Aceh Dapat Berkembang Menjadi Bandar Perdagangan Yang Ramai Disebabkan Oleh?

0 Comments

Aceh Dapat Berkembang Menjadi Bandar Perdagangan Yang Ramai Disebabkan Oleh
Faktor berkembang pesat – Kerajaan Aceh memiliki wilayah yang luas. Selain itu, juga mampu melakukan perdagangan ke wilayah China, India, Gujarat, Timur Tengah sampai ke Turki. Selama 20 tahun Sultan Iskandar Muda, pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Aceh, mampu menekan perdagangan orang-orang Eropa.

Letak ibu kota aceh strategis di pintu gerbang pelayaran dari India dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, China atau Jawa. Pelabuhan Aceh (Olele) memiliki persyaratan baik sebagai pelabuhan dagang. Pelabuhan itu terlindung dari ombak besar oleh Pulau We, Pulau Nasi dan Pulau Breuen. Daerah Aceh kaya tanaman lada sebagai mata dagang ekspor yang penting dalam mengadakan perdagangan internasional. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh, apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui sepanjang barat Sumatera.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Dalam Kerajaan Aceh perdagangan dijalankan atau dipusatkan pada dua tempat yaitu pasar dan pelabuhan Apa fungsi dua tempat tersebut?

Dalam Kesultanan Aceh Darusallam, perdagangan dijalankan atau dipusatkan pada dua tempat yaitu pasar dan pelabuhan. Namun dua tempat tersebut dibagi fungsinya yaitu Pelabuhan dijadikan sebagai tempat kegiatan perdagangan eksport dan impor, sedangkan pasar digunakan untuk perdagangan lokal/domestik.

Apa yang menyebabkan Sriwijaya maju dan berkembang menjadi pusat perdagangan?

Letaknya strategis – Lokasinya yang berada di tepi Sungai Musi membuat letak Sriwijaya sangat strategis karena berada di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional. Hal ini bahkan berhasil membawa Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara pada masanya.