Mie Aceh adalah cabai merah, kunyit, jintan, kapulaga, merica dan bawang putih. Takaran penggunaan racikan bumbu halus yang relatif lebih banyak di dalam setiap porsi Mie Aceh, membuat rasa bumbu-bumbu ini memiliki nuansa saat dimulut kita.
Selain itu, berbeda dengan umumnya mie goreng atau rebus dari tanah Jawa, Mie Aceh tidak menggunakan telur dan sebagai gantinya bumbu halus ditumis bersama bahan pelengkap sesuai pesanan. Cita rasa Mie Aceh belum lengkap tanpa ditemani taburan emping dan bawang goreng. Keduanya akan memperkaya rasa Mie Aceh yang sebenarnya sudah kaya rempah tersebut.
Taburan emping yang renyah dan gurih semakin menambah nikmat mie yang pedas berbumbu ini. Rasa asam yang segar dari ‘bawang acar’ melengkapi paduan rasa yang dijamin menggoyang lidah Anda dengan sempurna. Tidak ketinggalan, segelas es timun serut menjadi teman sepadan bagi Mie Aceh untuk meredakan rasa pedas di lidah.
Apakah Mie Aceh kaya akan rasa?
Bicara soal kota Serambi Mekah, rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas kulinernya. Salah satu yang paling dikenal dan khas adalah Mie Aceh. Bukan sekadar mi biasa, mi ikonik yang satu ini ternyata punya fakta menarik di balik pembuatannya, lo. Penasaran dengan mi Nusantara yang juga terkenal di berbagai daerah di Indonesia ini? Melansir berbagai sumber, langsung simak saja fakta menarik selengkapnya sebagai berikut!
Apa saja bumbu halus Mie Aceh?
Kaya Cita Rasa Bumbu Rempah – Photo Source: @lolasusanti46 Perbedaan utama mie goreng Aceh dari hidangan mie dari daerah-daerah lain terletak pada racikan bumbu yang lebih tajam dan kaya rempah. Komposisi utama dari bumbu halus hidangan ini adalah cabai merah, kunyit, jintan, kapulaga, merica dan bawang putih.
Apa itu Mie Goreng Aceh?
Mie Goreng Aceh adalah salah satu kuliner khas dari Aceh, yang memiliki cita rasa yang sangat pedas. Hidangan ini menggunakan bahan utama mie, dengan jenis mie yaitu mie kuning tebal, yang dicampur dengan bumbu-bumbu spesial khas Aceh. Mie Goreng Aceh biasanya disajikan dengan irisan daging sapi, daging kambing, atau makanan laut seperti udang dan cumi, dengan kuah sup sejenis kari yang gurih dan pedas.